5

16.3K 1.1K 22
                                    

Ini masih pagi pagi buta sekitar jam 05.12 tapi Daniel sudah berdiri di kamar ayah nya dan mengetuk kencang pintu sang ayah

"Ayah, ayah bangun ayah! Buka pintu nya!" Teriak Daniel sembari mengetuk brutal pintu Davin

Tak ada semenit Davin pun membuka pintu dengan keadaan muka bantal, saat akan bertanya dia lebih dulu diseret anak sulung nya ini ke kamar anak tengah nya

"D-devan, ayah tolong!" Pekik Daniel sembari menunjuk Devan yg tengah menggigil padahal dia memakai selimut

Davin yg melihat itu panik lalu menarik selimut lalu memegang dahi sang anak yg rupanya demam itu "tolong panggilin maid suruh bawa kompres"

Daniel mengangguk dan langsung berlari keluar kamar dan pergi ke barisan kamar maid, sementara Davin dia sedang mematikan AC kamar

Dia membuka selimut Devan sebatas dada lalu mengambil tangan Devan dan mengesekan kedua tangan mereka berharap menghantarkan rasa hangat ke tubuh Devan

Tak lama Daniel dan seorang maid pun sampai dengan satu nampan yg berisi minyak kayu putih, obat demam, dan kompres

"Ayah ini Devan gak dibawa ke rumah sakit aja?" Tanya Daniel sembari melihat ayah nya yg telaten mengoleskan minyak itu ke tangan, kaki, leher dan perut Devan

Sejenak Daniel merasa terharu, ayah mereka yg dulu bahkan tidak punya inisiatif untuk menyapa sekarang dengan telaten merawat salah satu anak nya yg sedang sakit

"Enghh bunda." Lirih Devan saat kening nya di kompres, Daniel dan Davin terdiam saat mendengar kan lirihan itu

"Tenang sayang, disini ada ayah." Bisik Davin tepat di telinga Devan, Daniel tersenyum saat melihat itu

Daniel terus saja mengelus tangan Devan sesekali membisikkan kata kata penenang saat Devan mulai bergumam tak jelas

"Daniel kau tak sekolah?" Tanya Devan saat jam menunjukkan pukul 06.12

Daniel melihat ke arah jam weker dan benar saja ini sudah pagi, rupanya cukup lama dia disini

"Sekalian bangunin Dika, terus izinin Devan ya." Ujar Davin, Daniel pun mengangguk dan pergi dari kamar Devan

Saat Daniel sudah keluar Davin melihat ke arah Devan lalu menyentuh kening Devan, dia jadi berfikir bagaimana cara agar panas Devan cepat turun

Karena bingung, akhirnya Davin mengambil ponsel dan mencari tau di google

"Kompres udah, olesin minyak udah, obat kan nanti abis sarapan. Terus ini skinship?" Tanya Davin di akhir

Apakah skinship bisa menghilang kan demam? Seperti nya itu patut dicoba pikir Daniel lalu melepaskan pakaian atas nya

Setelah itu Daniel juga melepaskan pakaian atas Devan lalu Davin masuk ke selimut dan memeluk Devan

Davin bisa merasakan rasa hangat di tubuh Devan, lama kelamaan rasa hangat itu mulai tersalurkan ke permukaan kulit Davin dan membuat nya nyaman

"Emm ayah?" Tanya Devan lirih dengan mata setengah terbuka

Davin mengecup sejenak kening Devan dan menjawab "iya sayang, ayah disini."

Devan tersenyum samar lalu menyamankan posisi di dada bidang ayah nya ini

"Tidur sebentar lagi, abis itu sarapan terus minum obat oke!" Devan hanya mengangguk meladeni ucapan sang ayah

Hati nya merasa hangat, dia kira sang ayah hanya memprioritaskan sang bungsu dan rupanya itu salah

Davin mengecup bibir Devan yg pucat itu agar kembali memerah, Devan sejenak kaget lalu membiarkan hal itu

"Aaaa udah ayah." Rengek Devan saat ayah nya ini terus menciumi wajah nya, Davin terkekeh pelan

"Iya maaf sayang."

°°°°°°

Daniel memandang takut pada adik kelas yg lebih tinggi dari nya, bukan nya apa cuma ada 3 orang tak hanya 1

"A-apa?!" Sewot Daniel mencoba berani walaupun suara nya terbata bata

Ke tiga orang itu bukan nya takut malah tertawa pelan, salah satu diantara mereka memegang dagu Daniel dan menarik nya ke atas agar bertatapan dengan mereka.

"Kenapa senior kita sangat manis?" Tanya Arkan

Gilang dan Noval mengelus pipi Davin dan mengelus nya dengan lembut, Daniel masih saja bergetar ketakutan hingga mata nya berkaca kaca

"Hiks ayah." Hisak Daniel yg sudah terlanjur takut

"YA!! SAHABAT GUE LU APAIN ANJING!" Teriak seorang lelaki lalu dengan cepat merebut Daniel dari ketiga lelaki itu

"Aduh jangan nangis" Ujar leo yg membuat tangis Daniel semakin kencang

Leo masih saja panik sambil mencoba menenangkan Daniel, saat ini masih jam pelajaran dan Daniel izin keluar karena ingin ke kamar mandi

Tiba tiba ada tiga lelaki yg menghadangnya mana serem semua, dan Leo yg khawatir karena Daniel tidak muncul muncul akhirnya menyusul

Dan malah menemukan sahabat nya yg sedang dijahili oleh adik kelas biadap itu, yg sayang nya sahabat Devan

"Gue aduin Devan mampus kalian" Ujar Leo dengan tajam lalu membawa Daniel ke kelas

Wajah ketiga lelaki itu panik, mereka lupa bahwa Daniel adalah kakak dari bos mereka. Oh tidak apakah mereka akan dihukum seperti dulu

"Sialan! Ini semua gara gara lu" Tuduh Arkan kepada Gilang, Noval juga ikut mengangguk

"Iya deh, lagian tu kakak kelas manis banget sih." Balas Gilang yg masih saja santai

°°°°°°

I'm back guys😋

Apa kabar semuanya, jan lupa bahagia ya kalo ada masalah bisa cerita ke org terdekat atau gak bisa ke gue

Ingat! Rumah tak harus keluarga tapi bisa juga orang asing!

Jangan lukain diri sendiri karena itu percuma dan gak bakal nyelesain masalah

Jangan lupa ucapin Terima kasih sama diri kamu sendiri! Jangan lupa sayangi juga diri kamu

See you👋

Menjadi ayah Kecil (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang