Tersisa Jenandra dan Narendra berada di ruangan tersebut. Narendra hanya menundukkan kepalanya, di dalam hatinya ia mengabsen seluruh penghuni kebun binatang.
Jenandra beranjak dari duduknya, ia berjalan pelan menatap intens pemuda yang sedang tertunduk dan menggerutu. Ia melewati Narendra.
"Akh."
Narendra terkejut karena Jenandra tiba-tiba memeluknya dari belakang.
"T-tuan apa yang ada lakukan?""Long time no see kitten" ucap Jenandra sensual, sesekali lelaki tampan itu menjilati tengkuk dan cuping telinga Narendra.
Sial deep voice nya membuat Narendra ingin mendesah kencang.
Tok
Tok
Tok"Ck." Jenandra berdecak kesal, siapa orang yang mengetuk pintunya tiada henti. Mengganggu saja. Ia menegakkan tubuhnya kemudian sedikit menjauh dari Narendra "Masuk." Ucapnya.
Pintu terbuka tapi hanya terlihat kepalanya saja yang menyembul ke dalam, sial dia Harsa pradana, untuk apa bocah gembul itu ada disini?
"Oh hai Jen." Sapa Harsa pada Jenandra.
"Tadi Daddy bilang Nana disini, gue diminta daddy buat ngajak makan siang Nana bareng kak Malvin." Malvin masuk setelah Harsa membuka lebar pintunya.
Nana? Apa yang mereka maksud itu Narendra? Apa mereka saling kenal. Batin Jenandra
Malvin meletakkan beberapa makanan di meja Jenandra. "Bubu tau lo sering lewatin makan siang."
"Na ayok makan siang." Malvin menepuk pundak Narendra. Pemuda cantik itu sedikit berjengkit dengan tepukan Malvin. Ia kemudian berbalik. Penyelamatnya datang.
"Lo sakit? Kok pucet?" Harsa segera menghampiri Narendra. Sedangkan Malvin menyentuh keningnya "Nggak panas kok." Timpal Malvin.
"E-nng gue gapapa kok." Narendra menjawab dengan sangat cepat. Ia berjalan menggeret lengan Harsa "Malv ayok katanya makan."
Malvin heran kenapa Narendra tergesa sekali. Gelagatnya juga sedikit aneh.
Tanpa mengucapkan apapun Narendra pergi keluar ruangannya bersama Harsa yang ia geret. "Makan, jangan sampai bubu ngamuk lagi." Peringat Malvin kemudian menyusul Harsa dan Narendra.
Setelah mereka pergi Jenandra sedikit heran sepertinya hubungan Malvin Harsa dan Narendra dekat.
Wajar jika Malvin tidak mengajak Jenandra makan bersama. Jenandra sangat pemilih. Ia akan sulit makan jika sudah bekerja, maka dari itu Theo sering mengirimi makanan.
°°°°°
Malvin Harsa dan Narendra berjalan menuju kantin perusahaan. Kantin perusahaan dibagi menjadi 2 ada yang di lantai bawah dan ada juga yang di lantai atas. Pegawai bebas memilih akan makan dimana, pembagian kantin bawah dan atas hanya agar pegawai tidak terlalu jauh ketika akan makan siang. Mereka hanya tinggal menunjukkan ID card jika ingin makan.
Sedari tadi pandangan pegawai tidak lepas dari ketiga lelaki tadi. Malvin si sulung Dirgantara siapa yang tidak mengenalnya lelaki tampan yang selalu ramah kepada siapapun. Lalu Harsa model manis kekasih dari Malvin. Mereka sudah tidak asing lagi dengan keduanya. Namun ada satu orang yang menarik atensi para pegawai. Lelaki cantik yang memakai kemeja putih. Wajahnya sangat sempurna bahkan banyak diantara mereka mengira bahwa Narendra seorang wanita.
"Gimana udah betah?" Tanya Malvin pada Narendra.
