32

1.6K 247 20
                                    

 Luis melangkah  menuju tempat peristirahatan bawahannya, dengan maksud untuk memberi tahu Philia bahwa Kaisar telah mengundangnya untuk bertemu besok. Di bawah cahaya malam yang tenang, dia berjalan melewati jalanan kota yang memikat yang kini mulai tenang setelah perayaan yang mereka lakukan. Tentara yang sebelumnya bergerak dengan sibuk, sekarang telah menemukan tempat mereka masing-masing untuk beristirahat.

Dalam pikiran Luis, bayangan gadis itu tetap tak terpisahkan, seseorang yang sering kali menjadi sumber masalah, tetapi juga telah mencapai prestasi luar biasa. Kenangan akan percakapannya dengan Kaisar tentang kekuatan luar biasa gadis itu terus menghantuinya. Luis merasa bertekad untuk mengendalikan situasi dengan sebaik-baiknya, berharap agar gadis itu tidak melepaskan potensi destruktifnya kepada penduduk dan memicu konflik yang lebih luas.

Kini, Luis berdiri di depan tenda bawahannya, tapi untuk beberapa alasan, suara ribut terdengar dari dalam, padahal hanya ada tiga anggota regu ketiga yang tersisa.

"apa mereka belum tidur?" pikir Luis sambil membuka tenda. Ia segera terkejut melihat bawahannya yang berusaha merebut botol dengan penuh semangat.

Wheish, yang sebelumnya hanya menyaksikan persaingan antara dua rekanya yang seperti kucing dan anjing, kini terkejut melihat kedatangan Luis dengan sorot tajam.

"Oyy," bisik Wheish dengan hati-hati memberi peringatan pada keduanya.

"Apa?" sahut keduanya kesal , mereka segera sadar bahwa Luis sedang menatap mereka dengan tajam yang berdiri di depan pintu tenda.

Luis menghela nafas, lalu dengan suara pelan namun penuh ketegasan, "Philia, ikut saya sebentar." Gadis itu dengan cepat mengikuti Luis.

"Ada apa, Letnan?" Philia bertanya sambil dengan cermat menyembunyikan botol haram di belakang punggungnya.

"Sang Kaisar ingin bertemu denganmu besok," ujar Luis dengan penuh harap. "Kuharap kau akan memberikan yang terbaik dan menjauhkan diri dari masalah."

Philia segera mengangguk patuh, tanpa banyak pertimbangan, berharap agar Luis segera meninggalkannya sehingga dia bisa menikmati minumannya.

Namun, Luis merentangkan tangannya, memberikan isyarat tegas kepada gadis di hadapannya agar menyerahkan botol yang disembunyikannya.

"Aku heran, dari mana kau mendapatkan minuman keras ini," komentarnya tajam. "Hari ini, kau sebaiknya tidak minum. Besok, kau memiliki urusan penting." Luis meraih botol dengan cepat dan meninggalkan tempat itu.

Philia memejamkan mata dengan ekspresi kesedihan, "Tidak... obat hatiku telah hilang."

***

Philia kini berdiri di depan pintu di mana Sang Kaisar menghadapinya, Luis telah mendampinginya hingga ke sana. Dalam hatinya, Philia merasa bingung tentang alasan Sang Kaisar mengundangnya secara khusus, mengingat biasanya hanya para tokoh penting yang diberikan kesempatan untuk bertemu dengannya.

Dengan hati-hati, Philia mengetuk pintu di depannya dan segera pintu itu terbuka dari dalam. Dia melangkah masuk, memasuki ruangan yang sangat terasa kental dengan aura kekuasaan. Beberapa individu berpakaian serba putih bergerak dengan sibuk di sekitar ruangan, sepertinya mereka tengah sibuk dengan sesuatu yang penting.

"Apakah kau menikmati pemandangan ini?, Suatu ruang yang penuh dengan perlengkapan medis," seorang suara yang terdengar rapuh dan lemah, nyaris seperti panggilan, memecah keheningan dan membuat Philia menoleh ke arah suara tersebut.

Philia dengan segera memberikan hormat, menyadari bahwa sang Kaisar duduk di sebuah bangku membelakanginya. Matanya terus mengamati orang-orang berpakaian putih yang sedang melakukan perawatan pada sang Kaisar. Mereka dengan sangat hati-hati membersihkan sisa sisa nanah dan darah yang mengalir keluar dari kulit Sang Kaisar akibat pertumbuhan tulang yang merusak jaringan dagingnya dari dalam.

NEMESIS Fire On The Western FrontTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang