The Girl 17

630 109 10
                                    

London, Inggris

Pagi ini cuaca kota London sangat cerah, begitu padatnya aktivitas di luar sana, namun ada beberapa orang justru menikmati suasana pagi dengan duduk bercengkramah bersama keluarga di taman-taman kota. 

"Apa kau membutuhkan sesuatu?, katakanlah biar aku belikan", ucap seorang pria pada wanita yang sedang duduk di bangku taman yang berhadapan dengan sebuah danau kecil di taman kota itu.

Wanita itu menghembuskan nafas beratnya, dia menatap pria yang bertanya padanya barusan, "belikan aku es cream, aku mau makan es cream", jawab wanita itu.

Pria itu menggelengkan kepalanya, dia lalu duduk di samping wanita itu, dia ikutan menatap danau yang ada di hadapan mereka, "Makan es cream pagi-pagi tidak baik untuk kandungan Ara, kasihan baby di kandunganmu", ucap pria itu pada wanita yang tidak lain adalah Arabela.

Arabela, ada di London saat ini, dia datang kemari dua hari setelah bertemu dengan Shenaa enam bulan lalu, wanita itu pergi hanya sekedar menenangkan diri tapi Ara baru sadar ternyata dia sedang mengandung anak Ares saat itu. Karena itulah Ara memutuskan untuk tidak kembali dulu ke Thailand dan memilih menghilang untuk sementara waktu, dia tidak ingin Ares tahu kehamilannya, karena Ara ingin proses cerainya dengan Ares selesai dengan cepat dan Ares tidak merebut anaknya dari Ara. Soal Shenaa, Ara masih merasa sakit jika dia mengingat bagaimana Shenaa membohonginya walau Mr. Kenaan sudah menjelaskan semuanya juga kepada Ara.

Sekarang disinilah dia berada, kandungannya saat ini sudah memasuki enam bulan, perutnya sudah membuncit dan saat ini dia sangat ingin makan es cream tapi sayang Rixy tidak mengizinkannya. Kalian pasti heran kenapa ada Rixy, yah Rixy adalah dokter yang bertugas di RS tempat Ara memeriksakan kandungannya, istri Rixy adalah dokter kandungan Ara dan disini Rixy selalu menemani Ara saat wanita itu membutuhkan apa pun.

"Sekali ini saja Rixy, bayiku sangat ingin makan es cream, aku janji hanya hari ini", bujuk Ara pada Rixy.

"Baiklah, tapi kau benar-benar harus berjanji jika makan es cream kau harus makan sesuatu dulu, jadi stroberry atau coklat?".

"Vanilla".

"Ternyata salah, baiklah es cream rasa Vanilla akan segera menuju ke sini, katakan pada bayimu untuk bersabar sedikit", jawab Rixy, lalu pria itu pergi meninggalkan Ara.

Flashback On...

"Untuk apa kau kemari??", Ara menatap Shenaa yang tiba-tiba masuk ke ruang kerjanya, "Wilona, kemari ke ruangan saya sebentar", ucap Ara pada sambungan telephone.

Shenaa berjalan mendekati Ara, perasaan gugup dan takut telah menjadi satu, tapi dia harus menjelaskan pada Ara tentang apa yang terjadi sebenarnya.

"Ara, aku mohon dengarkan aku dulu, aku ingin menjelaskan semuanya sayang", ucap Shenaa yang mulai berkaca-kaca.

Ara tidak menggubrisnya hingga Wilona sang sekertaris masuk ke dalam ruangan, "Ada apa?".

"Bawa wanita ini keluar, jika dia menolak panggilkan saja securty", jawab Ara.

Shenaa menatap Wilona denga wajah penuh permohonan, "Aku akan pergi, tapi bisakah berikan kami waktu sebentar, aku tidak akan lama", ucapnya pada Wilona.

Tanpa menunggu persetujuan dari Ara, Wilona langsung keluar meninggalkan kedua wanita itu.

Shenaa menatap Ara yang masih fokus pada leptopnya, "aku melakukan ini untuk menolong Madam Davika karena tidak ada yang bisa diharapkan lagi, dia memintaku dan aku hanya ingin menolongnya untuk terakhir kali. Aku tahu aku salah tapi aku tidak ada pilihan lain, karena jika aku bilang kau pasti tidak akan mengizinkanku, maafkan aku Ara, aku benar-benar minta maaf", ucap Shenaa dengan wajah tertunduk sambil terus menangis.

Ara menutup asal leptopnya, "Sudah selesai?, keluarlah karena aku ingin bekerja", jawabnya.

