10. salah paham

255 20 0
                                    

Srett... Srett...

Suara guratan pensil diatas kertas terdengar memenuhi ruangan kamar Satoru. Cowok itu sedang duduk di meja belajarnya yang menghadap ke jendela. Beberapa buku terbuka dihadapannya.

Satoru melirik ponsel lipatnya yang tergeletak tak jauh dari tumpukan bukunya. Ia tak fokus mengerjakan tugas sekolah. Diambilnya ponsel lipat itu. Ada sesuatu yang mengganggunya.

Suguruuu... Apa kau sudah mengerjakan PR matematika? Aku ingin melihatnya 😄

Satoru menunggu sebentar. Tak ada balasan. Bahkan Suguru tak melihat pesannya barusan.

"Huh, ada apa dengan anak itu? Kenapa sejak pulang sekolah tadi mendiamkanku," gumam Satoru. Ia merebahkan tubuhnya ke atas ranjang. Memainkan ponselnya lagi.

Suguru, kau sedang apa?

Hei Suguru. Balas lah pesanku.

Suguru. Apa aku punya salah?


Klik...

"Sial," Satoru menutup wajahnya dengan lengan. Ia menatap ke luar jendela. Langit terlihat gelap di luar sana. Malam mulai larut. Cahaya bintang maupun rembulan tidak nampak di langit malam yang gelap.

"Ini tidak bisa dibiarkan. Aku tidak tenang," gumam Satoru. Ia bangkit dari ranjangnya, mengambil jaket dan mengenakannya lantas melesat keluar.

"Mau kemana, Tuan?" tanya seorang pelayan.

"Aku ingin pergi sebentar," ujar Satoru.

"Tidak bisa. Tuan akan dimarahi kalau keluar malam. Biar saya minta sopir untuk mengantar anda," ujar pelayan tadi.

"Aku bilang tidak mau. Hei, kau mau dipecat? Kenapa mengaturku?" hardik Satoru kesal.
Tanpa menunggu apapun lagi, ia berlarian menuruni tangga rumahnya. Bergegas keluar rumah dan berjalan di trotoar.

Jarak rumahnya dengan rumah Suguru tidak terlalu jauh. Mungkin butuh sekitar sepuluh menit jika berjalan kaki.

---------------------

"Terima kasih, silahkan berkunjung kembali!"

Suguru membungkuk sopan pada seorang pelanggan yang keluar dari toserba. Ia kembali ke bagian kasir. Menghitung beberapa uang yang baru masuk.

"Kau tidak pulang, Suguru?" tanya Bibinya.

"Ah, tidak. Aku akan membantu Bibi disini," jawab Suguru.

"Kau tidak belajar? Utamakan sekolahmu dulu," kata Bibinya lagi.

"Tidak masalah. Aku sudah belajar tadi," Suguru mengangkat bahu.

Tring...

Suara lonceng terdengar saat beberapa orang melangkah masuk ke dalam toko.

"Selamat datang," sambut Suguru ramah.
Beberapa pelanggan yang terdiri dari siswi sekolah itu membalas senyum Suguru. Mereka berjalan menuju lemari pendingin untuk mengambil beberapa minuman dan camilan.

"Nee nee, kau lihat? Aku sering mampir kesini karena penjaga tokonya sangat tampan," bisik seorang gadis.

"Haa, pantas saja. Dia memang tampan."

"Bukannya dia anak di sekolahan kita, ya?"

"Ehh? Hountoni desuka?"

"Dia anak kelas satu, bukan?"

"Aahh, anak-anak kelas satu tahun ini banyak yang tampan."

Setelah memilih beberapa barang, gadis-gadis itu segera berjalan menuju kasir untuk membayar.

Friend Zone (Satoru X suguru) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang