Jennie frustasi! Dia mau marah tapi tidak bisa! Jennie bahkan tak pernah bantah omongan orang tua.
" Dengar sayang, Rosie seorang pengabdi negara. Dia tidak akan punya waktu untuk kamu bahkan setelah menikah sekalipun. Daddy memikirkan keputusan yang terbaik agar kamu punya kebahagiaan yang sama seperti orang. Di tinggal lama oleh pasangan itu tidak enak. Apalagi saat sudah berumah tangga. Rosie seorang pengabdi negara yang tidak akan bisa memberikan waktu setiap hari untuk kamu. Jadi ini jalan terbaik. Lagian, Harry anak yang sangat jujur, baik, lembut, tutur katanya baik. Dia akan mulai mencintai kamu." Jelas Mommy penuh kelembutan pada anak agar tidak menimbulkan emosional yang muncul dalam keadaan ini terhadap Jennie.
Anaknya nunduk pelan. Dia mulai lesu.
Jennie punya prinsip hidup sejak dia duduk di bangku SMP. Dia mengatakan pada diri sendiri dan janji, keputusan orang tua adalah yang terbaik untuknya. Dia tidak pantas menolak karena sejauh ini, apa yang dikatakan ortunya selalu nyata terjadi. Hingga saat itu, Jennie mematangkan semuanya.
Dia harus bisa berdiam diri dulu untuk berfikir, apakah Rosie lupa dengannya hingga 4 bulan tak ada kabar apapun yang datang. Jangankan kabarnya, Gmail Jennie yang di kirim saja belum ada balasan sama sekali.
Tapi Jennie mengatakan hal ini lagi pada ortunya, tunggu 2 bulan ke depan.....jika Rosie tidak memberi kabar dengannya sampai saat itu, ok! Jennie mengikuti kehendak baik ortunya.
" Hallo?"
" Jennie?"
" Iya Nay..."
Jennie duduk di sofa kamarnya. Dia bicara panjang lebar di telpon.
---
" Rene!!"
Irene menoleh ke belakang. Keduanya sedang part time di sebuah kafe. Bukan karena masalah mereka kaya atau gak! Tapi kebiasaan di luar negeri seperti itu. Mengisi waktu untuk part time ketimbang berdiam diri di sebuah asrama.
" Jennie di jodohin!" Kata Nayeon bikin Irene terdiam kaget.
" Kok bisa!?"
" Bokapnya mau! Si Rosie gak ada datang-datang ke rumah. Dia kasih janji soalnya."
" Lah gimana sih?" Bingung Irene. Dia cuci tangannya sebentar.
Tring!!!
Pintu dapur terbuka.
" Eh, mocca 2. Gercep!" Kata Krystal. Dia ngeliat Nayeon sama Irene malah sibuk ngobrol.
" Mocca oi mocca!!" Teriak Sana di depan kasir sambil tersenyum melayani pembeli yang datang lagi.
" Ngapain? Nanti aja ngobrol." Kata Krystal bikin Irene gerak buat siapkan minumannya dan Nayeon yang lap-lap tangan buat cuci piring segera.
Tring!!! Pintu kafe depan terbuka.
" Welcome to late cafe~~!!" Ucap Joy sambil membawa cake untuk di antar ke meja pesanan.
Ting! Bel pesanan jadi di tekan.
" Mocca duaaa!" Kata Nayeon di dapur.
Krystal datang mendekat. Dia langsung berlalu buat antar ke meja pesanan.
" Nanti habis ini kita telpon Jennie." Kata Irene sambil menaburkan bubuk cokelat di atas cake.
Nayeon dehem angguk doang. Mereka kembali bekerja dan selesai ini, baru di bicarakan.
---
Duduk di meja kosong. Udah sepi karena jam 9 harus selesai dan tutup kafenya.
" Enak?" Tanya Krystal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say No III+ ✓
FanfictionSILAHKAN BACA SAY NO 1 DAN SAY NO II+ DULU⏭️ Mereka LDR. Rosie memberikan janji pada Jennie jika saat dia pulang nanti, dia siap menikahi Jennie. Cewek itu memang memegang janjinya. Diapun bicara pada orang tua soal hubungannya dengan seorang pengab...