38

861 118 12
                                    

Irene ketawa bareng Krystal yang tersenyum sambil melipat tangan. Melihat Sana sama Nayeon ngosong banget. Kek bocah anjir! Naik-naik tiang pembatas bandara tuh. Besinya di naikin mereka terus di ayun-ayunkan. Sampai pertugasnya suruh turun. Cuman mode centil keluar.

" Kamu pasti modus kan?" Tunjuk Sana.

" Sorry, what?" Bingung petugas.

" Just say if you want to talk to us." Jawab Nayeon bikin petugasnya linglung.

" You're handsome." Puji Joy bikin pria itu terdiam, telinga perlahan merah padam.

" Hahaha!" Tawa mereka ngeliat petugasnya nunduk, malu sambil senyum-senyum.

" Ayo tukar nomor." Ajak Sana. Dia menyodorkan hpnya, tersenyum lebar bikin petugas ini menerima dan mengetik sambil lirik-lirik mereka bertiga.

Irene di belakang sana memberi gelengan pelan.

" Ada-ada aja!" Ucap Krystal barengan sama suara pemberitahuan bandara.

Airplane no. 13, New Zealand has landed. Please don't stand beyond the limits we have provided. Thank You.

" Mereka sampai!" Kata Joy yang memanggil Irene dan Krystal agar datang mendekat.

" Hei, calling me." Kedip Sana bikin pria itu tersenyum malu dan jalan menjauh.

" Heemm!!" Dehem Irene.

" Sesekali Irene. Mumpung ganteng. Namanya Joseph." Jawab Sana buat Irene terkekeh.

Mereka menunggu. Berdiri di ujung pembatas. Melihat ke arah kanan depan jika satu persatu penumpang pesawat dari New Zealand keluar.

" Mana nih?" Tanya Nayeon sambil membuka bungkus permen karet.

Mereka masih memperhatikan pintu keluarnya. Sampai disana muncul Jennie yang menggandeng tangan Rosie penuh senyum.

" Itu! Itu!!" Tunjuk Sana.

" Jameett!! Jennie!!!!" Teriak mereka memanggil.

Rosie nunjuk karena suara mereka memanggil. Jennie girang. Dia langsung memeluk temen-temennya karena udah mau 4 tahun gak ketemu.

" Hai!" Sapa Rosie. Mengelus acak rambut Krystal yang memukul lengannya.

---

Mereka nongkrong langsung di kafe buat sekalian makan siang. Sibuk panjang lebar mereka cerita ini itu ke Jennie dan Rosie soal kehidupan di New York.

" Kalian kerja!?" Tanya Rosie.

" Iyaaa."

" Ngapain kerja? Banyak kerjaan banget! Dua di antara kalian sudah kaya raya." Tunjuk Rosie ke Irene yang berdecak kesal dan Krystal yang kelihatan melirik tajam.

" Biar gak ngosong!" Jawab Joy.

" Kalau aku jadi kalian, aku bakal tidur seharian." Ucap Rosie.

" Kalau di luar negeri begitu by. Bukan sekedar pendidikan, tapi sosialisasi ke orang-orang juga perlu. Apalagi kita pendatang baru." Jelas Jennie dan Rosie mengangguk pelan sambil nyandar badan di kursi, melihat tangan yang bikin rombongan Nayeon ngeliat bisep Rosie.

" Apa ini?" Tanya Krystal. Heran sampai dia tekan-tekan lengan Rosie.

" Keras banget!" Kaget Krystal. Joy juga menusuk-nusuk lengan Rosie.

" Waahh. Lebih kasihan Jennie sih." Ucap Nayeon. Pikirannya udah 21+ sekarang.

" Chk!" Decak Jennie sambil menggertak.

" Keren kan?" Pamer Rosie.

" Kalau Rosie gini, kayaknya Kai juga Soojung." Senggol Irene.

" Kai lebih besar lagi malah!" Kata Rosie.

Say No III+ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang