The Girl 16

595 105 10
                                    

kami akan membacakan perkiraan cuaca untuk hari ini, untuk kota Bangkok terpantau berawan dan berpotensi hujan dan untuk kalian yang berada di luar rumah agar selalu berhati-hati, tetap menjaga keselamatan dan kesehatan dimana pun berada.

Pagi ini cuaca memang mendung dan terasa dingin, tapi tidak menyurutkan semangat orang-orang untuk beraktivitas di luar rumah. Kota Bangkok masih sama saja, dipenuhi dengan kesibukan dari orang-orang yang mencari nafkah, taBaiklahk terkecuali dengan seorang wanita berambut panjang berwarna blonde, wanita itu sibuk meracik kopi untuk para pelanggan caffe tempatnya bekerja. Dia tampak sibuk dengan pekerjaan yang ditekuninya selama kurang lebih enam bulan ini.

"Biar aku yang menggantikanmu, bukankah kau ada janji dengan seseorang hari ini?", tanya seorang wanita lain yang tiba-tiba muncul dari arah belakang wanita peracik kopi tersebut.

"Hemm...aku sudah bilang kami hanya teman biasa, tidak ada yang special", jawab wanita itu.

Wanita yang baru datang tadi menggelengkan kepalanya, sahabatnya itu sangat susah untuk dibujuk agar mau membuka hatinya lagi, "Mike itu pria yang baik Shenaa, kenapa kau terus menolaknya?". tanya wanita itu lagi.

Shenaa masih terus bermain dengan mesin peracik kopi itu, hingga dia menatap wanita yang duduk di sampingnya, "Aku tidak mencintai siapa pun, tidak ada siapa pun di hatiku saat ini", jawabnya lagi.

"Apa kau masih memikirkan masa lalu mu?, kau bilang dia sudah menikah dan bahagia bersama pasangannya, kenapa kau belum move on?".

Shenna menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, wanita itu lalu menatap sahabatnya yang baru dia kenal enam bulan ini, "Tidak semudah itu melupakannya Jessy, kau juga tidak mengenalnya dan tidak tahu tentang perjalananku, intinya aku tidak menyukai siapa pun, aku pergi dulu sebentar", jawab Shenaa, hingga wanita itu kemudian pergi meninggalkan Jessy sahabatnya tersebut.

Skip...

Hujan mulai turun rintik demi rintik membasahi jalanan, sebuah mobil taksi berhenti di perempatan lampu merah, kemacetan merupakan hal yang biasa di Bangkok. Shenaa menatap ke arah luar kaca mobil, perlahan dia menurunkan kaca mobil dan mengeluarkan tangannya merasakan air hujan yang membasahi.

Ini sudah enam bulan berlalu sejak kejadian malam itu dan pertemuan terakhirnya dengan Ara di kantor milik Ara, hingga sekarang Shenaa sudah kehilangan kabar dari wanita itu, entah dimana Ara berada saat ini, semua menjadi kacau balau, tak terasa setetes air bening jatuh membasahi pipinya, Shenaa meletakkan tangan di dada degupan jantungnya sangat kencang, kesedihannya seolah semakin bertambah saat mengingat kematian ayahnya. Saat ini Shenaa benar-benar menjadi sebatang kara tanpa keluarga di sampingnya.

Flashback on...

Ares terus menarik tangan Shenaa keluar dari rumah Mr. Kenaa, rasa penasarannya pada wanita itu sangat besar, bagaimana bisa pelacur itu dekat dengan Mr. Kenaan juga, setelah istrinya Arabela.

"Lepaskan tanganku, kau menyakitiku Ares", ucap Shenaa sambil menghempaskan tangan Ares.

Pria itu lalu mendorong tubuh Shenaa sehingga membentur badan mobil yang berada di belakang Shenaa, wanita itu meringis kesakitan karena benturan yang cukup kuat di bahunya.

"Katakan padaku apa hubunganmu dengan Mr. Kenaan?, wahh ternyata aku meremehkan mu, setelah istriku sekarang Mr. Kenaan apa kau memang spesialis menggoda orang kaya?, atau apakah Ara yang memintamu menemani Mr. Kenaan?", tanya Ares dengan nada sinisnya.

Shenaa menatap pria itu dengan emosi, beraninya Ares mengatakan kalau Arabela yang meminta Shenaa menemani Mr. Kenaan.

"Tutup mulut Ares, ini tidak ada hubungannya dengan Ara".

The GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang