Benar saja, Arabela tidak bercanda saat dia mengatakan akan mengajak Shenaa bertemu dengan kedua orang tuanya. Saat ini kedua wanita itu sedang di perjalanan menuju rumah Arabela, sepanjang jalan Shenaa tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, sungguh dia sangat senang Ara mengajaknya ke bertemu kedua orang tuanya.
"Kenapa kau senyum-senyum begitu?, apakah kau sesenang itu bertemu kedua orang tuaku?", tanya Ara sambil sesekali menatap Shenaa.
Shenna mengangguk malu, dia tidak menjawab tapi hanya tersipu malu dan itu membuat Ara merasa lucu saat melihat shenaa.
"Sepertinya kau akan cocok dengan mommy".
"Kenapa?".
"Karena mommy sangat suka dengan karakter wanita sepertimu".
"memangnya aku kenapa?".
"Kau cerewet dan suka mengambek tidak jelas".
"Ara!!".
"Shenaa?!".
Keduanya lalu tertawa bersama, Shenaa kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Ara, senyuman terpancar di wajahnya, "thank u babe", ucapnya.
Ara tersenyum mendengar Shenaa memanggilnya babe, "usahakan jangan memanggilku dengan panggilan itu saat di depan Ares", jawab Ara.
"Kenapa?".
"Aku takut dia akan menirumu", ucap Ara sambil tertawa.
Shenaa merasa lucu dan kembali tertawa mendengar guyonan Ara, dia merasa Ara adalah wanita yang berbeda dengan kebanyakan wanita lainnya termasuk dengan dirinya sendiri, Ara seperti memiliki dua kepribadian dingin dan humoris di waktu bersamaan.
Skip...
Setibanya di rumah Ara, Shenaa kagum melihat rumah mewah dan megah itu, Ara memang anak seorang konglomerat. Shenaa lalu mengikuti Ara masuk ke dalam rumah.
"Sayang, kamu semalam tidur dimana?", tanya Nya. Chankimah saat melihat putrinya baru datang. Wanita paru baya itu terlihat sangat anggun dan cantik, dia belum menyadari ada orang lain yang datang bersama Ara.
"Aku lembur, makanya tidak pulang", jawab Ara. "Oh iya mom, kenalkan ini Shenaa sahabatku", ucap Ara sambil mengenalkan Shenaa pada ibunya.
Shenaa langsung tersenyum saat menatap Nya. Chankimah begitu pun dengan Nya. Chankimah, "Ya Tuhan kamu cantik sekali sayang", ucap Nya. Chankimah sambil mengulurkan tangannya pada Shenaa.
"Terima kasih bibi", jawab Shenaa.
"Heii...siapa yang kau panggil bibi?, panggil saja mommy seperti Ara memanggil mommy, kau tahu sayang, kau adalah orang kedua yang Ara bawa ke rumah ini setelah Wilona", ucap Nya. Chankimah.
Shenaa menatap Ara dan Ara mengangguk, "baik mommy", jawab Shenaa.
Kedua wanita itu langsung berbicara dengan akrab, ternyata benar Nya. Chankimah sangat cocok dengan Ara, bahkan dalam sekejap mereka langsung mengabaikan Ara yang ada disitu. Tapi itu tidak masalah, Ara langsung menuju kamarnya sambil menunggu makan siang bersama keluarganya.
"Sayang, bisakah kau memanggilkan Ara?, dia mungkin ada di kamarnya di lantai atas", ucap Nya. Chankimah.
Shenaa menatap ke atas, "baik mommy, aku keatas dulu", jawab Shenaa.
Wanita itu lalu ke atas mencari keberadaan Ara, tidak sulit menemukan kamarnya, karena kamar pertama lantai atas adalah milik Ara. Shenaa masuk ke kamar itu tanpa mengetuk, dia menatap sebuah foto pernikahan Ara dan Ares tergantung di kamar itu, Shenaa menatap Ara yang tertidur dengan pelan dia mendekati wanita itu.