"Masuk aja baru sehari gimana sih lo." Sungut Narendra.
Mereka sampai pada meja pengambilan makanan. Banyak makanan enak bejejer disana. Makanan yang disediakan pun bisa terbilang mewah. Beruntung sekali pegawai disini. Batin Narendra.
"Lah ini gimana gue makannya?" Narendra lupa bahwa ia belum mendapat ID card.
"Lo lupa siapa disebelah gue." Canda Harsa dengan menaik turunkan alisnya.
"Eh Den Malvin mas Harsa, lama gak mampir kesini." Sapa penjaga kantin ia sudah terlihat agak tua. Maklum keluarga Dirgantara sudah cocok dengan catheringnya.
"Iya mbok, kemarin lagi sibuk." Jawab Harsa dengan ramah.
"Nona cantiknya siapa tuh mas Harsa, temennya aden ya?"
Malvin dan Harsa hampir saja menyemburkan tawa mereka saat mendengar pertanyaan tadi. Sedangkan Narendra semakin memanyunkan bibirnya.
"Dia cowok mbok," Jawab Harsa. Si mbok tadi membulatkan mulutnya.
"Namanya Narendra sekretaris barunya Jenan. Besok kalo dia belum ada ID card kasih makanan ya mbok. Kesian ntar kaya anak ilang" Canda Malvin.
"Siap den." Si mbok tadi memberikan dua jempolnya pada Malvin.
"Maaf ya mas, abisnya masnya cantik saya jadi salah kira." Ucap si mbok tidak enak.
Narendra tersenyum ramah "Nggak papa mbok."
Mereka duduk di meja kosong yang ada ditengah. Banyak bisik-bisik mempertanyakan satu orang asing yang tidak mereka kenal.
Suasana yang tadi berisik berubah menjadi senyap ketika Jenandra memasuki area kantin. Jarang sekali CEO mereka mau datang kesini bahkan bisa dihitung menggunakan jari semenjak ia menjabat sebagai pemilik sah, itupun jika ia sedang bersama Jeffrey dan Theo. Malvin dan Harsa heran sejak kapan Jenandra mau menginjakkan kaki di kantin perusahaan tanpa paksaan. Narendra yang merasa aneh pun menoleh ke belakang, ia syok Jenandra berjalan menuju meja mereka berada.
Tanpa banyak bicara Jenandra duduk di samping Narendra. "Kenapa?" Lelaki tampan itu menaikkan sebelah alisnya pada Malvin dan juga Harsa.
Kantin menjadi mencengkam, para karyawan tidak ada yang berani berbicara, sesekali mereka melirik dimana CEO tampan itu berada.
"Yak." Harsa memukul lengan Jenandra yang tiba-tiba mengambil minuman Narendra. "Dia tidak suka susu." Jawab Jenandra santai setelah meminum minuman Narendra.
Malvin dan Harsa cengo, memang benar jika Narendra tidak suka susu. "S-saya sudah selesai makan. Pak Surya sudah menunggu. Permisi." Narendra segera berdiri kemudian membungkuk memberi hormat ke 3 orang tadi. Untunglah ia melihat Surya yang ada di pintu kantin jadi ia punya alasan untuk kabur. Surya adalah asisten Jeffrey yang sementara waktu menjadi sekretaris Jenandra.
Harsa memandang heran Narendra, sedangkan Malvin memandang tajam adiknya. Seperti ada yang tidak beres dengan merekan berdua. Tak berselang lama Jenandra berdiri meninggalkan area kantin.
Jangan lupa vote dan komen.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Friend With Benefit
Romance"Jenandra mesum Dirgantara, lepasin gue bangsat." Narendra Alfareez. "Jie lain kali gak boleh julid." "Jie gak suka, bos buna galak." Jiandra Alfareez. "Om bos jangan galak-galak nanti cepet tua." "Ssstt gak boleh ngumpat sama atasan Na." Jenandra D...