Waktu berjalan. Rosie selalu tepat waktu jika dia pulang. Menemani Jennie dalam waktu 4 hari sangat berharga sekali.
" Gendong?" Tanya Rosie. Dia menggendong langsung istrinya untuk ke kamar mandi.
Jennie suka sakit. Badannya capek banget semenjak hamil. Berasa kayak, wow...berat banget kaki buat jalan. Jadi jika Rosie di rumah, pria ini yang melayani istri.
" Aaa~~"
Suapan kesekian kali tersodorkan. Sambil suap makan selama Jennie menguyah, Rosie akan mengelus-elus kakinya agar tidak sakit. Jika di pijat terlalu kencang, itu resiko. Banyak sekali larangan orang hamil. Suaminya bahkan gak berani ngelakuin kesalahan.
Dia sampai kembali ke dukun itu hanya untuk bertanya-tanya. Dukun nya mengatakan jika nanti istrinya akan pingsan. Disaat seperti itu, Rosie barus bisa di samping Jennie selama 24 jam saat umur kandungan sudah 8 bulan. Namun sekarang masih jalan 4 bulan. Tapi Jennie sudah lemah kekuatan.
" Kayaknya gak bisa sayang aku tinggal kamu. Ella kapan kesini?" Tanya Rosie.
" Bulan depan."
" Duh."
Rosie mikir keras. Alhasil dia memutuskan agar Jennie tinggal di rumah bersama Mama. Biar bisa di urus, di perhatikan.
" Sampai Ella kesini Ma." Jawab Rosie dan Mama mengangguk manut. Tentu dia akan merawat Jennie saat Rosie kerja.
" Sayang nurut sama Mama nanti yaa. Kalau mau apa-apa ngomong ke Mama." Kata Rosie. Duduk di tepi kasur, ngeliat Jennie yang mengangguk senyum sambil nyandar di bantal.
" Sehat-sehat ya sayang." Pinta Rosie. Dia khawatir istrinya begini. Takut juga dengan kandungannya. Karena sang anak kembar. Perjuangan Jennie cukup besar. Bahkan Mama mengatakan jika Jennie akan kesulitan sekali saat umur kandungan 7 bulan.
Ceklek!! Pintu kamar terbuka. Jennie keluar dari kamar mau ke dapur.
" Buat apa Jennie?" Tanya Mama. Dia ngeliat menantunya dari kamar karena pintu kamar ortu Rosie cukup terbuka lebar.
" Biar Mama yang buat susu sekarang. Setiap pagi dan malam kan?"
" Iya Ma."
Jennie mengaduk susunya. Lalu dia habiskan satu gelas.
" Kamu jangan sampai sakit Jennie. Mama khawatir dengan kamu dan anak-anak kamu."
" Aku berusaha Ma. Tapi badan aku gak support."
" Kamu harus banyak-banyak istirahat. Jika perlu apa-apa, teriak aja, panggil Mama."
" Iya Ma." Jawab Jennie sambil di temani masuk kamar oleh Mama.
Mama selama merawat Jenner, dia selalu membuatkan bubur. Setiap pagi, Jennie selalu makan bubur. Tengah harinya, dia akan malam sayuran. Dan jika sudah malam, buahan yang utama.
Teratur Jennie lakukan karena Mama sangat pengingat sekali.
" Udah enakan?" Tanya Alice.
Jennie mengangguk. Dia fit badannya. Jadi bisa jalan tanpa terhuyung.
" Jangan ngelakuin apapun yang bikin drop Jennie." Larang Alice.
" Iya kak."
Jennie menantu yang manutan. Jika orang tua suami ngomong gini-gini, dia turutin tanpa ba-bi-bu menyangkal.
" Dokternya biar kesini aja." Saran Alice soal rutinitas check up kandungan Jennie. Rosie pun menyarankan itu. Pokoknya Jennie gak boleh kemana-mana dan jangan terlalu banyak jalan.
" Sayang~~~" Peluk Rosie. Memeluk istrinya dari belakang, mencium pipinya karena senang Jennie sudah sembuh. Berarti Mama sukses merawat menantu sesuai keinginan anak laki-lakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say No III+ ✓
FanfictionSILAHKAN BACA SAY NO 1 DAN SAY NO II+ DULU⏭️ Mereka LDR. Rosie memberikan janji pada Jennie jika saat dia pulang nanti, dia siap menikahi Jennie. Cewek itu memang memegang janjinya. Diapun bicara pada orang tua soal hubungannya dengan seorang pengab...