"Babe..bangun, ayo makan dulu, mommy dan daddy sudah menunggu di bawah", ucap Shenaa sambil mengusap lengan Ara.
Ara membuka matanya, dia menatap Shenaa sejenak, entah apa yang ada dipikirannya Ara mengambil tangan Shenaa dan menciumnya, sikapnya itu membuat wajah Shenaa tersemu malu.
Ara lalu bangun dan bersandar di ranjang, Shenaa tersenyum memperhatikan wanita itu, wajah kantuknya membuat Ara terlihat sangat menggemaskan. Shenaa lalu merapikan rambut Ara yang sedikit berantakan, tiba-tiba Ara memeluk Shenaa dan dia bersandar di dada wanita itu. Shenaa lalu mengusap kepala Ara dengan lembut, "ada apa,heem?", tanya Shenaa.
"Aku masih mengantuk", jawab Ara manja.
Shenaa tersenyum dan mengecup puncak kepala Ara, "nanti lagi tidur siangnya, sekarang kita makan siang dulu, kasihan mommy dan daddy sudah menunggu di bawah", jawab Shenaa.
Ara mengangguk, keduanya lalu keluar kamar dan turun kebawah untuk makan siang bersama.
Skip...
Saat makan siang selesai, Ara memutuskan untuk membersihkan dirinya sebentar sebelum kembali ke kantor, sementara Shenaa sedang duduk di ruang keluarga sambil melihat-lihat foto keluarga Chankimah.
"Apa yang kau lakukan disini?", suara tegas itu tiba-tiba mengagetkan Shenaa.
"Ares?".
Ares yang baru saja tiba dari kantor kaget melihat Shenaa ada di rumah Ara, pria itu mendekati Shenaa, "apa yang kau lakukan disini?", dia mengulangi pertanyaannya.
Shenaa merasa gugup, dia bahkan memegang ujung bajunya saking gugup berhadapan dengan Ares.
"Aku yang membawanya kemari", ucap Ara yang tiba-tiba muncul dari lantai atas, dia sudah selesai berganti pakaian.
Ares menatap istrinya itu, "kau bilang ini rahasia, lalu kenapa kau membawanya kemari?", tanya Ares.
Ara berjalan dan berdiri di dekat Shenaa, "aku membawanya kemari bukan untuk membeberkan rahasia kita, aku hanya ingin mengenalkan dirinya pada mommy dan daddy, tidak masalah kan?", jawab Ara.
Ares menatap dingin ke arah Shenaa, dia lalu menatap Ara di hadapannya, "baiklah bila begitu kemauanmu", ucap Ares, tiba-tiba pria itu menarik tengkuk Ara dan mencium bibirnya di hadapan Shenaa, sehingga membuat Shenaa kaget melihatnya. Ares lalu melepaskan ciuman itu dan berjalan meninggalkan Ara yang diliputi kemarahan.
Shenaa menatap tajam Ares, dia lalu menarik Ara yang sedang kesal, lalu berjalan cepat masuk ke mobil Ara, "lihat aku", ucap Shenaa.
Ara yang mulai ingin menangis karena Ares yang menciumnya dengan kasar itu langsung menatap Shenaa, dengan cepat Shenaa menarik tengkuk Ara dan melumat bibir wanita itu, Shenaa mengekspos semua rongga mulut wanita itu tanpa membiarkan Ara membalas ciumannya.
Shenaa lalu melepaskan ciuman mereka, dia membersihkan saliva di pinggir bibir Ara dengan ibu jarinya, "sudah tidak ada lagi bekas mulut Ares di bibirmu karena aku sudah menghapusnya", jawab Shenaa dengan tegas
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl
RomanceAku membutuhkannya sebagai wanita yang akan melahirkan anak ku nanti, tapi dia menginginkan sebuah syarat yang sulit untuk aku penuhi, Shenaa begitu aku memanggilnya, dia mau menjadi ibu pengganti yang akan mengandung anak ku tapi dengan syarat aku...