9/9

456 69 51
                                    


Jeffrey sedang menghadiri acara pembukaan bisnis temannya. Karena sekalian mampir juga. Sebab kebetulan sekali dia sedang ada pekerjaan di Surabaya. Hitung-hitung membantu promosi juga. Meski dia hanya bisa hadir sebentar saat potong pita.

Jeffrey datang bersama Dayana, sekretarisnya. Karena dia baru saja menemui klien di restoran dekat mall. Sehingga wanita itu ikut juga.

Jeffrey merasa kurang nyaman berada di sana. Sebab orang-orang yang mengenali dirinya mulai mendekat. Beruntung ada dua security mall yang mengikuti juga. Sehingga keadaan tidak semakin parah. Karena ternyata, teman Jeffrey mengundang beberapa wartawan juga. Sengaja agar bisa menaikkan nama brandnya.

"Sudah selesai, kan? Aku mau pergi sekarang. Pesawatku berangkat sebentar lagi."

Bisik Jeffrey pada Justin, teman baiknya. Dia tampak senang sekarang. Karena cabang butik pertamanya ramai orang. Meski hanya untuk melihat Jeffrey tujuannya. Namun tetap saja, bagi Justin ini sudah memuaskan. Karena paling tidak, bisnisnya bisa lebih dikenal orang-orang.

"Oke! Hati-hati! Thank you!"

Jeffrey tidak menyahuti. Namun dia menepuk pundak Justin dua kali sebelum pergi. Diikuti Dayana dan dua security.

Namun saat beberapa langkah keluar butik, Jeffrey melihat wanita yang tentu saja sangat familiar baginya selama ini. Wanita yang menjadi cinta pertamanya sejak kecil. Karena Jeffrey memang sudah menyukai Joanna sejak anak itu liburan di rumah Nirmala untuk yang pertama kali.

Tidak heran jika Jeffrey kecil hingga remaja tidak pernah absen liburan di sana selama dua minggu kurang lebih. Hingga perasaan itu memudar saat jarak memisahkan mereka pada beberapa tahun terakhir. Namun kembali datang saat Jeffrey bertemu Joanna lagi. Di hari pemakaman neneknya sendiri.

Jeffrey mulai mengeraskan rahang. Kedua matanya sudah berkaca-kaca. Sebab dia merasa kecewa dengan apa yang diliat. Karena Joanna tampak begitu bahagia dengan keluarga kecilnya.

Jeffrey menatap Joanna yang tidak banyak berubah sejak dulu hingga sekarang. Dia masih berkulit kuning langsat dan berambut panjang sepundak bergelombang. Tubuhnya juga tidak kurus ataupun sebaliknya. Semuanya sama. Dia benar-benar tampak baik-baik saja. Membuat Jeffrey jelas merasa tidak terima.

Ya. Jeffrey jelas kecewa saat Joanna pergi tiba-tiba. Tanpa pamit apalagi meminta maaf.

Hal itu pula yang membuat Jeffrey enggan mencarinya. Meski dia sempat menanyai beberapa kenalan Joanna. Siapa tahu mereka tahu di mana keberadaan si wanita.

Namun hanya sampai sana saja actionnya. Karena Jeffrey mulai merasa jika Joanna memang tidak menginginkan dirinya. Dia begitu jahat karena telah berbohong seolah-olah sangat mencintainya. Tetapi pergi pada akhirnya. Sembari membawa uang 10 miliar yang ibunya berikan.

Jeffrey menatap Joanna yang sedang terpaku di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeffrey menatap Joanna yang sedang terpaku di depannya. Wajah wanita itu tampak pucat. Dia juga semakin erat memegangi lengan pria yang ada di sampingnya.

"Lama tidak bertemu."

Joanna tampak ketakutan. Dia mulai menolehkan kepala. Menatap Jordan yang tampak kebingungan. Sebab dia tidak mengenal pria yang ada di hadapan. Karena Joanna memang tidak pernah menceritakan.

Jordan sudah lama tinggal di Amerika. Dia hanya sesekali pulang jika hari besar saja. Sehingga dia tidak update akan berita selebriti di negara asal.

"Siapa?"

Tanya Jordan pada istrinya. Dia kebingungan. Penasaran juga. Apalagi banyak orang yang mulai mendekati mereka. Atau pada Jeffrey lebih tepatnya.

"Temanku. Hai. Iya, sudah lama tidak bertemu."

Jawab Joanna sembari menatap Jeffrey kembali. Dia tampak salah tingkah saat ini. Sebab dia tidak hanya takut pada Jeffrey. Namun pada orang-orang di sini dan suaminya sendiri.

Jeffrey tersenyum masam. Terus menatap Joanna yang sering kali dimimpikan. Sebab memang ada perasaan yang tertinggal. Karena hubungan mereka tidak selesai secara baik-baik memang.

"Bisa kita bicara? Berdua saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bisa kita bicara? Berdua saja."

Tanya Jeffrey tanpa melepas pandangan pada Joanna. Membuat wanita itu semakin ketakutan. Takut jika terlalu lama di sana akan menjadi bahan gosip media. Sehingga mau tidak mau dia mengiyakan.

Joanna mulai melepaskan tangan dari Jordan. Lalu pamit pada suaminya. Kemudian mengekori Jeffrey yang kini sudah berjalan keluar mall. Bersama Dayana dan dua security juga.

40 comments for next chapter!!!

Tbc...

SO AM I [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang