Surprise :)
.
.
.
Apakah Jeonghan menyesal karena telah bicara tanpa dipikir? Melihat betapa paniknya ia sekarang, rasanya iya.
Memang tidak ada yang salah dengan tindakannya. Sebelumnya, ia sudah berulang kali mengajak Mingyu atau Joshua untuk menginap. Keduanya juga sudah pernah berbagi tempat tidur dengan Jeonghan. Jadi, wajar 'kan kalau Seungcheol tidur bersamanya? 'Kan sang alpha sahabatnya juga.
Sahabat? Bener, nih, cuma dianggap sahabat? Udahlah Yoon Jeonghan, tidak usah pura-pura bodoh lagi, ya.
Kalau hanya menganggap Seungcheol sebagai sahabat, kenapa dari tadi jantungnya terus berdebar-debar? Lalu kenapa sekarang ia merasa begitu gelisah dan terus-terusan melihat pintu, padahal baru lima menit berlalu sejak Seungcheol kembali ke apartemennya untuk berganti baju? Rasa cemas dan berdebar ini jelas tak mungkin terjadi kalau yang menginap adalah Mingyu atau Joshua.
Coba kalau tadi dia biarkan sang alpha untuk pulang saja, mungkin sekarang Jeonghan masih bisa bertahan pada pendiriannya untuk menjaga batasan di antara dirinya dan Seungcheol.
Halah, kalau bicara soal batasan diantara mereka, rasa-rasanya hal itu juga sudah basi, ya. Meski Mingyu dan Joshua adalah sahabatnya, apa iya Jeonghan akan membiarkan keduanya berlama-lama di sarang yang ia buat? Tidak, kan?
Omega sangat amat protektif terhadap sarang mereka. Tak boleh ada pheromone asing yang melekat di sarang mereka. Itulah sebabnya, orang tidak bisa sembarangan masuk dan berdiam lama di dalamya.
Sangat berbeda dengan Seungcheol—dia bisa keluar masuk seenaknya, bahkan menghabiskan waktunya di sana seharian. Pheromone Seungcheol justru tampaknya menjadi bagian alami dari sarang Jeonghan, seolah ruangan itu dibuat untuk mereka berdua.
Yahhh, tapi itukan karena Seungcheol sudah men-scenting Jeonghan. Kalau saja dulu yang membantu Jeonghan adalah Mingyu, pasti orang yang bisa keluar masuk sarang Jeonghan adalah Mingyu.
Kata-kata di atas sering dijadikan sebagai dalih oleh Jeonghan untuk menjelaskan situasi ambigu di antara dirinya dan Seungcheol. Pokoknya, semua perasaan aneh yang ia rasakan adalah salah pheromone dan scenting. Tapi sekarang, Jeonghan tidak bisa pakai alasan itu.
Alasan utama mengapa Jeonghan nekat mengizinkan Seungcheol untuk tidur di sini, bukan karena ia ingin ditenangkan oleh aroma pheromone pria itu, tapi karena ia ingin Seungcheol tinggal lebih lama di sampingnya. Ia suka ngobrol dan tertawa bersama Seungcheol.
Jika tadi Seungcheol bilang bahwa Jeonghan pandai bercerita, maka Seungcheol adalah pendengar yang baik. Sang alpha bukan hanya memperhatikan dengan seksama apa yang Jeonghan katakan, namun juga hal-hal yang tak ia ungkapkan.
Jeonghan punya beberapa kebiasaan yang ia lakukan semasa kuliah untuk menghemat uang. Ia menyimpan roti di dalam freezer, memasak nasi dalam jumlah banyak kemudian ditaruh di kulkas, dan menyimpan sisa kulit sayur yang tidak terpakai untuk dijadikan kuah kaldu. Meski sekarang kehidupannya sudah nyaman, namun semua kebiasaan itu masih terbawa hingga kini.
Soal roti dan nasi, mungkin banyak orang yang melakukannya, tapi tidak untuk sisa-sisa kulit sayur. Awal Seungcheol bersikeras untuk membantunya memasak di dapur, Jeonghan sudah siap kalau Seungcheol akan memandangnya dengan tatapan aneh. Ketika Jeonghan melarang Seungcheol membuang kulit sayur yang tak terpakai, ia menunggu reaksi apapun—gelak tawa, mungkin. Namun, Seungcheol tak berkomentar apa-apa, justru ia memerhatikan apa yang Jeonghan lakukan dengan seksama.
Sejak saat itu, tiap kali sang alpha membantu memotong sayur, ia tak pernah lupa untuk menyisihkan dan menyimpan sisa-sisa kulit sayur. Seungcheol mengikuti apa yang biasa Jeonghan lakukan tanpa mempertanyakan atau mempermalukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One and Only
FanfictionImpian Jeonghan hanya satu, memiliki rumah yang hangat dan aman. Tapi kenapa susah sekali sih, menggapainya?