Satoru menatap langit-langit diatasnya yang berwarna putih gading. Ia tidur telentang diatas ranjang milik Suguru.
Ceklek...
Pintu kamar terbuka. Suguru masuk sembari menggotong sebuah kasur lipat.
"Kau sudah mandi?" tanya Suguru saat melihat Satoru rebahan diatas ranjangnya. Satoru hanya mengangguk. Asyik memperhatikan langit-langit kamar yang sebenarnya tidak ada apa-apanya.
Puk...
Suguru duduk di samping ranjang. Menepuk kepala Satoru pelan.
"Apa yang kau pikirkan?" tanya Suguru.
"Tidak ada. Kau mau tidur sekarang? Aku akan tidur di bawah," ujar Satoru sembari beranjak turun dari ranjang.
Suguru menatap Satoru dan menahan senyum. Karena tak membawa baju ganti, Satoru mengenakan pakaian milik Suguru. Sebuah sweater yang terlihat kebesaran di tubuhnya. Bagian kerahnya yang lebar terlihat terbuka dan memperlihatkan bahunya yang putih.
"Kenapa? Kau tertawa?" tanya Satoru heran.
"Tidak ada. Ah, kau tidur di ranjangku saja. Aku akan tidur di bawah," kata Suguru menarik tangan Satoru agar kembali duduk di ranjang.
"Kau membuatku tidak nyaman," Satoru mengangkat bahu.
"Sejak kapan kau jadi orang nggak enakan?" tanya Suguru mencibir. Ia menggelar kasur lipatnya di lantai bawah, samping ranjangnya.
"Kenapa tidak tidur disini saja? Ini muat kok, ditiduri dua orang," kata Satoru sembari bergeser ke dekat tembok. Menyisakan sebuah ruang untuk Suguru.
"Benarkah? Biasanya kau tidak suka bersentuhan denganku. Kau juga tidak suka kalau tidur tempatnya sempit," ujar Suguru.
"Eh? A-aku ? Aku tidak seperti itu," Satoru mengelak. Suguru hanya tertawa tanpa suara.
"Sudahlah. Lagian hanya sehari. Tidur saja di situ!" perintah Suguru. Ia mengambil selimut dari laci bawah lemarinya dan bersiap tidur.
Satoru melongokkan kepala dari atas ranjangnya. Menatap Suguru yang tidur di lantai bawah beralaskan kasur lipat.
"Apa lagi?" tanya Suguru.
"Tidak ada," Satoru kembali ke tempatnya. Menarik selimut hingga batas leher dan bersiap tidur.
"Kau tak mematikan lampu?" tanya Satoru tanpa menoleh.
"Bukannya kamu takut gelap?" Suguru balik tanya. Satoru hanya meringis.
"Tidak. Aku tidak takut gelap. Matikan saja lampunya. Orang bodoh mana yang tidur dengan lampu menyala?"
Suguru memicingkan matanya. Hah, padahal Satoru sendiri yang benci gelap dan selalu tidur dengan lampu menyala.
"Aku matikan lampunya, ya?" ujar Suguru. Satoru mengangguk dan memejamkan mata.
Klik...
Lampu kamar itu padam. Membuat suasana remang. Hanya ada selarik cahaya dari lampu jalan di luar rumah yang masuk melewati celah jendela.
"Tidak terlalu gelap," Satoru menatap sekitarnya.
"Itu karena aku membiarkan jendela terbuka," sergah Suguru. Ia merapikan bantalnya dan kembali menghempaskan kepalanya ke atas bantal. Menarik selimut hingga batas pinggangnya.
Suasana hening sesaat. Hanya terdengar detak jarum jam dan beberapa serangga malam.
"Satoru, kau sudah tidur?" tanya Suguru memecah kesunyian.
"Belum. Aku tidak bisa tidur," jawab Satoru dari atas tempat tidur.
"Aku juga," kata Suguru.
Suasana tenang lagi. Kedua pria itu asyik dengan pikiran masing-masing. Menatap langit-langit yang mendapat selarik cahaya dari lampu luar.
"Suguru, aku mau tanya sesuatu," kata Satoru.
"Apa itu? Tanya saja."
"Apa kau menyukai seseorang? Maksudku, apa ada orang yang kau sukai akhir-akhir ini?" tanya Satoru.
"Hmmm..." Suguru terdiam sebentar. Memainkan jemari tangannya dan berpikir lama.
"Kenapa kau tanya begitu?" tanya Suguru akhirnya.
"Tidak ada pertanyaan dijawab pertanyaan. Aku hanya butuh jawabanmu," sergah Satoru kesal. Ia masih menatap langit-langit kamarnya. Mengobrol dengan Suguru tanpa menatap wajahnya.
"Ku rasa tidak ada. Atau mungkin belum," jawab Suguru akhirnya sambil sedikit tersenyum.
Di tempat tidurnya, Satoru tersenyum tipis. Senyum yang tersembunyi oleh gelapnya malam.
"Kau sendiri bagaimana, Satoru?" tanya Suguru.
"Eh? Aku kenapa?"
"Apa ada seseorang yang kau sukai?"
Satoru terdiam dan meneguk ludah.
"Mungkin," jawabnya kemudian. Suguru mengerutkan kening.
"Mungkin? Maksudnya?" tanya Suguru bingung.
"Ah~ wakaranai yo. Aku tidak tahu. Sudahlah, jangan membahas hal ini. Aku mau tidur," sergah Satoru kesal. Ia menarik selimut dan merubah posisinya dengan miring menghadap tembok.
Suguru menghela nafas panjang. Ia duduk sebentar untuk melihat Satoru yang membelakanginya.
Merasa tak ada hal lain yang ingin dibicarakan, Suguru kembali ke posisinya dan bersiap tidur juga.Padahal, aku masih ingin mengobrol banyak. Selama apapun kita berteman, aku masih ingin mengetahui banyak hal mengenai mu.
Aku ingin mengenalmu lebih baik.
Hingga aku menjadi satu-satunya orang di dunia yang mengetahui segala hal tentangmu.Tidak peduli seberapa jahatnya dunia memperlakukanku, selama aku tetap bersamamu, itu sudah lebih dari cukup bagiku.
Aku ingin selalu bersamamu.
-inisial S
____________________________
Jangan lupa vote cuyy. Biar semangat nulis :)
I love u, Satoru ....
Hehe ..
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone (Satoru X suguru)
Teen Fiction"Bisakah kita tetap berteman tanpa melibatkan perasaan?" ----------------------------- Kalimat itu menyakiti perasaan Satoru. Bagaimana pun juga, seharusnya dia tak mengungkapkan perasaannya. seharusnya ia memendam dalam-dalam perasannya sendirian...