[H-2]
Hari ini, hari selasa. Dan kali ini Max tidak berangkat bareng dengan Ciela karena ada masalah di rumahnya. Ciela pun berangkat dengan taksi yang di pesan oleh Max, karena dirinya bilang saat pulang mereka akan pergi dating.
Ciela berlari dan sesekali melompat kegirangan ke dalam kelasnya. "Mentang-mentang udah punya pacar, Kinan di lupain sama Cici, huh." Baru saja duduk udah di ledek aja. "Masih pagi, Nan" ucapnya malas menanggapinya.
"Hello pretty girl, elo itu ngelupain kita semua, setelah elo jadian, ya, wajarlah Kinan ngerengek, lagian cuma lo, orang yang bisa di ajak ke toko es krim baru." Alma mengoceh di belakangnya tanpa menyuruhnya menghadapnya. "Eh, asal lo pada tau aja, ya, elo pada juga begitu ke gue! Caitlyn sibuk ngebujuk Brayden, elo sibuk ngedate sama Raffael, Kinan sekarang udah punya pengganti gue kali, buktinya dia belum juga ajak gue, tapi malah ngajak Jack ke toko ice cream baru yang ada di Blok L. Apakah saya pantas sesakit hati ini? Lagian gue jarang kali bucin depan kalian" Jelasnya membuka mulutnya di pagi hari.
Sylvie langsung menyuruhnya tarik nafas dan menenangkannya. "Astaga Dragon! Masih pagi keleus, kagak usah berantem, bisa ngga?" Caitlyn memisahkan Alma dengan dirinya dan menyuruhnya duduk di tempatnya yang lumayan menjauh dari dirinya.
"Habisnya, Kinan sebel sama Max, baru mau di ajak, eh, udah di tarik aja tangan Cici" rasanya menyesal ia menjodohkan dirinya dengan Max, karena ia tak menyangka bahwa Cici nya di ikat mati di samping lelaki belang itu. "Cukup ya, Kinan" kata Sylvie menyuruh Kinan berhenti.
Jam pelajar pun di mulai dan di akhiri dengan kelas yang tenang, mereka berlima tak banyak bicara karena pembahasan di pagi hari dan juga stress yang melanda mereka karena pelajaran Matematika mematikan. Ada seseorang mengetuk pintu kelasnya dan memperlihatkan Max yang berdiri di samping pintu. Ciela menatap Alma dan Kinan, mereka berdua juga tak tega melihat lelaki malang itu yang sudah effort jalan ke kelas mereka.
Dan akhirnya, Max di perbolehkan masuk dan menghampiri Ciela. Max tak sendiri, ia juga mengajak Brayden untuk menemui kekasihnya itu. "Gue pinjem ya, Cici nya, Nan?" Tanya Max pada Kinan. Kinan tak mampu bicara saat ini, matanya berkaca seakan bersalah dengan perkataannya di pagi hari. Kinan mengangguk dan Mereka berdua pergi.
Max mengajaknya ke rooftop untuk makan makanan yang Ciela bawa dari rumah. Ia tak ingin di kantin karena takut ketahuan bulol nya. Ciela menyiapkan semuanya, layaknya bento yang biasa di berikan seorang istri pada suami yang akan berangkat bekerja.
Ciela menyuapkan makanannya pada Max. "Aaaa" ucapnya seraya membuka mulutnya. Max memasang wajah membinar, masakannya enak. Senang sekali rasanya Ciela mendapatkan respon baik dari Max terhadap makanannya.
Mereka berdua menghabiskan makannya bersama dan memakan buah juga yang Ciela bawa untuk makanan penutup. Ciela memberikan sebuah botol yang berisi jus apel pada Max, tapi ia memilih untuk meminumnya nanti karena ia ingin meminum soda yang ia bawa sebelum ke rooftop. Max mengelus kepala Ciela dengan penuh cinta. Ciela tentu senang sekali, dan membuatnya tidur di atas paha Max.
Setelah merasa dirinya tertidur lama di sana, ia membuka matanya dan melihat Max yang sedang santai sambil mengelus rambutnya. "Max?" Tanyanya yang membuat lelaki itu menatapnya. Ciela bangun dari paha Max dan menatapnya dengan tatapan bertanya, seakan ada yang harus di sampaikan oleh dirinya.
"Ci, aku harus ke Canada besok" katanya menatap Ciela dengan sedu. Jelas itu membuat Ciela tersontak dan ikut sedih. "Kenapa harus besok? Emang enggak bisa bulan depan? Atau tahun depan?" Tanya Ciela.
