Hujan mulai jatuh rintik demi rintik mengguyur Kota Bangkok, waktu menunjukan pukul 20.00 waktu Bangkok. Mobil taksi yang di naiki Shenaa berhenti di persimpangan lampu merah. Shenaa berulang kali mengecek handphone miliknya hanya untuk memastikan sebuah notifikasi dari seseorang yang sejak tadi dia tunggu kebarnya, siapa lagi kalau bukan Arabela. Jauh di dalam hati Shenaa, dia sangat ingin menghubungi wanita itu tapi Ara melarangnya menghubungi Ara duluan, sehingga membuat Shenaa terpaksa mengurungkan niatnya.
Kini pikiran Shenaa kembali tertuju pada pembicaraannya dengan Madam Davika tadi, entahlah dia sangat ingin membantu Madam Davika tapi disisi lain dia yakin Ara pasti tidak akan mengizinkan Shenaa melakukan hal ini. Sungguh keputusan yang sangat rumit sekali.
Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, akhirnya Shenaa tiba di apartemennya. Wanita itu berjalan santai memasuki lift menuju unit apartemen miliknya dan Ara. Saat Shenaa masuk ke dalam apartemen, dia melihat tas Dior milik Ara tapi dia tidak menemukan Ara diruang tamu, Shenaa berjalan cepat memasuki kamar dan dia juga tidak menemukan Ara disana, tapi sesuatu terdengar dari dalam kamar mandi, suara air tanda seseorang sedang mandi.
Shenaa tersenyum, dia lalu berjalan mendekati pintu kamar mandi, tangannya terulur menyentuh pintu itu dari luar, dia bahkan bisa memcium aroma Lyly dari dalam kamar kamar mandi itu. Akhirnya Ara sudah berada di apartemen bersamanya, Shenaa menyunggingkan senyuman lalu berjalan keluar meninggalkan kamarnya.
Skip...
Ara sudah berganti pakaian, dia lalu keluar kamar dan mendapati Shenaa sedang menata makanan di atas meja. Ara berjalan pelan dan memeluk Ara dari belakang, dia menghirup aroma wanita itu dalam-dalam, aroma lyly yang sangat dia sukai dan menenangkannya. Ara terus menyusupkan wajahnya di ceruk leher Shenaa, sementara Shenaa masih tetap fokus menata makanan di meja.
"Ayo makanan dulu sayang", ucap Shenaa
"Kau dari mana?, kenapa aku datang kau tidak ada?", tanya Ara.
Shenaa terdiam sejenak, namun dia tetap bersikap tenang, Shenaa lalu berbalik dan mencium bibir Ara singkat.
"Maafkan aku yah, aku pergi tanpa bilang padamu, tadi aku hanya pergi makan di luar saja", jawab Shenaa berbohong pada Ara.
Ara mengangguk kecil, dia lalu mencium bibir Shenaa lama dan dalam, kejadian tadi pagi membuatnya merasa hancur dan kotor sekarang tapi dia berusaha menutupinya.
"Aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu Shenaa", ucap Ara, dia menatap intens wanita di hadapannya.
"Kau baik-baik saja sayang?", tanya Shenaa balik.
Shenaa merasakan sesuatu yang aneh dari pelukan Ara, dia menatap mata sendu yang terdapat raut kesedihan disana. Shenaa menangkup wajah Ara dan memberikan ciuman pada kedua mata wanita itu.
"Aku tidak suka melihat mata ini bersedih", ucapnya lagi.
Ara merasakan hatinya seperti diremas kuat, dia ingin mengatakan pada Shenaa tentang apa yang terjadi padanya, tapi Ara memutuskan untuk memendamnya sendiri, mungkin akan ada waktu yang tepat untuk mereka nanti.
Skip...
Ares sedang berada di salah satu club, dia sedang duduk sambil menikmati minuman yang disajikan bartender, bayangan tentang bagaimana dia memaksa Ara bercinta dengannya tadi pagi terus berputar di kepalanya, tangisan dan rintihan Ara membuatnya merasa bersalah pada istrinya itu, Ares merasa bodoh dan menyesal tidak seharusnya dia melakukan hal bodoh itu. Tapi jauh di dalam hatinya, Ares sudah tidak bisa lagi berbohong dia telah jatuh cinta pada Ara.
"Kau sudah lama menunggu?".
Sebuah pertanyaan dan tepukan di bahu Ares menyadarkan dia dari lamunannya. Ares berbalik dan menatap orang yang mengajaknya berbicara itu, "lumayan", jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl
Любовные романыAku membutuhkannya sebagai wanita yang akan melahirkan anak ku nanti, tapi dia menginginkan sebuah syarat yang sulit untuk aku penuhi, Shenaa begitu aku memanggilnya, dia mau menjadi ibu pengganti yang akan mengandung anak ku tapi dengan syarat aku...