Hari ini Davin tengah berada di ruang kerja nya, dia tidak mau ke kantor karena mood nya sedang buruk dari pada dia nanti membentak bentak para pegawainya kan?
Tentu saja di samping nya ada Dion, makhluk itu selalu bersama nya mungkin Dion istirahat ketika Davin sedang menghabiskan waktu dengan anak anak nya atau ingin me time
Dan sisanya tentu saja di samping nya ada Dion, bahkan rumah Dion tepat di depan mansion Davin. Yg membangun rumah itu siapa? Tentu saja Davindra bukan Davin
"Dion aku ingin keluar." Cicit Davin sembari menatap horor tumpukan berkas yg sudah seperti dosa dosa pembaca
Dion yg tadi nya tengah memeriksa laporan dari kantor cabang pun menatap datar bos nya itu "tidak bisa, berkas itu harus selesai sekarang."
"Hey! Disini aku bos nya!"
Dion hanya tersenyum remeh "oh begitu? Apakah tuan ingin melihat surat undur diri saya di meja tuan besok?" Davin mencebikan bibir nya kesal
Tidak mungkin dia melepaskan orang Secerdas Dion dan mungkin tidak ada orang yg bisa menanggung beban Dion seperti saat ini
Apalagi mencari orang yg cocok dengan nya, itu sangat susah!
Dion yg melihat bos nya kembali mengerjakan berkas itu pun menahan tawa nya, apakah bos nya itu lupa bahwa dia masih punya kontrak dengan perusahaan ini
Harus nya dia diancam dong, karena di kontrak tertulis Dion akan membayar denda sebesar 5M jika tidak menyelesaikan kontrak kerja tersebut
"Kerjakan yg serius dong." Davin memutar bola matanya dengan malas lalu dia mulai membaca berkas itu satu persatu
"Dion apakah memang pengeluaran nya sebesar ini?" Tanya Davin sambil menunjukkan suatu berkas
Dion pun mendekat ke arah bos nya "apa apaan ini! Padahal seharusnya hanya 10 juta tapi kenapa jadi 100 juta?!!"
"Sial rupanya ada yg bermain main disini." Ujar Davin kesal lalu dia ingin menelpon seseorang yg bertangungjawab atas berkas ini
"Tenang saja sayang semua itu sudah di urus oleh abang mu." Davin dan Dion menengok ke belakang dan terlihat ada 1 orang wanita paruh baya dengan 2 orang pria dewasa yg salah satu nya sudah tua seperti wanita itu
"Emm mama?" Tebak Davin asal sambil memijit kepala nya yg mulai pusing
"T-tuan tidak apa apa?" Panik Dion sambil ancang acang siapa tau tuan nya pingsan kan
Davin mengangkat sebelah tangan nya pertanda dia baik baik saja walaupun sesekali masih keluar desis san kecil dari mulut nya
"Mama, papa dan abang?" Esme mama Davin pun menepuk kepala anak bungsu nya itu "good boy."
Davin tersenyum, lalu Dion pun pamit undur diri dia tidak ingin menganggu waktu keluarga itu
Aldi papa Davin pun memeluk Davin sudah lumayan lama dia tidak bertemu anak bungsu nya ini "hehee papa." Aldi mencium pucuk kepala Davin
Dan sekarang gantian Angkasa abang Davin dia memeluk Davin lalu mengecup singkat bibir adik nya itu yg membuat Davin melotot kaget
"Gak ada genre pelangi di cerita ini bang." Angkasa tak mendengar kan dan malah menyimpan wajah nya di ceruk leher adik nya itu dan menghirup dalam dalam aroma yg dia rindukan selama ini
Esme dan Aldi yg melihat itu tersenyum mereka merasa senang karena melihat kedua putra mereka saling menyayangi, walaupun cara menyayangi versi Angkasa itu agak sus
"Ke depan yuk, sambil nunggu anak anak." Ajak Esme, ketiga lelaki itu mengangguk lalu berjalan di belakang Esme seolah oleh tengah mengawal seorang ratu tapi itu memang benar
"Pelayan tolong bikinin gado gado ya?" Sejenak pelayan itu terdiam lalu dia tersenyum bingung
Orang Italia mana yg tau gado gado?! "Gado gado yg sayur di campur itu kan nyonya?" Esme hanya mengangguk
"Bikin 7 porsi ya." Pelayan tersebut mengangguk lalu dia pamit undur diri menuju ke dapur
Setelah nya Esme pun menyusul ketiga pria dewasa itu yg sudah berada di ruang TV dan sedang menentukan akan menonton film apa
"Kenapa History nya berisi coco melon semua?" Tanya Aldi sambil melihat lihat history bekas entah siapa yg menonton
Wajah Davin memerah malu, sial dia lupa menghapus bekas nya. Angkasa yg melihat itu tersenyum kecil
"Seperti nya disini ada seseorang yg masih suka menonton kartu."
"Hahaa benar mungkin yg menonton kartun itu adalah Dika." Ujar Davin mengkambing hitamkan Dika
"Hey! Adek itu gak suka nonton kartun ya!" Pekik Dika yg baru saja sampai dibelakang nya juga terdapat kedua abang nya
"Iya bener, adek kan suka nya nonton film ikan terbang." Ujar Daniel dengan polos
Devan juga mengangguk dan ikut menimpali "hu'um adek kan sukanya indosiar."
"Indosiar?"
"Itu loh opa yg film suaminya suka selingkuh terus istri nya tukang nangis."
Dika menepuk jidat nya, padahal dia sudah bilang ke pada kedua abang nya agar tidak membeberkan rahasia itu kepada siapa pun
"Jadi yg menonton kartun itu adalah...."
"Iya! Iya! Yg nonton itu Davin!" Seketika ruang keluarga langsung di penuhi gelak tawa
Davin pun duduk di sofa dengan wajah cemberut dan pipi mengembung, padahal kan dia menonton kartun itu karena bosan eh tapi kok seru juga jadinya keblablasan deh
"Udah yuk, sekarang kita makan gado gado!" Ujar Esme ketika pelayan sampai sambil membawa troli berisi gado gado
Esme pun membagikan gado gado itu ke semua orang, mereka pun menerima dengan wajah tertekan
Sumpah Demi apa pun mereka itu benci dengan makanan kambing ini "iyuhh jijik" Mungkin itu batin semua lelaki Genandra
Sementara pelayan yg tadi mengantarkan gado gado pun langsung berlari kebelakang untuk kabur dari tatapan tuan tuan nya ini
"Itadakimasu." Ujar Esme
Sebenarnya Esme ini orang Italia atau Jepang sih?!!
Tamat
Balik lagi!
Ciee yg udah namatin satu cerita gue
Jan berharap ada bonchap atau pun epilog yee, gue males mikir nihh
and ketemu lagi di cerita gue selanjutnya karena gue bakal publis cerita baru lagi dengan genre yg sama yaitu
Transmigrasi boy and bromance
See you!

KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi ayah Kecil (TAMAT)
Teen FictionLAPAK BROMANCE, AWAS AJA ADA YG NANYA "KAK INI BUKAN BL KAN?" NGGA TAU BROMANCE? CARI GOOGLE! NGGA USAH KEK ORG BEGO! Cerita yg ini bromance nya kuat banget, bahkan menuju ke bl, ngga suka? Tinggalin! Jangan ninggalin komentar yg buat gue males up...