"Sebenarnya, sedari dulu aku di Canada, udah di kasih tau bakalan di perpanjang waktu untuk sekolah di sana, tapi, karena aku mau kita ada hubungan, aku minta waktu selama beberapa hari disini." Jelasnya sambil memegang tangan Ciela serta mengelusnya. "Ci, aku janji enggak akan lama di sana, bahkan sebelum lulus, kita bakalan ketemu lagi kok, aku janji." Katanya melanjutkan ucapannya. Ciela tak tahan menahan tangis dan Max yang mengetahui hal itu pun sergap memeluknya erat.
"Max, kenapa sih harus secepat ini lo pergi lagi? Dengan cepat lo datang membuat gue gila dan sekarang lo dengan cepat mau pergi setelah gue gila karena lo!?" Kata Ciela di sela tangisannya. Max tertawa dan mengelus punggungnya Ciela serta berkata "Gue nggak akan selama itu kok Ci, dan kita bisa telepon semau lo, pasti gue akan angkat kok, kita cuma Ldr Ci, bukan putus." Dan Ciela hanya memukul pelan bahunya.
Bel berbunyi, menandakan jam masuk tiba. Mereka berdua meninggalkan rooftop dengan keadaan canggung, walaupun sebenarnya Max tak secanggung itu. Ia khawatir dengan Ciela.
Selama pelajaran berlangsung, Ciela tak banyak bercanda dengan teman temannya, bahkan saat jamkos mereka pun tak bicara. Ciela melamun. "Hello wanita tercinta Max, apa lo masih marah sama gue? Sampe sampe kita di diemin dari tadi?" Ucap Alma yang tiba tiba duduk di sebelahnya, membuat lamunannya buyar.
"Ada apa sih cantik? Banyak pikiran nanti bikin wajah berkerut loh, kaya nenek nenek" ledek Caitlyn. "Iya, nanti Max mutusin Cici loh, gara gara Cici tua." Kata Kinan dengan permen loli yang ia makan, sontak dengan perkataan itu membuat dirinya makin khawatir dan melirik Kinan dengan sebal. Kinan yang melihat itupun langsung berlari ke arah Sylvie.
"Lo putus sama Max?" Deg, di buatnya. Apa iya, Ciela akan putus dengan Max hanya karena Ldr?. Ciela menggeleng frustasi dan meletakan kepalanya di atas meja dan menutupnya rapat. Sepertinya ia menangis lagi. "Secepat itu Ci?" Tanya Alma yang tiba tiba ikut sedih.
Benar kata Max. Sebenarnya projek yang ada di Canada sudah selesai, bahkan semua urusan yang ada di Canada ia selesaikan berdua dengan Brayden. Ia pikir dengan semuanya selesai, maka urusannya di Canada sudah tak ada lagi. Tapi ternyata, kontrak yang ia tanda tangani saat pidato pertama di Canada adalah kontrak siap bersekolah di Canada hingga kelas 12 semester 1. Berbeda dengan Brayden, yang ke sana sebagai partner Max, ia bisa kapan saja menyelesaikan projek nya tanpa tanda tangan kontrak.
Kemungkinan Max ada waktu saat lulus nanti. Untuk menikmati masa mudanya lagi sebelum masuk ke universitas. Maka dari itu, ia berjanji dengan Ciela.
"Sabar ya ci, gue ikut sedih denger beritanya" ucap Caitlyn setelah Sylvie menjelaskan alasan Ciela seperti itu. "Cici, masih ada Kinan kok disini, jangan sedih ya? Dulu Cici baik baik aja kok tanpa Max, sekarang pasti bisa kok." Ucap Kinan yang berniat menyemangatinya.
Mereka berempat terus membujuknya dan menyemangatinya agar bisa menjalankan hidup tanpa Max.
"Tenang ci! Masih ada besok, besok hari terakhir lo ketemu dia, bukan sekarang." Ucapan terakhir penyemangat dari Alma, yang membuat dirinya makin merengek kencang. "Pea, ngapain segala bilang besok hari terakhir Alma! Cup cup cup Ci udah Ci, malu lo begitu." Kata Caitlyn mengusir Alma dari sampingnya dan memeluknya serta menepuk nepuknya.
"Gue ada ide" kata Sylvie. Ia memberitahu untuk membiarkan Max pergi dan membuatnya cemburu dengan main bersama Ray lalu di post di sosmed dengan kemesraan mereka berdua, dengan begitu hubungan mereka akan memiliki dua pilihan. Antara Max yang mengikhlaskannya atau memilih memutuskan kontrak basi itu. "Tidak, terimakasih." Jelas Ciela menolak dengan tegas. Sorry this Cegil, cewek bulol dan gila terhadap pacar ebel-ebelan nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
21 Days Theory of Love | ETINAZNATT
RomanceLeona Ciela Josephine menyukai seseorang sejak awal masuk ke SMA. Dirinya mencoba untuk menahan rasa itu bertahun-tahun. Hingga pada di tahun kedua, Ciela sudah memasuki kelas 11 semester 2 yang sebentar lagi akan menaiki kelas 12. Dirinya mencoba...