Gunwook, Wonyoung, Hanbin dan Paman Jang berjalan menyusuri jalan setapak demi sampai ke tempat festival. Terkadang mereka selingi dengan candaan agar terasa tak membosankan meski jarak antara pantai dan rumah Paman Park tidak begitu jauh.
"Kalian tahu waktu Wonyoung kecil dia selalu meminta jatah cumi bakar 2 kali lipat maka dari itu ia sering dijuluki si kecil yang tukang makan" ucap Paman Jang.
"Tak heran bila dewasa ini yang di otaknya hanya makanan makanan dan makanan" ledek Gunwook.Dan berhasil mendapatkan pukulan di bahu Gunwook. Wonyoung berdecak kesal
"Kau dan aku itu tidak ada bedanya, sama saja kau juga tukang makan, jangan menghinaku"."Namun sayang koki yang biasa diminta oleh Wonyoung sudah meninggal 2 tahun setelah Wonyoung pindah ke Samjinae"
"Sayang sekali ya, padahal aku ingin mencicipi makanan dari koki itu pastinya lezat terbukti Wonyoung saja sampai nambah porsi" ucap Hanbin."Asal kau tahu saja kak, Wonyoung itu pemakan segala, lezat tidaknya sebuah makanan bukan masalah untuknya"
"Yaaak Gunwook diam" ucapnWonyoung kesal. Paman Park dan Hanbin terkekeh melihat keributan kecil yang dibuat oleh Gunwook dan Wonyoung.
Setelah beberapa menit berjalan mereka tiba di bibir pantai yang kebetulan malam itu berhiaskan penuh bintang dan bulan purnama. Angin yang bertiup sedikit kencang.
Gunwook berdiri dihadapan Hanbin, merapatkan jaket yang digunakan serta kupluk yang bertengger manis di kepalanya.
"Kakak tak kuat udara dingin, jangan sampai sakit oke"Hanbin mengangguk sambil tersenyum manis. Tulang pipinya naik dan itu membuat Gunwook serta Wonyoung berdecak gemas. Meski Hanbin paling tua diantara keduanya, namun tingkah Hanbin yang menggemaskan selalu menjadi candu untuk Gunwook dan Wonyoung.
"Kalian mau kemana dulu, mau langsung makan atau permainan dulu kebetulan disini ada beberapa mainan yang perlu kalian coba" tanya Paman Park.
"Mungkin kita akan berkeliling dulu dan mencoba permainan disini paman" ucap Wonyoung dan diangguki oleh Gunwook Hanbin.
"Baiklah kalau begitu kalian bertiga bersenang-senanglah, paman akan menunggu di kedai milik sahabat paman yang letaknya tak jauh dari sini, lihat kedai yang bergambar ikan itu nah kalau kalian sudah selesai kalian bisa kesana mengerti" jelas Paman Park.
"Mengerti paman" ucap Gunwook dengan semangat.
Akhirnya mereka bertiga berpisah dengan paman Park. Mereka berjalan mengelilingi bibir pantai. Lalu singgah di sebuah tenda permainan. Banyak para remaja dan anak-anak bersorak melihat para pemain merubuhkan tumpukan kaleng dengan bola.
"Kau bisa Gunwookie" tanya Hanbin.
"Bisa, ayo Wonyoung kita bertanding siapa yang menang dia bisa mendapatkan 2 porsi cumi bakar untuk malam ini"Tentu saja Wonyoung mengangguk dengan semangat. Hanbin menggeleng, soal makanan memang diantara mereka tak ada yang mau mengalah.
Setelah aba-aba keduanya fokus untuk mendapatkan kemenangan. Hanbin terkekeh melihat ekspresi serius Wonyoung.
Dan akhirnya permainan dimenangkan oleh Gunwook. Ia tersenyum bangga sambil menepuk dadanya.
"Lihat kau memang payah Wonyoung-ah, kau takkan pernah bisa mengalahkanku""Huh sombong sekali sih, kak lihat Gunwookie meledekku terus" ucapnya sambil mengadu pada Hanbin.
Hanbin hanya terkekeh sudah tahu persis tabiat Gunwook yang gemar sekali jahil kepada Wonyoung."Ini hadiah boneka hamster untuk kakak, karena kakak begitu mirip dengan si kecil ini" ucap Gunwook sambil tertawa.
Hanbin memukul kecil bahu tegap Gunwook.Lalu mereka kembali berjalan sambil menikmati makanan yang disediakan.
"Biasanya akan ada penampilan musik, kita bisa kesana untuk menari" ucap Wonyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐘 𝐘𝐎𝐔𝐑 𝐒𝐈𝐃𝐄
FantasySung Hanbin harus merelakan apa yang bukan menjadi bagian dirinya, namun dia adalah sosok istimewa dari sekian manusia. Dan bertemu tiga sosok dominan alpha yang menjadi garis hidupnya. Sayang, kedua orang tuanya merencanakan hal buruk demi keberlan...