"Sou da, jadi, kenapa kau menolak cewek itu?" tanya Suguru.
Dua pria itu berjalan bersisian di trotoar. Jalanan terlihat sepi. Lampu-lampu jalan berdiri sendirian disela-sela pepohonan. Angin berhembus pelan. Terasa dingin menusuk tulang.
"Aku tidak menyukainya," Satoru menggeleng.
"Kenapa? Kau kan, bisa menerimanya dulu. Siapa tahu nanti perlahan jadi suka," Suguru melipat kedua tangannya ke belakang telinga.
Satoru melirik Suguru sekilas. Apakah Suguru benar-benar serius mengatakan hal itu?
"Huft... Kenapa? Apa aku harus menerimanya?" tanya Satoru.
"Y-yeah.. ku rasa baik buatmu jika mulai berkencan," Suguru mengusap tengkuknya.
"Ah- menyebalkan sekali," Satoru mendengus kesal. Ia malas membahas hal ini lebih lanjut.
"Sudah ada orang yang ku sukai," kata Satoru kemudian.
"Hountoni? Siapa itu?" tanya Suguru.
"Itu rahasia. Kau tidak boleh tau," Satoru mengangkat bahunya.
"Ah, apa-apaan ini? Kenapa kau menyembunyikan sesuatu? Beritahu aku!" desak Suguru sambil menggandeng lengan Satoru dan menggelendot manja.
"Apaan sih? Memangnya kau anak kecil?" sergah Satoru kesal.
"Cepat beritahu aku siapa yang kau suka? Kalau tidak, aku tidak akan melepaskan mu," kata Suguru. Ia masing memeluk lengan Satoru dan menempelkan kepalanya di bahu Satoru. Membuat Satoru melengos kesal.
"Itu rahasia. Kenapa sih? Singkirkan kepalamu!" Satoru menjentik kepala Suguru.
"Oii, itu menyakitkan," Suguru menyingkirkan kepalanya dari bahu Satoru.
"Aku akan memberitahumu nanti. Kalau aku berubah pikiran," kata Satoru kemudian.
"Yaah, kenapa menunggu nanti?" tanya Suguru.
"Ya sudah kalau tidak mau," Satoru mengangkat bahu santai.
"Hei, jangan begitu. Aku hanya bercanda," ujar Suguru.
Satoru tak membalas. Entah kenapa, ada sesuatu yang mengganjal perasaanya.
"Hei, kita sudah sampai. Masuklah!"
Satoru tersadar. Mereka sudah berada di depan gerbang rumahnya. Satoru berdiri canggung dihadapan Suguru.
"K-kau mau langsung pulang?" tanya Satoru. Suguru tertawa kecil.
"Apa ini? Katakan padaku kalau kau ingin aku mampir. Aku akan beneran mampir sebentar," ujar Suguru.
"Y-yeah... Mampir lah sebentar kalau kau mau," kata Satoru. Ia memalingkan wajahnya yang tiba-tiba memerah.
"Baiklah. Aku akan mampir sebentar. Apa ayah dan ibumu sudah pulang?" tanya Suguru.
"Siapa peduli," Satoru mengangkat bahu.
Mereka berjalan beriringan memasuki halaman rumah Satoru yang luas. Berbagai macam tanaman hias memenuhi area sekitar taman yang dilengkapi dengan air mancur.
"Ittadaimaa!" seru Satoru.
"Okkaerimasu," seorang pelayan laki-laki membungkuk sopan menyapa Satoru.
"Ohaiyo, Suguru Kun. Sudah lama sekali kau tidak kesini," sapa pelayan itu.
"Haikk, senang bertemu lagi," Suguru balas membungkuk sopan.
Ia mengikuti langkah Satoru menuju kamarnya. Melangkah menaiki tangga marmer dengan pegangan tangga yang berulir indah khas gaya Victorian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone (Satoru X suguru)
Teen Fiction"Bisakah kita tetap berteman tanpa melibatkan perasaan?" ----------------------------- Kalimat itu menyakiti perasaan Satoru. Bagaimana pun juga, seharusnya dia tak mengungkapkan perasaannya. seharusnya ia memendam dalam-dalam perasannya sendirian...