Flashback
Deru mesin motor memenuhi sirkuit balap pada malam hari. Semakin malam akan semakin ramai pula remaja yang berdatangan. Ada yang mengikuti balapan ada pula yang hanya sekedar untuk melihat, banyak dari mereka melakukan taruhan siapa yang akan menang dengan hadiah yang fantastis.
Masa remaja adalah masa dimana seseorang mencari jati diri. Begitupula dengan Narendra Alfareez dan Jenandra Dirgantara.
Motor sport hitam baru saja sampai di arena balap. Seorang lelaki dengan badan tegap itu melepas helm full face yang ia gunakan. Menyugar rambutnya ke belakang, seketika para perempun di buat histeris olehnya. "Siapa yang turun?" Tanya Jenandra menghampiri teman-temannya.
"Naren." Lelaki berbadan bongsor menjawab, ia adalah Leo teman satu jurusan Jenandra.
Wajah Jenandra nampak tidak suka dengan jawaban temannya tersebut. "Dimana dia?"
"Tadi sih gue lihat di tenda pemeriksaan motor." Aska senior Jenandra datang dari arah belakang.
Dengan wajah dinginnya Jenandra meninggalkan anggota geng nya.
"Si bos kenapa?" Kevin, lelaki jakung keturunan korea itu bertanya heran. Teman-temannya saling pandang lalu menggeleng secara bersamaan.
Suasana ramai membuat ia sedikit kesulitan mencari dimana Narendra. Setelah puas berkeliling akhirnya ia menemukan tenda milik timnya.
Jenandra mendengus yang di cari malah asik pacaran. Narendra sedang ada di tenda pemeriksaan motor timnya disampingnya ada perempuan cantik yang tengah bergelayut manja. "Gue mau ngomong." Ucap Jenandra datar.
Narendra menaikkan sebelah alisnya, kenapa wajah Jenandra seperti ingin memakan orang. Meysa perempun yang tadi duduk di samping Narendra berdiri, mencuri kecupan di pipi Narendra. "Gue kesana dulu." Narendra mengangguk dan memberikan senyuman mautnya. "Jangan tonjok cowok gue." Ancam Meysa dengan sedikit memukul lengan Jenandra.
Setelah Meysa pergi Narendra menyalakan rokok yang ia ambil ditasnya, menghisapnya dalam-dalam lalu dihembuskan kasar ke wajah Jenandra "Apa? Wajah lo kayak abis diputusin." Tanya Narendra santai.
Jenandra masih diam memperhatikan bagaimana Narendra menikmati rokoknya. "Gak usah turun." Jenandra mengatakan dengan penuh penekanan.
"Gak bisa." Narendra menjawab dengan cepat. Ia menghisap rokoknya lagi.
"Lo butuh duit? Biar gue yang turun gantiin lo." Kali ini Jenandra yang akan menggantikan Narendra karena percuma juga Jenandra melarang Narendra. Lelaki di depannya ini keras kepala.
"Lo yakin?" Narendra bertanya setelah menghembuskan asap rokoknya.
Jenandra merebut rokok ditangan Narendra, Ia buang dengan kasar dan di injak. "Asal lo gak turun."
"Okey." Narendra berdiri dari duduknya, balapan sebentar lagi dimulai.
Suara geberan knalpot motor semakin keras. Ada tiga orang yang akan melakukan balapan kali ini. Jenandra masuk ke garis start, ia menggunakan motor sport putih milik Narendra. Seorang perempuan berpakaian minim berdiri didepan garis start dengan membawa sapu tangan.
Satu
BrmmDua
Brmmm BrmmmTiga
Pada hitungan ketiga si perempuan melambaikan sapu tangan yang ia bawa. Keriga orang tadi melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
Jenandra berada di urutan paling belakang, ia dengan santai melajukan mesin motornya. Setelah sedikit jauh dari garis start ia berhasil menyalip satu orang di depannya. Tinggal satu orang lagi. Rafael musuh yang dikenal licik. Inilah alasan Jenandra tidak mengijikan untuk Narendra mengikuti balapan, musuhnya kali ini adalah Rafael si licik. Tak berselang lama Janendra dapat mendahlui Rafael namun Rafael yang mempunyai rencana licik berusaha menjatuhkan Jenandra dengan menendang motornya, tapi ini adalah Jenandra si raja jalanan. Jenandra mengurangi kecepatan motornya hingga Rafael berada di depan. Garis finish sudah di depan mata, dengan smirk menyeramkan Jenandra tiba-tiba menyalip ditikungan hingga membuatnya menjadi pemenang.
Sorak sorai pendukung Jenandra ramai terdengar, mereka berkerumun menghampirinya memberi ucapan selamat. "Pacar aku emang paling hebat." Ucap perempuan berambut pendek dan penampilan sexy memeluk Jenandra yang dibalas pula olehnya.
Jenandra menyerahkan sebagian uang yang ia menangkan pada Leo. "Buat party."
Leo menerima uang tersebut "Lo gak ikut? Kasih Naren aja deh biar dia yang pegang."
"Gue ada urusan." Jawab Jenandra "Naren besok ada ujian." Lanjutnya.
Leo dan yang lainnya mengangguk. Yang di bicarakan baru saja datang, rambutnya sedikit acak-acakan. "Kalo abis ngejatah rapiin dulu kali." Sindir Kevin dengan tawanya.
"Sialan lo. Gue abis ngater Meysa balik." Jawab Narendra sedikit ngengas.
Jenandra memeluk pinggang Rania- kekasihnya dengan erat kemudian berbisik"Gue gak bisa nganter. Lo bisa balik sendiri kan?"
Rania memanyunkan bibirnya tapi ia tetap mengangguk dengan perkataan Jenandra. Jika ia menolak bisa-bisa Jenandra marah padanya. "Udah gue pesenin taxi online." Lanjut Jenandra.
Setelah mengantar Rania ke taxi online yang sedang menunggunya Jenandra kembali menghampiri teman gengnya. "Gue balik duluan." Ia mengambil helmnya kemudian pergi meninggalkan arena.
"Balik sana besok ujian" Suruh Aska pada Narendra yang masih asik bermain game.
Narendra segera mengantongi ponselnya "Hehe iya iya bang ini balik." Mengambil jaketnya dan berpamitan pada yang lain.
Setelah Jenandra dan Narendra pergi anggotanya pun bersiap untuk pergi berpesta di club yang biasanya mereka kunjungi.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya 🤗

KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Friend With Benefit
Romansa"Jenandra mesum Dirgantara, lepasin gue bangsat." Narendra Alfareez. "Jie lain kali gak boleh julid." "Jie gak suka, bos buna galak." Jiandra Alfareez. "Om bos jangan galak-galak nanti cepet tua." "Ssstt gak boleh ngumpat sama atasan Na." Jenandra D...