"Maaf saya juga tidak tau apa yg terjadi, tetapi yg pasti ingatan tuan Davin bertabrakan. Apakah sebelum nya tuan Davin merasa tertekan?" Tanya seorang Dokter setelah memeriksa Davin
Dion yg mendengar itu menggeleng pelan, dia juga tidak tau apa yg terjadi "tapi bagaimana kondisi tuan saya?"
"Seperti yg sudah saya jelaskan ingatan tuan Davin bertabrakan tetapi jika tentang tubuh nya tuan Davin hanya kelelahan." Jawab dokter itu
"Mungkin kedepan nya tuan Davin akan sering mengalami sakit kepala, tapi anda tenang saja itu adalah hal yg normal. Dan hal itu akan terus terjadi sampai ingatan tuan Davin kembali seperti semula." Lanjut sang Dokter
Setelah mengatakan itu Dokter tersebut pun pamit bersamaan dengan 2 suster di belakang nya
"Tuan tolong cepat sembuh." Lirih Dion dengan sedih sembari membenarkan selimut tuan nya itu
"Karena pekerjaan masih banyak." Lanjut Dion yg dihadiahi pukulan di perut oleh Davin
Sebenarnya Davin sudah sadar sejak Dokter tadi keluar, tetapi dia memutuskan untuk pura pura tidur. Waktu mendengar kan perkataan pertama asisten nya itu
Sejenak dia merasa terharu tetapi saat mendengar lanjutan nya Davin langsung meradang dan memukul perut asisten nya itu
"Asisten biadap." Umpat Davin kepada Dion yg masih memegangi perut nya yg tadi kena pukulan
Davin bangun dari ranjang rumah sakit lalu dia mengambil kunci mobil yg terdapat di meja samping ranjang dan melemparkan kunci itu ke Dion
"Kita ke mansion." Perintah Davin sambil membenarkan kemeja nya dan berjalan duluan menuju tempat parkir
"T-tuan maafkan saya." Pekik Dion sambil mengejar Davin yg seperti nya ngambek itu
°°°°°°
Davin melihat ke arah mansion di depan nya tiba tiba kepala nya sedikit pusing dia pun memegang kepala nya itu
Dion yg melihat itu panik sendiri "t-tuan apakah kita k-kembali ke rumah sakit?"
Tangan Davin melambai lambai yg menunjukkan kata tidak "sudah ayo masuk." Ajak Davin ketika pusing di kepala nya lumayan mereda
"Aku punya anak bukan?" Dion mengangguk menjawab pertanyaan tuan nya ini
"Panggil mereka semua untuk makan."
Dion langsung menuju ke ruang game tempat dimana para tuan muda nya berada, saat sampai Dion langsung mengetuk pintu ruangan itu
"Maaf tuan sekalian, anda semua dipanggil oleh tuan besar agar segera turun untuk makan malam." Ujar Dion dengan formal
Ketiga remaja yg sedang bermain game itu pun langsung bertatapan satu sama lain, sejak kapan ayah kaku mereka itu ada inisiatif mengajak makan
Daniel selaku anak pertama pun mengangguk kedua adik nya juga ikut mengangguk, akhirnya mereka bertiga turun ke bawah bersama Dion
Saat sampai di bawah mereka semua melihat ayah dan tuan mereka seperti sedang mencari sesuatu di antara makanan yg sudah berjejer
"Maaf tuan sedang mencari apa?" Tanya Dion saat melihat tuan nya yg kebingungan itu
Davin masih saja melihat makanan yg ada di depan nya ini "apakah tidak ada ayam?"
Dion dan ketiga anak Davin menunjukkan raut wajah yg bingung "ayah kan alergi ayam." Jawab polos Devan anak kedua Davin
Davin yg mendengar itu langsung merasa tersambar petir yg membuat nyawa nya langsung hilang, apa! Dia alergi ayam!
Wajah Davin seketika sedih, padahal ayam adalah separuh jiwa nya tetapi mulai sekarang dia tidak bisa memakan ayam karena tubuh ini punya alergi
"A-ayah." Kaget ketiga anak Davin saat melihat air mata mengalir di pipi ayah mereka, Dion pun juga ikut terkejut
Disaat acara menangis itu tiba tiba kepala Davin terasa sangat pusing "shh s-sakit." Lirih Davin sembari menjambak rambutnya
Tak lama Davin pun pingsan yg membuat semua nya panik termasuk para maid dan bodyguard
"Ayah pingsan bagaimana ini?!"
"bodyguard siapkan mobil."
"Apa yg kau masak maid bodoh!"
"Hey bahkan tuan besar belum memakan makanan itu."
"Ayah hiks jangan mati."
"Ayah tidak mati Dika."
Dion yg melihat semua orang panik pun merasa kesal ditambah tuan muda ketiganya malah menangis
"BISA DIAM!" Teriak Dion yg langsung membuat semua orang diam termasuk Dika yg tadi menangis
Dion menggendong tuan nya ini lalu dia bawa ke kamar, sedikit info badan nya lebih besar dan tinggi dari Davin
Jadi menggendong Davin bukan lah hal yg berat bagi Dion
"Dion, ayah kenapa?" Tanya Dika sambil memperhatikan Dion yg sedang mengurus ayah nya dengan baik
Dion yg sedang melepaskan sepatu Davin pun menjawab "tuan besar hanya kelelahan tuan muda"
"Bisa tolong ambilkan baju ganti untuk tuan besar?" Tanya Dion, Daniel pun langsung pergi ke ruang ganti di kamar ayah nya ini
Tak lama Daniel datang dengan kaos biru muda dan celana pendek berwarna putih, pakaian itu pun langsung diterima oleh Dion
Saat akan membuka celana Davin, tangan nya sudah dihentikan ketiga tuan muda nya ini "kenapa tuan?" Tanya polos Dion
Daniel, Devan, dan Dika menggeleng bersamaan "biar kita saja yg menganti." Ujar ketiganya
Dion hanya memandang datar dan tidak mendengar kan ucapan ketiga tuan muda nya ini, dia tetap menganti baju Davin
Mereka bertiga langsung memasang wajah cemberut saat permintaan mereka tidak dituruti oleh Dion, mau bagaimana lagi?
"Sudah selesai." Ujar Dion sambil membenarkan selimut tuan nya ini
"Ayah menjadi manis." Ucap Dika saat melihat wajah polos ayah nya yg tertidur itu
Semuanya pun juga mengangguk, jika tertidur anteng seperti ini wajah ayah mereka terlihat seperti manusia yg tidak punya dosa
Tapi jika terbangun, jangan ditanya lagi
"Dion, beritahu kami ada apa dengan ayah kenapa dia terlihat berbeda?"
°°°°°°
Balik lagi sama gue hihii
Gue bakal berusaha biar rajin up ni cerita
Votmen nya kaka, papay
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi ayah Kecil (TAMAT)
Novela JuvenilLAPAK BROMANCE, AWAS AJA ADA YG NANYA "KAK INI BUKAN BL KAN?" NGGA TAU BROMANCE? CARI GOOGLE! NGGA USAH KEK ORG BEGO! Cerita yg ini bromance nya kuat banget, bahkan menuju ke bl, ngga suka? Tinggalin! Jangan ninggalin komentar yg buat gue males up...