Pheromone.
Sama seperti pola sidik jari dan retina, aroma pheromone merupakan identitas biologis yang sangat pribadi bagi setiap orang. Bahkan meski kembar sekalipun, aroma yang tercipta dan menguar dari area scent gland pasti akan berbeda.
Semua secondary gender mengeluarkan aroma pheromone, dan dalam kadar normal aroma pheromone alpha dan omega tak ubahnya seperti aroma tubuh alami yang dimiliki oleh para beta. Namun, hal yang membedakan antara alpha dan omega dengan para beta adalah bagaimana aroma pheromone sangat mempengaruhi hidup para alpha dan omega.
Penciuman tajam yang mereka miliki serta kemampuan untuk menghasilkan jumlah pheromone secara berlebih, membuat mereka bereaksi saat mencium aroma pheromone orang lain. Bila pheromone dikeluarkan dalam kadar berlebih, alpha atau omega yang menciumnya dapat terpancing untuk merespon, baik secara emosional ataupun fisik.
Itulah mengapa dari sekian banyak pasal yang mengatur tentang secondary gender, peraturan mengenai pheromone menjadi topik yang paling sering dikaji dan dijabarkan dengan terperinci. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pelecehan dan penyalahgunaan.
Adapun salah satu peraturan mengenai pheromone ialah mewajibkan setiap alpha dan omega untuk mengendalikan aroma pheromone mereka di batas normal saat berada di tempat umum. Aturan ini bertujuan untuk menjaga kenyamanan bersama serta mencegah situasi yang dapat memicu konflik, yang sering terjadi akibat pengaruh pheromone yang berlebihan.
Pheromone memang bisa dikendalikan, terutama kalau individu tersebut sudah cukup dewasa atau telah berlatih, namun secara biologis, pheromone sering kali dikeluarkan tanpa sadar. Hal ini sering terjadi saat seseorang berada dalam situasi stres atau ketika mengalami rangsangan sensual. Maka penting bagi setiap alpha dan omega untuk membawa scentblocker kemanapun mereka pergi. Alat ini adalah antisipasi pertama saat terjadi situasi yang tak terduga.
Lalu bagaimana kalau seorang alpha atau omega secara sengaja atau tidak sengaja melepaskan pheromone dan mengganggu kenyaman publik?
Ada beberapa peraturan lain yang mengatur hal tersebut. Bila seseorang didapati (dengan adanya bukti dan saksi minimal satu orang) telah mengeluarkan pheromone dengan maksud manipulatif atau mengintimidasi, maka tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran hukum berat dan dapat dikenakan sanksi, mulai dari denda hingga hukuman penjara.
Bagi orang yang melepasan pheromone secara tidak sengaja, namun telah mengganggu kenyamanan umum, maka orang tersebut dapat menerima peringatan dari pihak berwenang. Dan, jika hal ini dilakukan secara berulang, maka orang tersebut bisa mendapatkan sanksi yang lebih serius.
Mengingat adanya peraturan-peraturan tersebut, alpha dominan—seperti Seungcheol—yang secara alami mampu mengeluarkan pheromone lebih banyak daripada alpha nomal, harus jauh lebih berhati-hati.
Itulah sebabnya, setelah melakukan scenting pada Jeonghan, Seungcheol sampai harus menyemprotkan satu botol scentblocker untuk mengurangi kadar aroma pheromone yang menempel pada mereka berdua. Hanya setelah ia yakin aroma mereka tidak lagi mengganggu, barulah Seungcheol dan Jeonghan berani untuk masuk ke dalam restoran.
Mengingat reaksi normal yang ditunjukkan orang-orang saat mereka masuk tadi, seharusnya pheromone mereka berada dalam kadar normal. Namun, mengapa alpha asing yang baru saja menyapa Jeonghan menunjukkan reaksi berbeda?
Senyuman lebar masih terlukis di wajah tampan itu, namun kerutan di dahi yang semakin dalam saat ia berjalan mendekat, serta lirikan tajam yang pria itu berikan ke arah Seungcheol, benar-benar tak dapat diabaikan. Namun, senyuman lebar itu ternyata tidak bertahan lama. Saat tatapannya berserobok dengan perut Jeonghan yang bulat dan membesar, seketika sang alpha asing terlihat membeku. Ekspresi wajahnya memancarkan kebingungan dan keterkejutan yang tak dapat ia tutupi. Barulah pada saat Jeonghan berdeham kecil, ia dengan cepat mengembalikan senyum di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One and Only
FanfictionImpian Jeonghan hanya satu, memiliki rumah yang hangat dan aman. Tapi kenapa susah sekali sih, menggapainya?