I hate writing about explicit content ૮(˶╥︿╥)ა
CW: EXPLICIT CONTENT. SLIGHT 🔞🔞🔞🔞
.
.
.
Pheromone Seungcheol biasanya memiliki efek menenangkan sekaligus menyegarkan bagi Jeonghan. Ia ingat saat terakhir kali mereka scenting, aroma teh yang Jeonghan hirup bagaikan sentuhan lembut yang melingkupi tubuhnya dan membuatnya rileks. Tidak berhenti sampai di situ, pheromone Seungcheol yang juga kaya akan aroma bergamot mengingatkannya akan ice lemonade yang Jeonghan minum di siang hari puncak musim panas. Perpaduan rasa asam manis yang membuat matanya terbuka dan mengenyahkan rasa hausnya. Menenangkan dan menyegarkan, dua efek kontras yang sangat Jeonghan sukai.
Berbeda dengan biasanya, tubuh Jeonghan malah mengeluarkan reaksi berbeda saat aroma teh dan bergamot kembali menguar dari tubuh Seungcheol. Pada tarikan nafas pertama, Jeonghan mendapati seluruh bulu kuduknya meremang. Tarikan nafas berikutnya berefek lebih kuat lagi, tubuhnya seakan disiram oleh parfum yang sangat wangi. Kepalanya terasa melayang, pandangannya mengabur, dan sekelilingnya mendadak menjadi sangat panas. Pheromone Seungcheol terasa begitu memabukan.
Tak jauh berbeda dengan kondisi Jeonghan, wajah Seungcheol pun juga ikut memerah. Seungcheol mungkin tidak bisa mencium pheromone teh dan bergamot pekat yang ia miliki, namun penciumannya yang menajam menangkap aroma lain. Walau samar, namun aroma yang Seungcheol hirup membuat bibirnya terasa kering. Manis. Manis sekali. Vanila, susu, dan... madu. Seungcheol seakan bisa merasakan rasa manis itu di ujung lidahnya.
Seungcheol ingin menghirup aroma ini lebih dekat. Mengecap sumber utamanya untuk membuktikan rasa manis yang sudah tergambar jelas dibenaknya, menjilati sumber aroma ini sampai dahaganya terpuaskan. Beruntung ini baru awal rut, jadi dengan segenap kesadaran yang tersisa Seungcheol mengepalkan tangannya kuat-kuat. Rasa sakit yang timbul dari cengkraman tangannya sendiri membuat Seungcheol berhasil menahan diri untuk tidak memerangkap Jeonghan di dalam pelukannya dan mengendus tengkuk sang omega sampai ia merasa puas.
"Jeonghan," panggil Seungcheol dengan nafas memburu, ia sempat menelan ludah kemudian dengan cepat melanjutkan, "before i lose control, can you please get out?"
Meski Jeonghan tahu hal terbaik yang bisa ia lakukan sekarang adalah lari sampai ia tidak bisa melihat sosok Seungcheol maupun mencium aroma pheromone-nya yang memabukan, namun setiap sel dalam tubuhnya menolak. Ia mau di sini, bersama Seungcheol. Melakukan apapun yang ia bisa untuk meringankan rasa sakit yang terlukis jelas di wajah sang alpha. Jeonghan mau membantu Seungcheol.
Meski punya niat baik, tapi hal ini agak sulit dilakukan karena Jeonghan tahu the only way to help an alpha in rut—especially a dominant alpha—is letting them follow their instincts. To mate and pass on their genes. Untuk meredakan rasa sakitnya kegiatan bersenggama biasa saja tidak cukup, para alpha perlu melakukan proses inseminasi yang disebut knotting—proses dimana alat kelamin alpha membengkak dan menonjol sedemikian rupa sehingga secara fisik menguncinya di dalam tubuh omega selama beberapa waktu untuk meningkatkan terjadinya kehamilan pada omega.
Jeonghan sontak menggelengkan kepala untuk mengenyahkan informasi detail tentang knotting. Imajinasinya yang dengan lancang menciptakan gambaran tentang bagaimana knotting terjadi membuat kerongkongannya terasa semakin kering. Sepertinya saat ini tidak ada pilihan selain segera keluar dari apartemen Seungcheol.
"A-aku akan telepon Jihoon," dengan segenap tekad yang ia miliki, Jeonghan menutup hidungnya dan berlari meninggalkan Seungcheol. Tepat saat ia menutup pintu Jeonghan bisa mendengar geraman Seungcheol yang begitu keras, geraman suara alpha yang membuat kedua lututnya lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
One and Only
FanfictionImpian Jeonghan hanya satu, memiliki rumah yang hangat dan aman. Tapi kenapa susah sekali sih, menggapainya?