Dua hari setelah pembobolan terjadi Seungcheol sempat berkunjung lagi ke rumah Seokmin dan Joshua untuk meneruskan informasi yang didapatkan dari polisi. Dari hasil pemeriksaan sidik jari dan DNA pheromone yang menempel di beberapa barang, ditemukan bahwa pelaku adalah dua orang alpha yang setelah dimintai keterangan akhirnya mengaku kalau mereka dibayar untuk mencari keberadaan Jihwan. Namun, saat ditanya lebih lanjut mereka tidak bisa memberikan informasi lebih lanjut mengenai siapa orang yang membayar mereka.
Situasi yang semakin rumit membuat Jeonghan kepikiran selama berhari-hari, namun ketika ia melihat notifikasi di ponselnya hari ini, senyuman yang begitu jarang terlihat merekah begitu saja. Memasuki minggu trimester kedua ada begitu banyak perubahan positif yang ia rasakan, terutama nafsu makan yang mulai membaik dan berkurangnya morning sickness yang ia rasakan. Tapi, kabar buruknya celana yang ia kenakan terasa ketat karena perutnya mulai membentuk gundukan kecil dan memperlebar lingkar pinggangnya.
Selain perut yang membuncit, nafsu makan membaik, dan gejala mual yang semakin berkurang, tidak ada perubahan lain yang terjadi dalam hidup Jeonghan selama dua minggu ini. Itu termasuk tempat tinggalnya. Sejak peristiwa pembobolan apartemen dua minggu lalu, ia masih juga menetap di rumah Seokmin dan Joshua karena Seungcheol terus saja memberikan banyak alasan dan mengundur kepindahannya.
Maaf ya Jeonghan, kayaknya perlu ada beberapa yang saya betulin. Soalnya pas kemarin saya cek pipa airnya bermasalah.
Aduh, ternyata masalahnya banyak nih, sabar ya Jeonghan. Gak sampai seminggu bisa kelar kok.
Tiga hari lagi ya Jeonghan, kemarin saat saya ke sana bau wallpapernya masih berasa banget. Kasian nanti kalian pusing.
Alasan tentang pipa air dapat Jeonghan mengerti, tapi soal wallpaper? Jangan bilang Seungcheol melakukan banyak renovasi hanya karena Jeonghan mau menempatinya. Aduh! kan dia hanya sebentar di sana, kenapa sih Seungcheol jadi repot?
"No, I didn't do anything big. Pokoknya besok semua sudah siap dan kamu bisa pindah kemari. Jadi, jangan cari tempat lain ya, Jeonghan!" seru Seungcheol mewanti-wanti lewat sambungan telepon ketika jam istirahat makan siang.
"Beneran? Kalau pipa setahuku perbaikannya sehari kelar. Tapi, satu minggu itu perbaikan apa? Dan kalau sampai ada bau lem wallpaper berarti kamu ganti wallpaper juga. Kamu ngapain aja sih Seungcheol?" Nada suara Jeonghan yang semakin meninggi anehnya malah membuat Seungcheol tergelak.
"Saya gak ngapa-ngapain Jeonghan. Please believe me, i just make a decent place to live."
Jujur, Jeonghan sama sekali gak percaya. Minggu lalu saat ia memaksa Seungcheol untuk video call dan memperlihatkan kerusakan macam apa yang terjadi, pria itu berkilah dengan seribu satu alasan.
"Saya jemput jam 9 kepagian gak, Jeonghan?"
Awalnya Jeonghan gak begitu jelas akan pertanyaan Seungcheol, maklum pria itu sedang makan saat menelepon jadi gak heran yang terdengar lebih jelas adalah suara kunyahan makanan. Tapi karena sempat dengar kata 'jemput' akhirnya Jeonghan tau maksud Seungcheol.
KAMU SEDANG MEMBACA
One and Only
FanfictionImpian Jeonghan hanya satu, memiliki rumah yang hangat dan aman. Tapi kenapa susah sekali sih, menggapainya?