Jam pelajaran pertama hari itu diisi dengan perkenalan penuh. Sepertinya, jam kedua dan selanjutnya juga akan diisi dengan perkenalan dan hari besoknya baru masuk ke pembelajaran.
"Ah, sial sekali. Aku merasa rugi masuk hari ini," ujar Satoru dramatis. Ia memakan eskrim yang sedari tadi dijilatinya.
"Kenapa memangnya?" tanya Suguru tak mengerti.
"Kau tak tahu? Harusnya kita mendapatkan pelajaran. Bukan perkenalan seperti itu. Membuang-buang waktu saja," jawab Satoru. Ia mengeluarkan stik eskrim dari mulutnya dan melemparkannya ke dalam tong sampah.
"Cih, terserahmu saja," ujar Suguru.
"Ngomong-ngomong, dimana Shoko?" tanya Satoru celingukan. Soalnya, sejak bel istirahat berbunyi tadi, ia tak melihat Shoko.
"Dia sedang bersama Amanai," jawab Suguru. Satoru langsung memasang wajah tak suka.
"Bagaimana menurutmu?" tanya Satoru.
"Apa?" Suguru mengernyitkan kening heran.
"Aku tanya soal Amanai. Bagaimana menurutmu?" tanya Satoru lagi.
"Hah? Menurutku? Hmmm, dia gadis yang cantik," jawab Suguru setelah berpikir sejenak.
Cih....
Satoru mendesis kesal. Ia mengusap wajahnya.
"Kenapa? Kau menyukainya? Tidak apa-apa. Aku tidak akan merebutnya," goda Suguru sambil memainkan dagu Satoru.
"Singkirkan tanganmu itu!" Satoru menepis tangan Suguru yang tertawa-tawa.
"Hei, ayo ke kantin! Aku penasaran apa menu makan siang kali ini," ajak Satoru. Suguru mengangguk. Dua sahabat itu berjalan bersisian melintasi koridor menuju area kantin.
Suasana di kantin ramai dan antreannya lumayan panjang. Sembari menunggu antrean, mereka mengedarkan pandangan ke sekeliling.
"Ah~ si babi itu sudah di kantin duluan ternyata," gumam Satoru. Suguru mengikuti arah pandangan Satoru.
Disebuah meja yang berada di dekat jendela, Shoko terlihat sedang ngobrol asyik dengan Amanai sembari menyantap makan siang masing-masing.
"Ada kue mochi kesukaan mu tuh!" Suguru menunjuk ke depan. Fokus Satoru langsung teralihkan.
"Permisi! Sisakan yang rasa matcha untukku!" seru Satoru. Padahal antrean di depannya masih lumayan panjang.
"Ah, aku akan memberi ulasan buruk kalau mereka memberikan matcha terakhir pada orang lain," tegas Satoru penuh tekad.
"Ayolah. Itu kan, cuma kue mochi. Kau bisa membelinya sendiri setiap hari," kata Suguru.
"Tidak. Rasa kue mochi di setiap tempat itu berbeda. Dan disini juga pasti berbeda. Mereka belum tentu menyajikan mochi lagi besok-besok hari. Jadi, aku harus mendapatkannya hari ini!" tegas Satoru.
"Terserah kau saja."
Akhirnya, setelah penantian panjang. Satoru berhasil merebut kue mochi rasa matcha kesukaannya. Yah, lebih terlihat seperti merampasnya dari orang di depannya yang juga ingin mengambil kue itu.
"Maaf, aku duluan," kata Satoru tanpa rasa bersalah. Ia mengajak Suguru untuk segera duduk.
"Oii!"
Srett...
Satoru menarik sebuah kursi dan duduk tepat di samping Shoko. Cewek berambut pendek itu tersenyum manis ke arah Satoru.
"Huh? Kau menyukaiku?" tanya Satoru heran. Soalnya, si rambut coklat itu ga pernah senyum ke arahnya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone (Satoru X suguru)
Teen Fiction"Bisakah kita tetap berteman tanpa melibatkan perasaan?" ----------------------------- Kalimat itu menyakiti perasaan Satoru. Bagaimana pun juga, seharusnya dia tak mengungkapkan perasaannya. seharusnya ia memendam dalam-dalam perasannya sendirian...