My One and Only

31

sepulang dari rumah sakit, kakashi bergegas kembali ke rumahnya dan dengan cepat mengemasi beberapa barang miliknya ke dalam tas yang lumayan besar itu.

'kau sangat bodoh kakashi, ternyata mereka berdua telah berkencan selama ini! kenapa aku juga tak pernah sadar jika selama ini obito selalu ingin meninggalkan ku?' batin kakashi di tengah kesibukannya

"maaf kan aku yang tanpa sadar sudah menghalangi kebahagian kalian berdua" lirih kakashi lalu terduduk di atas lantai sambil terisak

flashback

"kau benar-benar bisa pergi dari ku dan obito kan? kakashi, jujur saja selama kau masih disini sebenarnya aku tidak tenang dan sangat khawatir jika obito akan meninggalkan ku" ucap rin membuat langkah kakashi menjadi terhenti

"ku harap kau mau berhenti menganggu hubungan kami. sadarlah, sejak awal aku lah sosok yang diingin kan oleh obito!" sambung rin dengan sinis pada kakashi

"ya, aku pasti akan pergi jauh dari pandangan kalian berdua. jangan khawatir, mulai sekarang aku tidak akan menganggu dunia kalian lagi" jawab kakashi dengan posisi membelakangi rin

"terimakasih kau sudah sadar diri, keberadaan mu itu sangat menyebalkan buat ku" ucap rin kembali ketus

"tapi bisakah kau beri tau aku kemana kau akan pergi, aku janji tidak akan mengatakan pada obito. sebenarnya aku khawatir kau akan membawa kabur anak kami itu" sambung rin tanpa merasa bersalah

"aku akan pergi ke desa leluhurku di desa jomae dan aku berjanji akan kembali kesini saat bayi itu lahir"lirih kakashi pelan

"kalau begitu, hati-hati dan jaga bayi kami dengan baik sampai lahir nanti"ucap rin lalu tersenyum senang

"baiklah, aku pergi dulu" lirih kakashi lalu bergegas pergi dari sana dengan perasaan yang sangat hancur

flashback end

"kakashi, kuat kan tekad mu! mau sampai kapan kau akan terus mengganggu kebahagian mereka berdua!" gumam kakashi sambil menyeka air matanya yang tak henti menetes

kakashi pun telah selesai mengemasi seluruh barang miliknya ke dalam tas, lalu dengan langkah yang sangat berat ia perlahan meninggalkan rumahnya yang telah ia tinggali selama belasan tahun itu.

'suatu saat nanti, aku pasti akan kembali lagi' batinnya saat mengunci pintu rumahnya itu

....----....

suasana di rumah sakit saat ini tampak sangat kacau karena obito yang terus menjerit di atas ranjang setelah kesadarannya kembali.

"kakashi, dimana kakashi? aku harus bertemu dengannya" tanya obito untuk kesekian kalinya

"kenapa dia tidak ada disini? apa dia sudah tak peduli lagi padaku?" lirih obito lagi

"sensei, jiraiya-san, rin cepat katakan padaku di mana kakashi!" sambung obito yang kembali meninggikan suaranya

ketiga orang yang berada di ruangan itu tak dapat lagi menenangkan obito yang terus memberontak, bahkan dokter dan perawat pun di buat kualahan dengan sikap obito yang terus kasar karena memberontak itu.

obito yang kesal dengan ketiga orang yang terus membisu pun memutuskan untuk melepaskan beberapa selang infus dari tubuhnya dan bergegas beranjak dari ranjang itu.

"obito, hentikan ini semua ! kau tetap tunggu disini saja dan aku akan pergi untuk memanggil kakashi di rumahnya" ucap jiraiya berusaha menenangkan obito

"benarkah? kalau begitu terimakasih"jawab obito yang kini tampak sedikit lebih tenang dari sebelumnya

jiraiya pun bergegas pergi dari ruangan itu namun dengan cepat langkahnya terhenti saat suara rin terdengar di seluruh ruangan itu.

"percuma kau pergi ke sana, saat ini kakashi pasti sudah pergi! beberapa waktu lalu, kakashi datang dan berpamitan pada ku. obito, tadi kakashi mengatakan jika dia harus pergi ke suatu tempat dan dia sepertinya tidak bisa datang ke pernikahan kita. dia juga berpesan jika dia merestui pernikahan kita dan sangat berharap kau dan aku akan selalu bahagia" ucap rin yang membuat ketiga orang disana terkejut

"tidak, kau pasti berbohong kan?" lirih obito tak percaya

"ini, dia juga menitipkan ini untuk di berikan pada mu sebagai restu dari nya" ucap rin memberikan jam tangan milik kakashi

"tidak, dia tak mungkin meninggalkan ku. aku dan dia saling mencintai! bagaimana mungkin dia tega meninggalkan ku"lirih obito sambil meneteskan air matanya

"rin katakan sebenarnya ada apa dengan kakashi? kenapa dia tiba-tiba pergi?"ucap minato yang penasaran

"dia hanya bilang maaf padaku karena sudah menganggu hubungan ku dan obito, lalu dia juga merasa jika saat ini dia membenci obito dan obito sudah membuatnya tidak nyaman untuk tinggal disini lagi" ucap rin berbohong untuk menutupi sikap buruknya pada kakashi

obito tampak terpukul dan sedih dengan ucapan yang keluar dari mulut rin, sementara rin hanya bisa terdiam sambil menatap obito dengan penuh kekecewaan yang bercampur amarah.

"apa kau tau kemana dia pergi?"tanya minato pada rin

rin terdiam sesaat lalu melirik sekilas ke arah obito yang juga tampak tak sabar menanti jawaban dari mulutnya.

"tidak, dia hanya bilang jika dia akan pergi ke suatu tempat dimana kekasihnya tinggal. dia hanya mengatakan padaku jika ada gadis yang ia cintai di tempat itu dan dia sangat ingin bertemu dengan gadis itu" ucap rin kembali berbohong

"hahahaha, rin kau sangat pandai berbohong! kakashi hanya mencintai ku, dia tak mungkin mencintai orang lain apalagi itu seorang wanita" ucap obito dengan lantang

"obito, ku mohon tenanglah. kau bisa mencari tau tentang kebenarannya saat tubuh mu sudah membaik nanti" ucap minato berusaha menenangkan obito

....----....

satu minggu pun telah berlalu dan kini obito sudah di perbolehkan untuk meninggalkan rumah sakit. setelah meninggalkan rumah sakit, ia bergegas pergi ke rumah kakashi untuk memastikan jika kabar kepergian sahabatnya itu tidaklah benar.

obito tertegun melihat pintu rumah kakashi yang tertutup rapat dan terkunci disana.

"kau benar-benar pergi meninggalkan aku?" gumam obito sambil mengepalkan kedua tangannya dan memukul keras pintu rumah kakashi

"tidak, kau tidak mungkin meninggalkan ku. kau pasti hanya pergi berbelanja kan? aku akan terus menunggu mu disini sampai kau kembali nanti kakashi" sambung obito sambil tersenyum tipis

'kau benar-benar bisa gila jika terus seperti itu obito' batin minato yang sejak tadi mengikuti obito secara diam-diam