Chapter 17

13.5K 1.1K 55
                                    

Flashback

Melihat Emma yang begitu bersimpati dengan dirinya. Dany menceritakan kisah kelam hidupnya bersama Grey.

Air mata Emma mengalir begitu deras saat mendegarnya.

Ini bukan lagi sebuah kejahatan tapi kemanusiaan.

Emma bersedia membantu Dany sekiranya untuk sedikit membalas perbuatan Grey.

Grey begitu mencintainya saat ini, membuatnya kehilangan dirinya, akan membuat kacau pikiran dan mentalnya.

Emma lalu memberinya suatu rahasia.

Kamar yang ditempati Dany juga Grey adalah kamar milik kakak Emma yang saat ini berada di Canada bersama suami dan anak anaknya.

Emma yang sering bermimpi buruk membuat sang kakak kerepotan. Sampai ia berinisiatif untuk membuatkan pintu yang tembus dengan kamar Emma disebelahnya.

Pintu itu dibuat oleh pelayannya terdahulu yang sudah tiada, mereka merahasiakan hal itu karena sang orang tua ingin mengajarkan Emma untuk berani dan mandiri.

Jadi Emma meminta kakak perempuannya untuk merahasiakan pelarian Dany dari Grey.

Dengan menggunakan pakaian Emma Dany keluar dari area itu bersama calon suami Emma yang terpaksa mengikuti drama dari calon istrinya itu.

Semua berjalan mulus dan saat ini ketiga orang itu hanya melakukan perannya yang pura pura tidak tau perihal keberadaan Dany.

Flashback off.

.

Grey menendang meja didepannya karena kepolisian tidak menemukan tanda tanda Dany keluar dari wilayah bahkan kamar itu.

Grey mengusap kepalanya frustasi mendengar penjelasan dari pihak kepolisian.

Semua cctv tidak mengalami kerusakan dan tidak ada kejangalan sedikitpun dari rumah yang mereka tempati.

Semua orang punya alibi kuat dan dapat dibuktukan dengan setiap cctv yang merekam mereka saat Dany menghilang.

Pintu kecil yang tertutup nakaspun tak terdeteksi oleh siapapun saat diperiksa.

Grey akhirnya kembali ke Inggris untuk mengurus visanya kembali agar lebih lama di Skotlandia untuk mencari keberadaan Dany.

Hari berganti hari, Dany belum juga ditemukan. Grey mulai kehilangan akal sehatnya.

Sampai nama satu orang yang muncul dikepalanya. Riana.

Gadis itu tau segalanya tentang Dany. Tanpa pikir panjang Grey langsung mencari keberadaan Riana yang kini berada disebuah club malam dan langsung menyeretnya.

Dihalaman rumah Grey, Gadis itu dipegangi dua orang berbadan besar dan Grey menampar pipi mulus itu berulang kali.

"KATAKAN DIMANA DANY!" Dengan suara lantang yang begitu menggema Grey teriak dedepan wajah Riana.

"Aku tidak tau Grey!" jawab Riana karna memang gadis itu tidak tau keberadaan Dany sama sekali.

"AKU TAU KAU WANITA LICIK, KAU YANG MENCULIK DANYKAN, KAU TAU KELEMAHAN DANY, KAU TAU SEGALANYA TENTANG DANY. KAU YANG MENCULIK DANYKAN!"

Grey dengan kasar menarik rambut Riana. Namun Riana tak gentar sedikitpun, meski ia takut, dirinya tak akan menangis. "Kau membunuhkupun tak akan membuktikan aku yang menculik Dany" ungkapnya dengan smirk liciknya. "Kau yang terakhir bersama Dany, harusnya kau yang bertanya dengan dirimu sendiri. Atau memang kau yang berbuat sesuatu pada Dany"

Not Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang