Akhirnya pulangnya dari Hawaii. Rosie ngomong ke ortunya soal punya rumah. Solusinya gimana? Karena yaa gak enak tinggal bareng orang tua tuh. Jennie pun membahas hal ini di pesawat tadi.
" Belilah apartemen aja. Kalau beli rumah sulit." Jawab Alice.
" Apartemen yang dulu pernah Kakak kasih tau, disana bagus."
Rosie beralih ke Jennie yang nyandar di sofa, nguap sesekali karena baru bangun tidur. Saat pulang tadi, Jennie langsung ke kamar. Dia tidur sekitar 2 jam.
" Mau sayang?" Tanya Rosie.
" Lihat aja dulu." Kata Mama.
" Iya Ma." Angguk Jennie.
Mereka menyetujuinya. Akhirnya sore sekitar jam 3an keluar rumah buat kesana, survey gimana apartemennya, cocok apa gak?
" Luas." Kata Rosie. Melihat sekitar dalamnya dan Jennie keluar area kamar.
" Ini masih baru sekali karena baru selesai kami renovasi." Jelas owner nya.
" Ada 3 ruangan lagi di sebelah kanan jika ingin melihat. Soalnya nanti akan di datangi orang lagi yang sudah memesan. Mereka ingin memenuhi apartemen nya. Jika memang mau, kalian bisa memilih."
" Kami datang di waktu yang tepat Pak." Senyum Rosie.
Mereka melihat-lihat semua ruangannya. Hingga keputusan ada di Jennie sebagai ibu rumah tangga. Karena yaa dia yang akan mengurus rumah!
" Tapi yang di atas bagus sayang." Kata Rosie. Mereka berunding di dalam kamar. Istrinya keluar kamar mandi sehabis cuci muka.
" Coba kamu pikirkan by. Nanti kalau udah punya anak, ribet mau ini itu harus turun lift dulu. Kalau kita ambil yang di bawah, enaknya karena aku bisa tanam bunga. Garasi punya sendiri. Halaman luas. Anak bisa main nanti. Juga, kalau keluar rumah yaa langsung keluar. Gak ketemu lobby dulu." Jelas Jennie bikin Rosie ikut mikir.
" Kalau ada bencana alam, nanti kita bisa selamatkan diri dulu!" Lanjut Jennie bikin Rosie melirik kaget wanita ini.
" Sayang kepikiran sampai situ?" Tanya Rosie. Dia cengir sambil mengelus rambut Jennie.
" Lagian sayang, buat apa punya rumah mewah kalau tujuannya sama aja buat teduh? Satu keluarga satu atap yang sama. Sama-sama terlindungi dari panas."
Senyuman Rosie merekah. Diapun mengangguk, mengiyakan keputusan Jennie untuk membeli apartemen yang di bawah.
Istrinya memang terlahir kaya! Dia punya segalanya. Jika ingin, Daddy pasti belikan rumah yang lebih mewah, wow, sekelas penthouse. Tapi Jennie menolak. Mengatakan jika ini keluarganya sekarang. Dia punya kepala rumah tangga. Apapun yang Rosie sanggup, punya, Jennie terima. Dia tidak memaksa Rosie untuk langsung drop membelikan ini itu memenuhi rumah. Cukup bertahap. Menabung sama-sama. Jennie juga harus trainee dulu untuk memajukan cabang perusahaan Daddy di Korea.
Jadi mereka bukan memikirkan soal diri sendiri lagi. Harus keluarga pokoknya. Mumpung masih berdua, belum ada anak, cepat-cepat tabung sebanyak mungkin uangnya untuk hal yang penting, jauhkan yang gak guna.
Cup!! Kecup Rosie di bibir Jennie. Akhirnya Jennie di tinggal lagi. Suaminya harus camp. Dia akan jadi anggota SWAT. Namun ini bukan sampai bertahun-tahun. Hanya tiga bulan setelah itu Rosie pulang. Pokoknya jatah libur 4 hari setiap bulannya. Rosie mengejar itu. Dia gak mau jauh dari Jennie terlalu lama. Mikir aja udah nikah masa masih di tinggal. Suami macam apa itu!?
" Nanti aku pulang masakin yang enak ya." Pinta Rosie. Jennie mengangguk.
" Selama kamu camp, selama itu juga aku belajar masak biar tambah enak." Jelas Jennie buat Rosie full senyum. Memeluk langsung istrinya sambil dia kecup keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say No III+ ✓
FanfictionSILAHKAN BACA SAY NO 1 DAN SAY NO II+ DULU⏭️ Mereka LDR. Rosie memberikan janji pada Jennie jika saat dia pulang nanti, dia siap menikahi Jennie. Cewek itu memang memegang janjinya. Diapun bicara pada orang tua soal hubungannya dengan seorang pengab...