Mendengar itu Shenaa merasa hatinya sangat sakit, Ara bahkan tidak perduli lagi dengan penjelasannya, apa mungkin Ara tidak lagi mencintai Shenaa. Dengan rasa bersalah dan sakit di dadanya, Shenaa lalu pergi meninggalkan Arabela.

Flashback Off...

Tes...

Sebutir air bening lolos jatuh dari mata Ara, jika dia mengingat hari dimana dia menyuruh Shenaa pergi dan bagaimana Shenaa membohonginya perasaannya menjadi kacau balau. Ara mengelus perutnya, rasanya begitu sakit jika dia melihat keadaannya sendiri, dia yang dijodohkan dengan pria yang tidak dia cintai, saat dia mulai berusaha membangun kembali cinta dan kepercayaannya pada Shenaa dia malah dibohongi, belum lagi saat ini dia mengandung anak dari pria yang tidak dia cintai, sungguh semuanya terasa berat untuk Ara. Untung saja disini dia bertemu Rixy dan istrinya, walau pun dulu mereka saling mencintai tapi Ara senang mereka bisa berteman sekarang.

Skip...

Bangkok, Thailand

Berbeda dengan London yang sedang dalam musim semi, di Bangkok justru kebalikannya, saat ini sedang musim penghujan di negara yang dijuluki Gajah Putih itu. Shenaa baru saja ingin pulang ke apartemennya, hari ini dia bekerja hanya setengah hari saja jadi wanita itu memutuskan untuk kembali ke apartemennya. Shenaa biasa mengendarai motor, karena jarak apartemen dan caffe tempatnya bekerja hanya 15 menitan saja. 

"Haa...sepertinya mau hujan lagi", gumam Shenaa di dalam hati saat dia melihat langit yang sudah mulai mengeluarkan awan hitamnya. 

Jalanan kota Bangkok memang selalu padat dan macet, wanita itu terjebak kemacetan di persimpangan lampu merah, sepertinya dia akan tiba di apartemen lebih lama dari sebelumnya. Saat sedang menatap ke kanan dan kiri, pandangan Shenaa tertuju pada mobil sedan hitam, dia bisa melihat siapa yang ada di dalam mobil itu.

"Ares?". Gumamnya dalam hati.

Shenaa melihat seperti ada seorang wanita di dalamnya, jantungnya berdetak kencang, apakah itu Arabela?, Shenaa terus melihat mobil itu hingga lampu merah berganti hijau dan dia memutuskan membuntuti mobil Ares tersebut.

Rasa penasaran yang tinggi membuat Shenaa terus mengejar mobil itu, walau pun saat ini hujan mulai membasahi tubuhnya. Lama membuntuti akhirnya mobil tersebut berhenti di salah satu restoran, Shenaa masih memantau dari jauh dan memastikan siapa wanita yang ada di dalam mobil itu, hingga semenit kemudia wanita itu turun dari mobil Ares.

"Wilona?", Shenaa kaget karena wanita itu bukan Ara tapi Wilona, sahabat sekali gus sekertaris Ara. Shenaa masih terus melihat kedua orang itu, mata Shenaa seketika membulat saat melihat Wilona dan Ares bergandengan tangan masuk ke dalam restoran itu, apa yang sedang terjadi?, kenapa mereka terlihat mesra?, apa mereka sedang menjalin hubungan?, berbagai pertanyaan muncul di benak Shenaa saat ini, yang jelas Wilona dan Ares pasti memiliki hubungan.

"Aku harus mencari tahu tentang mereka, jika benar mereka memiliki hubungan, aku bersumpah tidak akan membiarkan mereka menyakiti Arabela", ucap Shenaa. Tak berapa lama wanita itu memutuskan meninggalkan restoran tersebut.

Skip...

Ara sedang berada di apartemennya, hari ini dia ditemani Celin pergi berbelanja keperluan rumah dan Celin juga membelikan beberapa pakaian bayi untuk calon anaknya. Celin adalah istri Rixy, wanita itu sangat baik, dia tahu Ara dan Rixy dulu adalah pasangan kekasih tapi Celin tidak mempermasalahkan itu, justru dia meminta Rixy untuk selalu membantu Ara.

Dreett...drettt...dreettt...

Ara sedang membuka kantong belanjaannya, lalu tiba-tiba handphone miliknya berbunyi, nomor itu tidak memiliki nama tapi dia mengetahui siapa pemilik nomor itu, dengan tenang Ara mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo...bagaimana?".

"__"

"Hemm...aku mengerti".

Arabela lalu mematikan panggilan telephone tersebut, sebuah senyuman terukir di bibirnya, tapi seketika tatapan matanya menjadi tajam dan dingin, seolah dia sedang ingin melakukan sesuatau yang besar.

"Baiklah....lets play the game".

The GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang