"Bolehkah aku memakai ini?" tanya Philia dengan penuh hormat, melirik Alcira untuk meminta izin.
Alcira melihat alat di tangan Philia dan mempertimbangkan keputusannya. Jika ini benar-benar alat sihir, maka menggunakannya bisa menjadi aset berharga. Melihat kekuatan sihir miliknya, pemakaian alat ini dalam skala yang lebih besar mungkin akan sangat berguna dalam situasi perang saat ini.
"Boleh saja, tapi ingat, para penyihir Kekaisaran membuang alat itu karena dianggap tidak berfungsi. Apakah kau yakin ingin membawa barang yang rusak ke medan pertempuran?"
Philia memandang kedua alat di tangannya dengan penuh pertimbangan. Dia teringat saat Aionius mengucapkan kata "Aphairese," dan alat itu mengeluarkan cahaya seperti laser yang membelah segala sesuatu di jalannya. Meskipun dia tidak sepenuhnya mengerti, dia memiliki firasat bahwa alat ini memiliki potensi.
"Mungkin alat ini bekerja dengan cara yang berbeda," gumamnya.
Alcira tampak bingung oleh pendapatnya yang bertentangan dengan pengetahuan sihirnya. Menurutnya, mustahil bagi alat sekecil itu untuk beroperasi tanpa sihir. Bahkan jika itu bergerak tanpa sihir, tidak mungkin mengandung perangkat yang dapat menghasilkan dan menyimpan energi dalam ukuran yang begitu kecil.
"Itu tidak mungkin. Untuk menciptakan energi tanpa sihir, dibutuhkan alat yang besar dan kompleks," jelasnya.
Philia mengangguk, mengingat bahwa di dunia mereka, konsep teknologi nano belum ada. Namun, dia memiliki firasat bahwa alat ini mungkin berhubungan dengan energi.
"Ini mungkin bekerja dengan prinsip energi," kata Philia.
Alcira masih bingung dengan penjelasan ini, karena Alcira adalah seorang pecinta sihir dengan pemahaman yang sederhana. Karena jelas jelas sihir itu datang seperti sebuah keajaiban yang di luar akal sehat.
"Baiklah, mari kita coba," ucap Philia sambil memasang alat tersebut di tangannya dan mengalirkan sedikit energi berbentuk listrik yang dia buat melalui sihirnya ke dalamnya. Tiba-tiba, sebuah indikator di alat itu menyala, membuat keduanya terkejut.
"Alat ini berfungsi!" seru Alcira, lalu dengan cepat mengeluarkan alat tulisnya dan mulai mencatat kejadian ini dengan semangat seorang pecinta ilmu. Ingin benar benar memastikan bahwa alat ini benar benar berfungsi Alcira segera membentuk barisan barang rongsoknya untuk dijadikan sasaran.
"coba kau tembakan" ucap Alcira dengan semangat
Philia mengangguk tegas, mengarahkan senjata tersebut ke barisan target yang berjarak tidak jauh darinya. Kalau saja itu peluru mustahil untuk menembus lapisan logam yang berbaris sepanjang satu meter itu.
"Aku akan memulainya," ucapnya dengan tekad, lalu menekan pelatuk senjata. Tanpa menunggu lama, senjata itu mulai beroperasi dengan suara menggelegar seperti turbin yang berputar sangat cepat. Sebuah sinar intens mulai berkumpul di ujung larasnya, mengubah ruangan yang sebelumnya minim cahaya menjadi terang benderang.
"Ini!" seru Alcira girang.
Sebuah gelombang energi yang sangat panas ditembakkan dengan tekanan tinggi, bergerak secepat kilat seperti pedang cahaya yang membelah dan menghancurkan seluruh barisan logam dalam sekejap. Membuat Barisan logam yang kokoh itu meleleh menjadikanya cairan merah yang meleleh seperti mentega.
"ini berbahaya," bisik Philia dengan nada yang pelan di sertai senyumanya dengan penuh pengakuan akan kekuatan senjata itu.
Segera Alcira meloncat loncat senang dengan penuh ketidakpercayaan.
"Ini sungguh luar biasa, aku benar-benar penasaran apa yang ada di dalamnya. Mungkin kita harus membongkarnya," ujar Alcira mendekati Philia dengan rasa kegirangan seperti seorang anak kecil yang menemukan harta karun.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEMESIS Fire On The Western Front
ActionVol 2 dari Series NEMESIS Kematian dari seorang God Knight yang menjadi benteng kokoh pertahanan kerajaan Grasia membawa perang semakin memanas. Federasi Libya dan beberapa negara sekutu dari benua Genoa yang selama ini senyap mulai memperlihatkan...