Budayakan Vote sebelum membaca!
Happy Reading📖
[H-12]
Setelah kejadian ribut kemarin, Ciela tak berani menganggu Max di sosial media, entah itu meneleponnya atau bahkan mengirimkan pesan padanya. Ciela turun dari mobil di parkiran biasanya dan berjalan menuju kelas."Ciaaaaa," baru saja sampai kelas, Kinan menghampiri Ciela dan memeluknya.
"Kenapa Nan? Kok nangis???" Ciela terkejut, Kinan menangis di pelukan Ciela. Ciela mengusap punggung Kinan.
"Dia bilang, Max pergi lagi" ucap Sylvie yang mengerti maksud Kinan. *Sylvie sangatlah mengerti bahasa Kinan.
"Ciaaa" Kinan menatap Ciela yang lebih tinggi darinya.
"Dia bilang lagi, Max bakalan lama pulangnya" Sylvie menatap Kinan dengan tangannya yang di lipat di dadanya.
"Ciaaa, huhuhu" Kinan kembali memeluk Ciela erat.
"Kinan bilang Max minggat dari rumah" ucap Caitlyn ikutan seperti Sylvie.
"Salah, dia bilang, Max murka" ucap Sylvie.
"Murka kenapa?" tanya Ciela menatap Sylvie, Sylvie hanya mengangkat kedua bahunya berarti tidak mengetahuinya.
"Raffael bilang, Max ribut sama Ray kemarin, emang bener?" bisik Alma di sebelah Ciela. Ciela hanya mengangguk sebagai jawabannya.
Alma menatap Caitlyn dan Sylvie, seperti membicarakan sesuatu lewat tatapan mereka. Mereka tiba-tiba saja mengangguk dan semua menatap Ciela, sama dengan Kinan yang melepaskan pelukannya dan menatap Ciela.
"Kalian kenap sih?" tanya Ciela bingung melihat sikap teman-temannya. Mereka mengacuhkan Ciela dan saling menatap satu sama lain, dan Alma yang ada di sebelah Ciela tiba-tiba saja memegang bahunya dengan kedua tangannya dan mengangguk. Ciela dengan bodohnya ikutan mengangguk, dan mereka duduk di tempatnya masing-masing.
Hari ini pelajarannya cukup membosankan, Ciela didiamkan oleh teman-temannya tidak seperti biasanya. Di waktu jam istirahat pun teman-temannya berbicara lewat tatapan seperti tadi pagi.
Gue masuk sekte apa ini? Kenapa gak ada yang ngomong sama sekali? Kenapa mereka ngerti cuma dari saling menatap? Apa ini ritual baru? batin Ciela melontarkan pertanyaan yang tak masuk akal.
Bel pulang pun berbunyi. Semua orang bubar dari kelasnya. Ciela di tahan oleh teman-temannya tidak boleh pulang lebih dahulu. Tiba-tiba saja depan kelas Ciela ramai dengan segerombolan wanita-wanita.
Semua orang menatap tajam pada Ciela, mereka tak bicara tapi sama dengan teman-temannya. Menatap dan mengangguk, setelah kurang lebih tiga puluh menit mereka semua hilang tanpa di usir.
"Ci" panggil Alma menatap Ciela serius. Entah kenapa Ciela mengeluarkan air matanya, menatap Alma dan teman-temannya dengan perasaan kecewa.
Mereka berlima pergi ke sebuah mall, dan berkunjung ke satu toko ice cream yang baru saja debut di Mall itu.
"Mas, Kinan mau ice cream choco oreo nya 1, choco mint nya 1, spesial ice cream nya 1, sama Strawberry mint nya 1" ucap Kinan pada waiters itu.
"Saya mau ice cream choco vanila 3 dan es lemon ini" ucap Sylvie menunjuk es lemon yang toping nya ice cream. Waiters itu menatap ketiga temannya, dan sylvie hanya mengangguk dan waiters itu langsung pergi.
"Oke jadi, gimana Ci, hubungan lo sama Max sebenernya apa?" tanya Alma menuju inti pembicaraan.
"Gue sama Max cuma temen Al, lo percaya sama gue ga sihh?" jawab Ciela, Alma menatap yang lain dan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
21 Days Theory of Love | ETINAZNATT
RomanceLeona Ciela Josephine menyukai seseorang sejak awal masuk ke SMA. Dirinya mencoba untuk menahan rasa itu bertahun-tahun. Hingga pada di tahun kedua, Ciela sudah memasuki kelas 11 semester 2 yang sebentar lagi akan menaiki kelas 12. Dirinya mencoba...