#10

553 74 1
                                    

Gyuvin dan Taerae berjalan ke arah depan panggung. Setelah pembukaan dengan luncuran berbagai jenis kembang api, akhirnya festival itu resmi dibuka.

Musik-musik klasik menjadi kegemaran Taerae pun mulai dimainkan. Tak jarang Taerae mengikuti liriknya dengan penug penghayatan. Gyuvin pun sama, tapi mungkin ada beberapa lagu asing yang baru didengar oleh telinganya.

Tiba saatnya musik dengan full beat mulai dimainkan, awalnya area yang mereka tempati begitu lengang, namun ketika musik ini dimainkan, tempat Gyuvin dan Taerae menjadi penuh. Bahkan ada yang sengaja mendorong dari belakang ke depan demi mendapatkan posisi paling depan.

Gyuvin merasa kalau ia terpisah dengan Taerae, namun itu tak menjadi masalah ia bisa menelfon anak itu nanti, yang jadi permasalahan bagaimana ia keluar dari posisi ini. Ia berjalan perlahan melewati ratusan orang.

Namun nampaknya suasana menjadi sedikit kacau. Hingga tanpa sadar tangannya meraih pinggang seseorang, dan ia terjatuh bersama dengan orang yang ada di dekapannya.

Suasana seketika menjadi hening, hanya dengingan kecil yang masuk kedalam telinganya. Ia melongok rupa dari orang yang berada didekapannya.
Begitu terlihat, ia cukup terkejut melihat wajah putih bersih dengan mata yang berbinar bak galaksi.

Pipi manusia kecil dihadapannya perlahan mulai merona, seperti buah peach yang ranum. Gyuvin segera sadar, atau ia dan orang yang ada dipelukannya akan menjadi korban yang terinjak-injak.

Ia membantu orang itu berdiri, membersihkan pasir putih yang menempel di pakaiannya. Tanpa sadar tangan keduanya masih bergandengan.

"Kau tak apa?" Tanya Gyuvin, lalu dijawab gelengan pelan dari pemuda dihadapannya.

"Kau bisa membantuku keluar dari sini, aku cukup kesulitan" pintanya, dan Gyuvin pun mengangguk, menyanggupi permintaan pemuda dihadapannya. Karena ia pun memiliki tujuan yang sama.

Langsung saja Gyuvin merangkul pundak pemuda itu, dan tentu saja pemuda itu sedikit terkejut.
"Ah maaf aku melakukannya, aku ingin kau tak tertinggal".

Akhirnya mereka berdua berhasil keluar dari kerumunan itu, keduanya bernafas lega. Gyuvin sadar kalau cara berjalan pemuda disampingnya sedikit berbeda.

"Terimakasih kau sudah membantuku tadi perkenalkan namaku Sung Hanbin, panggil saja Hanbin, kau siapa?" Tanya Hanbin.

Gyuvin menjabat tangan yang terulur di depannya.
"Sama-sama, menurutku tak jadi masalah, dan namaku Kim Gyuvin, panggil saja Gyuvin"

Hanbin mengangguk, keduanya berjalan pelan menuju sebuah bangku yang terletak tidak jauh panggung acara.
"Kau datang sendiri kemari?" Tanya Gyuvin.

"Tidak, aku kemari bersama kedua sahabatku namun aku terpisah, lalu kau bagaimana?" Ucap Hanbin.

"Aku sama sepertimu, datang kemari dengan seorang sepupuku dan kami terpisah" ujar Gyuvin.

Keheningan kembali melanda keduanya.
Netra Hanbin terfokus pada deburan ombak malam itu. Dan Gyuvin terfokus pada rupa Hanbin yang ia lihat dari samping.

"Kenapa dia begitu manis" batinnya.

"Gyuvin asli warga sini kah?" Tanya Hanbin.
"Bukan, aku datang dari Seoul, aku kemari hanya untuk liburan, lalu kau?"
"Aku juga bukan, aku dari Samjinae" ucap Hanbin

"Samjinae yang terkenal dengan penghasil sayuran dan kalau tak salah kemarin baru diadakan festival lampion kan" ucap Gyuvin.

"Huum kau benar"
"Aku sangat ingin datang kesana namun waktunya yang masih belum sempat" ucap Gyuvin.
"Kalau begitu datanglah tahun de-"

𝐁𝐘 𝐘𝐎𝐔𝐑 𝐒𝐈𝐃𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang