PERHATIAN!
1. CERITA INI MURNI HASIL YANG SAYA TULIS SENDIRI.
2. APABILA ADA KESAMAAN TEMPAT, WAKTU DAN NAMA TOKOH MOHON DI MAAFKAN.
3. INGAT! INI FIKSI, JANGAN BAWA BAWA KARAKTER DI SINI KE DUNIA NYATA IDOL, KARENA KARAKTER INI, BENAR BENAR DI BUAT-BUAT.
4. JANGAN MEMBANDING BANDINGKAN CERITA INI DENGAN CERITA PENULIS YANG LAIN. MUNGKIN CERITA INI KURANG BAGUS KARENA BARU BELAJAR.
5. JANGAN MENIRU! HARGAI PENULIS!
6. INI FIKSI BUKAN MENGAMBIL CERITA ASLI ATAU APA PUN. INI HANYA KARANGAN/ IMAJINASI PENULIS SAJA TIDAK ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN PERANG JAMAN DAHULU ATAU KASUS YANG PERNAH TERJADI.Ini di tulis berdasarkan imajinasi dan pengetahuan terbatas Author yang membuat cerita ini semenarik mungkin.
Jangan lupa vote komen 💞
Happy Reading~***
Di tengah hiruk pikuk kota saat menjelang malam. Lima unit mobil pemadam kebakaran terus membunyikan klakson dan sirene di tengah kemacetan yang panjang. Bukan hanya klakson dari truk pemadam kebakaran saja sebenarnya yang berbunyi, bahkan beberapa kendaraan terus membunyikan klaksonnya.
Bahkan sampai ada salah satu petugas pemadam kebakaran yang turun dari truk untuk membantu mengatur jalan. Itu semua agar truk pemadam bisa melewati kemacetan dan segera tiba di lokasi.
Perlahan tapi pasti, satu persatu mobil yang menghalangi truk pemadam menuju bahu jalan untuk memberikan jalan.
Namun, tidak semuanya mengerti dengan keadaan darurat. Di depan truk pemadam kebakaran kini ada satu mobil yang tetap kukuh tidak mau minggir terlebih dahulu. Sampai akhirnya petugas pemadam kebakaran itu menghampirinya. "Mas mobilnya bisa ke pinggir dulu? Di depan ada kebakaran," ujarnya dengan sangat pelan dan sopan, bahkan disertai senyuman.
"Saya lagi buru-buru," ketus si pengendara mobil.
"Maaf, Mas. Kami juga sedang buru-buru. Di depan ada kebakaran, kami harus cepat sampai di lokasi." Petugas pemadam kebakaran itu mencoba memberi penjelasan. Toh truk pemadam memang kendaraan yang harus diprioritaskan.
"Saya juga buru-buru!" sentak si pengendara mobil tiba-tiba yang membuat petugas pemadam kebakaran itu sedikit tersentak.
Petugas pemadam kebakaran menghela nafas kasar, ini bukan pertama kalinya dia bertemu pengendara mobil yang tidak tahu undang-udang. Padahal tertulis dengan jelas di undang-undang, jika mobil pemadam kebakaran harus diutamakan. Petugas itu menatap ke depan, kacau, karena semua kendaraan menutupi jalan. Kepulan asap hitam yang sudah terlihat dekat membuatnya semakin tidak tenang.
"Nadil!" panggil seseorang yang membuat petugas pemadam kebakaran berkulit putih tersebut mengedarkan matanya mencari sumber suara.
Nadil tersenyum saat melihat seseorang yang sangat dia kenali mengacungkan jempol padanya.
"Dil, aman!" seru pengendara motor yang memanggil Nadil. Pengendara motor CBR 150 itu terlihat mengatur jalan agar segera bisa dilalui truk pemadam.
Setelah membalas mengacungkan jempolnya, Nadil juga ikut membantu mengatur jalan. Setelah mendapatkan jalan, dia segera memberi kode pada sopir truk pemadam kebakaran untuk segera melajukan truk dengan perlahan.
Setelah truk berhenti di dekatnya, Nadil segera naik lalu kembali mengatur jalanan. Tangannya segera menghentikan mobil yang akan menyerobot jalan yang sudah di atur untuk di lewati truk pemadam dan ternyata itu adalah pengendara yang tadi membentaknya. "Mas, sabar. Ini jalan dibuka untuk kami. Mas tadi tidak mau kasih jalan, jadi sekarang sabar," ujarnya lalu melakukan salam hormat dua jari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesatria Geni
Fanfic"Mereka bahkan lebih menakutkan dari api. Mereka benci api, tapi mereka tidak takut dengan sang anala. Disaat orang-orang menjauh, mereka berlari mendekat. Mereka dekat dengan api, tapi mereka tidak bersahabat." Petugas pemadam kebakaran mugkin seri...