- 3 -

1K 79 1
                                    

TW: TALKED ABOUT ABORTION

Keanehan pertama yang Joshua dan Mingyu rasakan dimulai saat Jeonghan memilih restoran Mediterania sebagai tempat pertemuan untuk makan siang mereka hari ini. Restoran itu memang terletak tidak jauh dari kantor mereka, hanya 10 menit berjalan kaki, tapi ini Yoon Jeonghan. Lebih masuk akal kalau pria itu mengajak mereka makan siang usus sapi di restoran bbq yang jaraknya 30 menit perjalanan mobil alih-alih makan pasta di restoran fancy ini.

"Gimana Jeonghan di kantor?" itu Mingyu yang bertanya. Ia dan Joshua yang sepakat untuk datang lebih cepat dibanding waktu perjanjian bermaksud membahas kondisi Jeonghan sebelum pria itu sampai.

"Lo tau lah Jeonghan gimana. Dari luar dia selalu keliatan biasa aja dan orang kantor juga gak ada yang nyadar kalau dia lagi punya masalah, but this whole situation takes a heavy toll on his body. Akhir-akhir ini muka dia suka pucet dan beberapa kali izin gak masuk karena sakit, hari ini aja sebenernya gue paksa dia supaya gak masuk karena kemarin dia kayak mau pingsan. Ini semua gara-gara si brengsek itu, dari awal gue emang gak suka sama tuh orang." Jawab Joshua geram, ingin rasanya ia menghancurkan Jihwan dengan tangannya sendiri mengingat betapa hancurnya Jeonghan setelah apa yang Jihwan lakukan. Joshua memang 'baru' mengenal Jeonghan selama 6 tahun terakhir, namun ia menganggap pria itu lebih dari sekedar karyawan di perusahaannya, Jeonghan is like unbiological brother for Joshua.

Awalnya Mingyu hanya mengangguk-angguk setuju mendengar tanggapan Joshua, namun pria itu tiba-tiba terpaku saat menyadari sesuatu. "Jeonghan jadi sering sakit? apa jangan-jangan ..."

"Jeonghan sakit karena stres dan cuaca lagi dingin akhir-akhir ini. Gak usah mikir aneh, Gyu" sahut Joshua seraya menyeruput ice americano yang sebetulnya tidak cocok dengan cuaca dingin bulan November. Di balik wajahnya yang tenang dan gerak-geriknya yang elegan Joshua menyimpan kekhawatiran yang sama, dan mungkin ketakutan yang melebihi Mingyu. Ia bahkan sampai membangunkan suaminya karena memikirkan Jeonghan semalaman.

"Firasat gua ada yang aneh sama Jeonghan, tapi ya kita liat aja pas dia dateng. Hopefully sih gua yang salah kira." Tipikal Mingyu, berbeda dengan Joshua yang memikirkan semua kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi, Mingyu berupaya menganalisis keadaan tapi tidak akan terlalu memusingkannya sampai hal itu benar-benar dapat dibuktikan.

Kedua pria itu menunggu kehadiran Jeonghan dengan perasaan tak karuan, mengingat apa yang baru dialami Jeonghan, pria itu tak mungkin mengajak Mingyu dan Joshua makan bersama tanpa tujuan apa pun, dan benar saja saat sosok Jeonghan memasuki pintu restoran dengan raut tanpa ekspresi dan air muka yang begitu pucat, kekhawatiran Mingyu dan Joshua mencapai puncaknya.

"Gue tahu kalian mau bilang apa, tapi kita makan dulu ya. Gue dikit lagi bisa pingsan kalau gak buru-buru makan." tanpa membantah ucapan Jeonghan, Mingyu dan Joshua buru-buru menyerahkan buku menu ke arahnya kemudian memanggil salah satu pelayan untuk memesan makanan mereka, dan berkat desakan Joshua hanya dibutuhkan 15 menit sampai meja mereka dipenuhi berbagai hidangan.

Keanehan kedua terjadi saat Jeonghan hanya melihat sekilas sambil menghela nafas ke arah sup ayam yang ia pesan dan malah memilih salad sebagai santapan makan siangnya. "Lu tadi pesen Turmeric Lemon Chicken Soup kan, kok sekarang cuma makan salad?" tanya Mingyu yang tidak bisa menahan rasa penasarannya.

"Iya, tadinya mau makan sup ayam, tapi jadi gak selera. Lo makan aja kalau mau." Joshua dan Mingyu saling bertatapan dengan bingung namun karena tidak mau mengusik pria itu dengan pertanyaan lebih lanjut, mereka mengalihkan pembicaraan ke topik lain.

"Terus gimana hasil meeting kasus lu?"

Jeonghan yang tengah menggigit cherry tomato-nya terdiam sesaat. "Kasus gue bukan ditanganin sama temennya Joshua. Jadinya malah dialihin ke temennya yang lain, salah satu Senior Associate di KP Law Firm juga"

One and OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang