#14

467 70 0
                                    

Pagi menjelang, hari ini adalah hari dimana Gunwook, Wonyoung dan Hanbin harus kembali ke Samjinae.
Paman Park juga sudah datang menjemput.

Sebenarnya mereka masih ingin berlama-lama di Busan namun sayang kewajiban di Samjinae juga sudah tidak bisa ditinggal. Mereka tengah berpamitan pada paman Jang.

"Nanti di waktu luang kalian mainlah kemari, jangan sungkan yah, aku sangat senang bila kalian mau berkunjung lagi" ucap Paman Jang.

Gunwook maju pertama untuk memeluk paman Jang.
"Terimakasih paman, nanti kami akan kembali lagi kesini"
Lalu disusul Wonyoung yang memeluk Paman Jang untuk berpamitan.
"Aku akan merindukan paman"

Paman Jang mengelus surai panjang Wonyoung lalu tersenyum. Terakhir Hanbin untuk memeluk Paman Jang.
"Terimakasih paman, disaat waktu luang nanti aku kan kembali lagi"
"Huum berjanjilah anak manis, bila tidak akan aku tagih perkataanmu" ucap Paman Jang diakhiri dengan kekehan pelan.

"Baiklah kalau begitu kami pamit pulang dulu ya, sampai jumpa lain waktu" ucap Paman Park.

Lambaian tangan itu menjadi perpisahan antara Paman Jang dan tiga sekawan itu.
Hingga mobil itu tak nampak, Paman Jang segera masuk ke rumahnya.

Pantai dan aroma laut menjadi saksi kebahagiaan yang singkat namun banyak kenangan.

.
.
.

Hanbin memakai cardigan rajut hadiah dari ibu Wonyoung. Perjalanan ke Samjinae entah kenapa membuat perasaan Hanbin gelisah, bahkan sejak tadi ia tak henti meremas tangannya sendiri, ia gugup tapi entah apa penyebabnya. Gerak-gerik itu tertangkap oleh pandangan Gunwook.

Lalu tangan besar Gunwook menangkup tangan yang lebih kecil. Mengusap pelan tangan itu.
"Tanganmu basah kak, kau tak apa kan?" Tanya Gunwook.
"Uh-oh aku tidak apa, eum aku sedikit gugup tapi tidak tahu apa penyebabnya" jawab Hanbin.

Wonyoung menangkup sebelah tangan Hanbin, menepuknya pelan.
"Bilang pada kami bila kau merasakan sesuatu ya kak"
Hanbin mengangguk mendengar titah Gunwook.

.
.
.

Kim Jiwoong, Kim Taerae dan Kim Gyuvin tengah dalam perjalanan kembali ke kota. Kembali ke rutinitas yang begitu sibuk.
Saat ini Taerae tengah berkendara, namun ada hal aneh yang terjadi, kini mobilnya begitu tenang dan sunyi seperti tak ada makhluk lain selain dirinya.

Ia melirik ke arah kanan terlihat Kim Gyuvin yang tengah menatap jalanan melalui jendela mobilnya. Lalu sebelah kiri ada Kim Jiwoong yang sedang fokus dengan ponselnya namun sesekali melihat kearah keluar.

"Yak" Taerae tiba-tiba teriak dan tentu saja mengagetkan kedua insan yang tengah merenung.
"Ada apa Taerae kau menabrak sesuatu?" Tanya Jiwoong.
"Bisakah kalian bersuara sedikit aku sedikit mengantuk" ucap Taerae sambil terus menatap ke depan.

Kim Jiwoong menghela nafasnya kasar, entah apa yang ia rasakan namun rasanya begitu menyesakkan di relung dadanya. Bahkan ia seakan mendapat sinyal sedih di otaknya.
"Gyuvin-ah bernyanyilah agar Taerae tak mengantuk"

Kim Gyuvin memutar bola matanya malas, ia tahu kakaknya selalu aneh tapi bisakah sehari saja keanehan itu tidak dikeluarkan Gyuvin sudah muak.

"Kenapa tidak kau saja, kau bisa menyanyi banyak lagu" ucap Gyuvin
"Aku sedang tidak berselera"
"Kalau begitu aku sama"
"Bisakah kau mengambil jalan yang berbeda, kau selalu ingin terlihat sama denganku, jangan-jangan kau ingin sama terkenalnya denganku" ucap Jiwoong.

Kim Gyuvin berdecak pelan lalu menegakkan tubuhnya.
"Ya dengar Kim Jiwoong, aku tak tertarik dengan semua kepopuleranmu itu paham"
"Kakak, panggil aku kakak, kau tak sopan sekali sih" protes Kim Jiwoong.

𝐁𝐘 𝐘𝐎𝐔𝐑 𝐒𝐈𝐃𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang