Acara kalangan atas di hotel ternama itu sedang berlangsung, pertemuan para pebisnis hebat terus terjalin tidak terkecuali dengan Arabela, wanita cerdas itu bahkan berhasil menarik investor untuk bekerja sama dengannya, cara bicara dan pola pikirnya yang tegas membuat Ara disegani dan sangat dikagumi para pebisnis junior mau pun senior.
Semua orang tampak larut dalam obrolan mereka, terlihat Arabela sedang duduk di meja bundar bersama para pebisnis lainnya termasuk ada Mr. Kenaan dan juga Shenaa yang sejak tadi terus tertunduk karena mendapatkan tatapan mematikan dari Arabela.
"Ny. Yuan, dimana tuan Ares, dari tadi kami tidak melihatnya", tanya seorang pria.
Ara menatap pria itu dan tersenyum, "suamiku sedang tidak enak badan, dia sangat ingin hadir tapi aku yang tidak mengizinkannya karena dia sedang sakit", jawab Ara lembut.
"Wah beruntung sekali tuan Ares, dia mendapatkan istri yang cantik, pintar dan juga perhatian padanya", sambung pria yang lain.
"Nong ku ini memang wanita yang sangat perhatian, aku juga merasa bangga padanya", tambah Mr. Kenaan.
Ara memainkan jarinya di gelas yang ada di tangannya, dia menatap Shenaa yang masih terdiam dengan tatapan yang sangat tajam, "Iyaa, kalian semua benar suamiku sangat beruntung mendapatkan ku, sama seperti aku juga yang beruntung menikah dengannya, dia adalah lelaki terbaik yang pernah ada", jawab Ara sambil terus menatap Shenaa.
Perkataan Ara seperti sembilu, seketika hati Shenaa merasa sakit dengan ucapan itu, lelaki terbaik?, begitukan Ares dimata Ara?, lalu bagaimana dengan dirinya?, apa dia bukan yang terbaik dimata Ara?, Shenaa masih bergelut dengan pikiran dan perasaannya hingga genggaman tangan Mr. Kenaan membuyarkan pikirannya. Shenaa menatap pria di sampingnya itu, seolah dia bertanya ada apa.
"Kita pergi sekarang", bisik Mr. Kenaan pada Shenaa.
Semua itu tidak luput dari pandangan Ara, sungguh pemandangan yang nyaris membuat wanita itu hilang kendali dan melempar gelas di tangannya ke hadapan Mr. Kenaan. Shenaa belum menjawab tapi dia menatap Arabela lagi, ingin rasanya Shenaa meraih wanita itu tapi Ara seperti gunung es yang menjulang tinggi di hadapan Shenaa.
"Saya permisi ke toilet sebentar", ucap Ara pada para rekan-rekan bisnisnya. Wanita itu lalu berjalan menuju arah samping ruangan menuju ke toilet.
Skip...
Ara menatap dirinya pada pantulan cermin toilet, tatapan matanya tegas tapi seperti ada kemarahan yang tertahan oleh wanita itu, sesuatu seperti hendak meledak di hatinya saat ini.
"Ara?!".
Arabela yang sedang mencuci tangannya, melihat ke cermin dan terlihat olehnya Shenaa berdiri tepat di belakangnya. Wanita itu tidak memperdulikan Shenaa, dia kembali melanjutkan mencuci tangannya dan mengambil tisu lalu hendak keluar.
"Ara, sayang, tolong dengarkan aku", ucap Shenaa lagi dengan suara yang bergetar.
"Maaf apa anda mengenal saya?", tanya Ara sambil menatap heran ke arah Shenaa.
Deg....
Shenaa menatap Ara dengan tatapan sendu, tentu saja dia mengenal Ara, karena Ara adalah wanita yang sangat dia cintai. Shenaa lebih mendekatkan dirinya pada Ara, genangan air mata memenuhi matanya, perasaannya sangat sakit sekarang ini.
"Jangan seperti ini, aku mohon padamu sayang, kau bisa marah karena aku yang salah tapi aku punya alasan kenapa aku melakukan ini". jawab Shenaa
Ara melipat tangannya di dada, tatapannya masih sama dingin dan mengintimidasi lawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl
RomanceAku membutuhkannya sebagai wanita yang akan melahirkan anak ku nanti, tapi dia menginginkan sebuah syarat yang sulit untuk aku penuhi, Shenaa begitu aku memanggilnya, dia mau menjadi ibu pengganti yang akan mengandung anak ku tapi dengan syarat aku...