[H-9]
Hari ini adalah hari Sabtu. Dikelas ramai dengan anak-anak yang sedang berbicara, suara mereka menggema di ruangan itu. Hujan rintik-rintik membasahi tanaman depan kelasnya, banyak siswa yang bermain hujan-hujanan di depan sana. Mereka berlima duduk di tempat Ciela dan Sylvie tepatnya di pojok kanan kelas dekat jendela.Alma membuka jendela itu dan membiarkan udara dingin dari luar masuk ke dalam kelasnya. Mereka berbincang-bincang dan sesekali tertawa gembira.
Tak disangka ternyata hari ini banyak sekali guru yang tak mengajar di kelasnya, mereka senang karena di hari akhir sekolah selalu saja jamkos. Walaupun jamkos, mereka semua tetap mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru piket.
"Ci, tuh di depan ada Elvano nyariin lo" ucap si ketua kelas.
"Oh, iya, makasih ya" respon Ciela. Alma yang mendengar itu pun langsung jail dan mengejek Ciela. Ciela hanya cengengesan di ejek Alma.
"Kenapa Max?" tanya Ciela yang menghampiri Max di depan kelasnya. Di luar sangatlah dingin walaupun hujan hanya rintik-rintik.
"Bunda bilang malem ini kita bakalan dinner di rumah lo" dengan santainya Max memberitahu rencana sang bunda.
"Hah? Yang bener lo? Eh, tapi gapapa dong, gue kan kangen sama tante Nara" bodohnya Ciela menjawab seperti itu.
"Astaga Cila, ya ampun, untung gue sayang ama lo" ucap Max yang tak habis pikir dengan Ciela.
"Loh emangnya salah, gue ketemu tante Nara?" begitu lah ucap Ciela.
"Cila..., Lo tau kan maksud gue? Kalo misalkan bi Nunik atau bi Herna ngasih tau kalo gue pernah nginep gimana?" ucap Max mengutarakan pikirannya yang mengganjal.
"Ha? Oh!!! OH IYA, GILA, MAX?!!!, DUH GIMANA DONG, GUE GAK KEPIKIRAN LOH" ucap Ciela yang sedikit teriak kepanikan dan menggoyangkan lengan Max.
"Ckckck, udahlah, gue harus tanggung jawab" ucap Max yang pasrah dengan perlakuan Ciela.
"Emang lo ngapain? Kok tanggung jawab?" tanya Ciela.
"Gue,.. gue kan nginep, yaa kalo tante Dara curiga gue bisa kasih tau alasan jelasnya dong, masa gue harus bohong.." ucap Max yang sebenernya sudah bohong.
"Ohh, tenang Max, gue bakalan bantu lo juga, karena bagaimanapun gue yang minta lo nginep" jelas Ciela.
Mereka berdua merencanakan untuk pertemuan nanti malam. Tak disangka mereka berbincang hingga waktunya pulang.
>Dinner di rumah Ciela
Sebelumnya, Papanya Ciela sudah pulang sewaktu Ciela masih di sekolah. Ciela di rumah sangat gembira karena sang Papa tercinta sudah pulang. Mereka berdua bercerita dan melemparkan tawa canda di sofa ruang tv.
Dara yang melihat kebersamaan itupun terharu, tak hanya dirinya, bahkan para pembantu yang bekerja pun terharu melihat kebersamaan mereka. Dara pun di ajak oleh Ciela untuk ikut memberi cerita-cerita lucu.
Di sekitar jam delapan malam, terdengar suara klakson mobil yang berbunyi keras. Pa satpam pun langsung membuka pagar rumah itu.
Dara yang mendengar itu pun langsung menyambut sahabatnya yang datang bersama keluarga kecilnya. Dara berdiri menunggu mereka di depan pintu dengan pakaian dress paripurna.
"Welcome to my house dear," ucap Dara yang langsung menarik tangan Lidya.
"Hahaha, kau ini tidak ingat umur, jangan menggeret ku masuk duluan, apakah kau tak ingat aku memiliki suami dan dua anak?" ucap Lidya, Dara hanya cengengesan mendengar itu.
Mereka berempat masuk di tuntun oleh Dara, Dara memperkenalkan ruangan yang ada di sekitar mereka selama berjalan ke arah meja makan.
"Silakan duduk, kita sudah menyiapkan beberapa makanan yang di sukai oleh Lidya dan juga kesukaan anak-anak" ucap Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
21 Days Theory of Love | ETINAZNATT
RomanceLeona Ciela Josephine menyukai seseorang sejak awal masuk ke SMA. Dirinya mencoba untuk menahan rasa itu bertahun-tahun. Hingga pada di tahun kedua, Ciela sudah memasuki kelas 11 semester 2 yang sebentar lagi akan menaiki kelas 12. Dirinya mencoba...