21. After Marriage

169 11 0
                                    

Kedua sejoli itu akhirnya menikah. Setelah bertahun-tahun lamanya, berawal dari pertemuan semasa kecil hingga akhirnya mereka menikah dimasa dewasa.

Mereka menepati janji mereka untuk menikahi satu sama lain.

Bahkan, mereka dikaruniai anak laki-laki. Kio namanya.

Keluarga kecil itu sungguh bahagia dan cemara tentunya. Walau terkadang mereka bertengkar karena hal kecil, rasa sayang mereka terhadap satu sama lain tidak pernah pudar.

Kio sudah berumur 6 tahun, ia suka bermain sepak bola, apalagi sama ayahnya.

"Ayah ayah! Ayo main bola!"

Serunya. Rin sedang menonton acara TV, tiba-tiba langsung berjalan menuju halaman depan rumahnya.

Mereka berdua bermain bola bersama. Seru rasanya.

Aori menonton mereka berdua dan duduk di teras, tersenyum.

Kio terduduk di bawah dan nafasnya terengah-engah.

"Ayo dong, Kio. Katanya mau main"

"Kio capek! Mau bobo aja!"

"Hahaha, tadi siapa yang ngajakin main bola hm?"

"Bukan Kio"

"Oh? Mulai berani bohong sama ayah?"

Rin menggelitik Kio dan mencubit pelan pipinya, Kio pun tertawa kecil. Aori juga ikut tertawa kecil melihat putranya.

"Kio tau gak? Kalau Kio bohong, nanti hidung Kio makin panjang"

Ucap bundanya, Aori. Ia mencoba untuk menjahili anaknya sambil berseringai kecil.
Kio langsung panik dan ia menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"I-iya iya! Tadi Kio yang ajak ayah main bola kok! Kio yang ajak!"

Aori dan Rin tertawa, tingkah Kio saat ini lucu sekali.

"Tapi Kio beneran capek! Mau bobo!"

"Hahah, yaudah sana bobo. Mandi dulu ya"

"Oke bunda!"

Kio langsung bergegas ke dalam rumahnya dan buru-buru pergi mandi.

Rin berjalan menuju Aori dan duduk disampingnya. Hari makin gelap, terlihat jelas matahari sudah mulai turun.

"The moon is beautiful, isn't?"

Rin bingung saat Aori bilang begitu. Lalu, ia tersadar. Ia mendekatkan dirinya dan mendekap Aori dari samping.

"Yeah, i love you too, darling."

Mereka berdua tersenyum. Aori meletakkan kepalanya di bahu Rin. Tangan Rin juga mengelus pelan bahu Aori.

Mereka berdua saling menatap satu sama lain. Pelan-pelan, mereka menutup mata mereka dan saling mendekat.

Tiba-tiba Kio pun datang lagi. Ia sudah mandi dan wangi tentunya. Kio langsung duduk di pangkuan Aori. Ciuman mereka dibatalkan karena ada Kio.

"Bunda! Kio udah mandi!"

"Pinter anak bunda, wangi lagi"

"Hehe! Ayah sama bunda bucin mulu! Makanya Kio kesini"

"Kio tau kata bucin itu darimana?"

"Dari temen Kio! Dia bilang, orang tuanya bucin mulu! Mirip sama bunda sama ayah!"

"Anakku udah gede.." batin Aori dan Rin.

Hari kian malam, bulan dan bintang mulai terlihat di atas langit. Lalu, ada bintang jatuh. Kio pun berseru.

"Bunda ayah! Tadi ada bintang jatuh!"

"Oh ya?"

"Iya iya! Kio liat jelas!"

"Hahaha, bintangnya bagus ya?"

"Umm! Bagus banget! Kio suka bintang.."

"Bagus deh, karena bunda sama ayah juga suka bintang..."

Ucap Aori sambil mengelus puncak kepala anaknya. Kio pun terdiam sejenak sebelum bertanya lagi.

"Hmm, bunda, ayah? Kalau misal Kio jadi bintang, apa kalian bakal jadi bintang juga?"

"Kalau Kio jadi bintang, bunda sama ayah bakal jadi matahari dan bulan"

"Kenapa begitu?"

"Karena matahari dan bulan selalu bersama walau dalam jarak jauh. Mereka tidak pernah terpisah. Matahari dan bulan itu bagaikan penjaga bintang."

"Mau sejauh apa pun bintang pergi, ia akan selalu bertemu dengan bulan dan matahari."

"Hmm, jadi kalau Kio jadi bintang...bunda sama ayah bakal jadi bulan dan matahari Kio?"

"Iya sayang..."

"Yey!! Kio seneng deh kalau begitu!"

Aori dan Rin terkekeh. Mereka bertiga pun melanjutkan menatap bulan dan bintang-bintang bersinar di langit. Senyuman hangat tergambar di wajah keluarga kecil itu.

Rasanya seperti berada di cerita fantasi. Euphoria? Ya, kira-kira perasaan itu lah yang mereka rasakan.

"Aku menemukan kebahagiaanku disini..."

—THE END—

CHILDHOOD FRIEND? (ft. Itoshi Rin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang