05

279 33 0
                                    

Sampai pada pintu besar bewarna coklat di depannya terdapat meja kerja sepertinya meja kerja sekretaris. "Mas Narendra?" Tanya lelaki tinggi yang tadi duduk di meja sekretaris. Narendra mengangguk.

Tok
Tok
Tok
Setelah mengetuk pintu dua kali ia masuk mengikuti lelaki tinggi tadi.

"Ah sudah yang ditunggu sudah datang." Seru Jonnathan. Pria paruh baya itu menghampiri Narendra menggandeng pundaknya ke hadapan Jeffrey. "Nana ini Jaffrey pemilik Dirgantara corp."

Narendra terkesiap pesona Jeffrey Dirgantara tidak main-main meski usianya sudah tak lagi muda. Beruntunglah Jonnathan ada disini jadi ia tidak terlalu gugup. Narendra membungkuk memberi hormat "Selamat pagi tuan."

"Dan Jef ini Nana mantan sekretaris gue yang akan jadi sekretaris anak lo." Jeffrey tersenyum memperlihatkan dimple indahnya. "Pantes elo betah daun mudanya kek begini." Goda Jeffrey. Jonnathan dan Jeffrey tertawa bersama.

"Kita langsung bicarain kontrak aja gimana? Saran Jeffrey setelah pria itu mendudukan diri kemudian menyodorkan beberapa lembar kertas ke hadapan Narendra.

Narendra duduk bersebrangan dengan Jonnathan sedangkn Jeffrey duduk di sofa single. "Eh emang anak lo udah setuju?" Tanya Jonnathan.

Narendra membaca surat kontrak kerjanya "Em maaf tuan bukankah harusnya masa percobaan dulu?" Narendra heran karena ia langsung mendapatkan kontrak selama 1 tahun. Bukankah harusnya masa percobaan dulu setidaknya 3 bulan.

"Tidak perlu, kinerjamu sudah pasti baik. Jonnathan yang akan menjamin."

Narendra menatap Jonnathan pria itu mengangguk dengan senyuman tipis.

Tanpa berpikir panjang Narendra menandatangi kontrak tersebut karena poin persyaratannya pun tidak memberatkannya, sama seperti persyaratan pada umumnya. Apalagi gaji yang ditawarkan sangat fantastis, bukankah sangat sayang jika ia menolak.

Ketiga lelaki tersebut berbincang cukup lama di ruangan Jeffrey. Ternyata Jeffrey sangat ramah berbeda dengan kesan pertama kali ia melihat pria tersebut. Mereka tertawa bersama membicarakan hal random. Jeffrey melihat jam yang melingkar ditangannya "Ah sudah waktunya."

Hampir waktunya makan siang, Narendra mengikuti Jeffrey dan Jonnathan menuju ruangan anak Jeffrey ya bisa dibilang bos barunya Narendra.

Ternyata ruangan bos barunya berada di lantai paling atas gedung ini. Terlihat sepi karena memang sepertinya lantai ini di khusukan untuk si bos. Tanpa mengetuk pintu Jeffrey langsung membuka pintu di depannya.

"Daddy melupakan sopan santun." Celetuk si pria tampan ketika tau Jeffrey yang membuka kasar pintu ruangannya tanpa mengetuk. Disebelahnya ada Jonnathan sahabat sekaligus calon besan sang papa.

"Cih." Jeffrey berdecih menanggapi sindiran sang putra. "Daddy cuman mau nganter sekretaris barumu."

Jeffrey dan Jonnathan menyingkir menunjukkan orang yang akan menjadi sekretaris baru Janendra.

"Naren?"

Narendra pov
Kantor yang akan jadi tempat gue kerja mewah baget coy. Tapi agak risih juga pegawainya natap gue dari atas sampe bawah. Gak pernah liat cowok ganteng kali ya.

Gila ya si mbak resepsionisnya manggil gue nona. Nona dari mananya coba orang manly gini kok dipanggil nona. Oke singkirkan dulu kedongkolan yang tadi. Gue disuruh nemuin pak Jeffrey pas sampe ruangannya ternyata ada pak Jonnathan. Ganteng banget pak Jeffrey ini sumpah gue gak boong. Pantes aja si Malvin tampangnya ganteng orang bapaknya aja modelan beginian. Kesan pertama gue liat pak Jeffrey ini orang pasti tegas dan kejam dari raut wajahnya. Eh setelah agak lama berbincang ternyata gue salah, Pak Jeffrey gak beda jauh sama pak Jonnathan mukanya aja yang serem aslinya mah receh.

Hampir waktunya makan siang pak Jeffrey anterin gue keruangan anaknya yang bakalan jadi bos gue. Gue harap bos baru gue baik kayak bapaknya gitu. Jadi penasaran sama tampang anaknya, secara bapak sama anak sulungnya aja ganteng gimana si bungsunya coba. Pintu langsung dibuka kasar sama pak Jeffrey emang ya yang punya kantor mah bebas. Gue gak bisa liat tampang bos gue ketutupan sama badan tinggi besarnya pak Jeffrey sama pak Jonnathan. Gue cuman denger suaranya, Gila suaranya berat banget coy. Bikin gue merinding. Tapi gue kayak kenal deh sama suaranya.

Tarik napas hembuskan, gue lakukan itu berulang lalu pasang tampang seramah mungkin, dengan ditambah senyuman. Pas pak Jeffrey sama pak Jonnathan nyingkir dari depan gue, gue bisa lihat tampang bos baru gue.

Deg

"Naren?" Suaranya masuk ke pendengaran gue.

Oke raut wajah gue yang tadinya ramah langsung berubah jadi terkejut.
Narendra pov end

Kedua pria paruh baya itu mengernyit, wajah Narendra dan Jenandra tampak sama terkejutnya tapi Jenandra lebih bisa mengontrol diri, sehingga ia mengembalikan raut wajah seperti biasanya, dingin dan tegas.

"Ini Narendra Alfareez yang akan jadi sekretaris baru kamu. Daddy tidak menerima penolakan dan bantahan." Ucap Jeffrey dengan tegas.

Tubuh Narendra mendadak kaku, lidahnya keluh untuk sekedar memberi sapaan hormat. Pandangannya tertuju pada nama yang tertera di meja si bos "Jenandra Dirgantara" nama yang ditulis elegan dengan tinta emas. Jadi dia si bungsu Dirgantara?

Sedangkan Jenandra mengangguk dengan smirk menyeramkan diwajahnya. "Ah jika itu perintah Daddy,akan Jenan laksanakan dengan baik."

"Waktunya makan siang, ajak Nana makan siang dulu. Baru nanti jelaskan tugasnya. Daddy balik dulu udah ditunggu bubu dirumah." Setelah mengucapkan kalimat tadi Jeffrey berjalan menuju ke pintu.

"Kalian tidak makan siang?" Jeffrey menoleh saat tau si anak tidak beranjak dari duduknya.

"Daddy sama om John duluan saja, nanti Jenan susul." Balas Jenandra tetap mepertahankan raut dinginnya.

"Jangan mempersulitnya." Peringat Jeffrey kemudian beranjak dari sana di ikuti oleh Jonnathan dibelakangnya. Ketika Jonnathan sampai di sebelah Narendra pria itu menepuk bahu Narendra dua kali memberi semangat.















































Jangan lupa vote dan komen.

Ex Friend With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang