Chapter 15

11.1K 1K 40
                                    

Ren menginjakkan rumah dan mendahului Grey, melihat raut wajah tuannya yang tak bersahabat Henry ragu untuk menyampaikan pesan dari keluarga besar Grey.

"Ada apa dengan wajahmu" tanya Grey, dimana ekor matanya menangkap mimik wajah Henry.

"Maaf tuan, keponakan anda Emma akan melangsungkan pernikahan di Scotlandia besok"

Grey melupakan jadwal itu.....

"Ah, iya, besok kita berangkat ke sana"

"Tapi tuan....."

"Apa lagi?"

"Tuan muda Dany? Keluarga besar anda menginginkan anda bersama....."

"Aku akan membujuknya nanti"


.



Ren bimbang, setelah memenjarakan Gily hidupnya masih terasa kosong, kekayaan tak terhingga milik Anderson tak membuatnya bahagia sedikitpun.

Ia rindu profesi pekerjaan dan teman temannya.

Ren memejamkan matanya sejenak untuk menenangkan pikirannya.






Selesai menerbangkan pesawatnya dari Dubai, Ren yang masih mengenakan seragam pilotnya (tanpa topi) mampir sebuah kedai kopi dan kue tak jauh dari bandara.

Ren mengantre dan sesekali membalas sapaan para remaja dan anak anak yang  melihatnya kagum.

Ren tampak bahagia, hidupnya terasa sempurna, sudah hampir satu bulan ia tak bertemu kekasihnya Daniel.

Ia berencana akan memeri kejutan untuk Daniel. Dan itu sudah menjadi rutinitasnya.

Namun didalam antrian itu ekor matanya menatap remaja dengan wajah pucat yang menatapnya dengan mata berbinar.

Ren ingin membalas dengan menyapa remaja itu, namun antrian sudah sampai pada dirinya.

Setelah pesanannya disiapkan Ren memberi remaja itu smooties stroberi.

"Ini untukmu, kopi tidak baik untuk remaja sepertimu" ucap Ren lalu meninggalkan tempat itu.

Namun remaja itu mengikutinya "terima kasih" ucapnya.

Ren tersenyum melihatnya.

".....sekarang saya sudah menemukan impian saya berkat anda tuan" imbuhnya yang membuat Ren menautkan kedua alisnya.

".....saya ingin terbang seprti anda tuan"

Ren melangkah mendekati remaja itu, "aku akan menunggumu di tempat kerja maskapiku.....emmmm?"

"Dany, nama saya Dany Anderson"

"Sampai jumpa Dany" ucap Ren sambil mengusap pucuk rambut kepala Dany.



Ren terbangun setelah mendapat mimpi itu, ia baru ingat bahwasaanya dimasa lalu ia pernah bertemu dengan Dany.

Nafas Ren memburu, kenapa Dany tiba tiba muncul kedalam mimpinya?.

Mengetahui tak ada air putih dinaskas, Dany keluar kamar dan melihat Grey dengan jus ditangannya.

Tanpa pikir panjang, Dany mengambil lalu meminumnya sampai tak bersisa.

Keringat didahinya menggambarkan jika Dany sedang tidak baik baik saja.

"Dany, ada yang sakit" khawatir Grey sambil mebgusap kening Dany.

Dany menggeleng "sebenarnya apa yang terjadi malam itu Grey, kenapa kita bisa kecelakaan ditengah malam?, apa itu rencanamu?" Tanya Ren yang tak bisa mengingat kejadian itu, meihat wajah pucat Dany didalam mimpinya, hati Ren semakin tergerak untuk mengungkap kematian Dany.

Not Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang