9

12.1K 772 3
                                    

"Aku tidak ingin memegang proyek itu!" Pekik Davin kepada Dion yg memegang ipad di depan nya ini

Dion tersenyum kikuk, kenapa rasanya seperti sedang membujuk seorang bocah? "T-tapi tuan pihak kedua ingin tuan sendiri yg mengolah proyek itu."

Davin berbalik kebelakang dengan tangan di silangkan dan pipi menggembung sebelah "aku tidak mau!"

"Kenapa tidak kau saja, hah?"

"Tidak bisa tuan, mereka meminta tuan untuk mengambil alih proyek ini."

Davin berbalik lalu menatap tajam Dion "mana ada seorang bos yg terjun ke lapangan, biasanya kan para bawahan nya."

Dion terus saja membujuk sang tuan, ini adalah syarat dari pihak Jepang tadi. Jika tidak maka kerja sama akan batal dan itu bisa merugikan perusahaan sebesar 20 T

"Baik baik aku akan menuruti permintaan mu ini." Dion tersenyum senang saat mendengar persetujuan Davin

"Baiklah tuan, berarti Anda bisa siap siap dari sekarang karena mungkin proyek ini memerlukan waktu sebulan." Davin melotot kaget

"Hey kau tidak bilang kalau proyek nya di luar kota!"

Dion menggeleng pelan "bukan luar kota lagi tuan proyek ini berada di luar negeri, tepat nya di Belanda."

"Anda tidak bisa membatalkan tuan." Sela Dion saat Davin akan membuka mulut

Davin mendumel dalam hati lalu dia duduk di kursi kebanggaan milik nya itu, bagaimana cara izin kepada para anak nya?

Suara ketukan pintu membuat Davin dan Dion yg sedari tadi fokus pada kegiatan masing masing mengalihkan pandangan mereka

"Masuk." Tak lama pintu pun terbuka dan menampilkan seorang wanita cantik

"Permisi tuan Genandra nama saya adalah Aura dan saya adalah asisten yg diutus pihak kedua untuk membantu Anda selama pembangunan proyek." Jelas Aurora

Dion juga ikut mengangguk baru saja ada e-mail yg masuk dan mengatakan hal ini "benar tuan nona Aura akan membantu tuan selama proyek."

Kepala Davin mengangguk paham lalu dia memutuskan untuk pulang, karena dia akan berangkat besok pagi dan sekarang sudah jam 7 malam

Dion dan Aura pun juga keluar menyusul Davin "baiklah Aura besok pagi kita akan bertemu di bandara hatta." Aura mengangguk paham

Mereka bertiga pun berpisah, Aura menaiki taksi menuju apartemen dan Davin serta Dion menuju ke mansion utama keluarga Genandra

°°°°°°

"Hiks ayah jangan pergi!" Ujar Dika dengan mata berkaca kaca

Davin memeluk Dika dengan sayang "hey jangan menangis sayang, ayah hanya pergi sebulan."

"Sebulan itu lama Loh." Rengek Dika kepada Davin

Kedua mata Devan juga berkaca kaca "a-ayah mau ninggalin kita ya?"

"Ayah cuma pergi kerja adek, kan ada abang disini." Daniel mengatakan hal itu memberikan pengertian kepada kedua adik nya

Walau dengan mata berkaca kaca

Davin menggaruk kepala nya, dia pusing kenapa anak nya cengeng semua? Padahal dulu waktu dia di kehidupan pertama dia tinggal sendiri

Semenjak kelas 7, karena apa? Karena Davin itu yatiem piatu

"Ayah gausah pergi loh." Ucap Dika di sela sela tangis nya

Menjadi ayah Kecil (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang