8. surat cinta

262 23 1
                                    

"Kami berangkat sekolah dulu!"

"Haiiiik! Hati-hati dijalan!"

Suguru menaiki sepedanya. Dibelakangnya, Satoru berpegangan pada bagian belakang boncengannya. Duduk tenang sementara Suguru mengayuh sepeda itu melintasi jalur lambat yang dikhususkan untuk pesepeda.

Mereka berhenti di pertigaan jalan. Dari arah berlawanan, seorang gadis berambut pendek melambaikan tangan tinggi-tinggi dan tersenyum lebar. Satoru balas melambaikan tangannya.

"Ohaiyoooo brothaa!!" sapa Shoko sambil tersenyum lebar.

"Waahh, sepertinya ada yang senang hari ini. Bagaimana acara kemarin? Lancar?" tanya Satoru.

"Tentu saja. Ayo kita berangkat!" ajak Shoko. Suguru mengangguk.
Mereka mengayuh sepeda bersisian di tepi jalan. Puluhan siswa yang juga bersepeda atau berjalan kaki berlalu lalang cepat melewati mereka.
Sepertinya, siswa-siswa itu takut terlambat.

"Etto, kemarin Amanai mengajakku untuk mampir ke rumahnya. Ayo kita main ke rumah Amanai sepulang sekolah," ajak Shoko.

"Boleh juga. Dimana rumahnya?" tanya Suguru.

"Di Prefektur Chiba," jawab Shoko.

"Eh- itu jauh sekali. Kita kesana naik apa?" tanya Satoru.

"Sopir pribadi Amanai akan menjemput kita," kata Shoko.

"Waah, anak orang kaya," gumam Satoru dan Suguru hampir bersamaan.

Memasuki area sekolah, di depan gerbang sana, seorang satpam sudah berteriak-teriak dan meniup peluit panjang. Sebentar lagi, pintu gerbang akan ditutup.

-------------

Suasana koridor menjelang istirahat terlihat ramai. Ratusan siswa berlalu lalang menuju kantin. Beberapa anak berlarian saling mengejar. Membuat suasana riuh.

"Hei, jangan berlari di koridor!" umpat seorang anak.

"Satoru, mau ke kantin?" tanya Suguru menatap ke arah bangku Satoru.

"Tunggu sebentar. Aku mau meletakkan ini di lokerku," kata Satoru. Ia mengambil beberapa tumpuk buku komik dari laci mejanya dan menumpuknya bersama beberapa buku cetak pelajaran.

"Ha? Kau membaca komik selama pelajaran?" tanya Amanai terkejut.

"Tidak ada yang melarang, kan?" tanya Satoru balik.

"Memang sih. Tapi, kalau sensei sampai tahu, bukankah kau akan kena marah? Semua buku komikmu akan disita," ancam Amanai.

"Itu tidak mempan padanya. Dia selalu mendapat nilai baik dan bisa menjawab pertanyaan. Makanya, sensei tidak pernah menegurnya," celetuk Shoko.

Satoru tersenyum puas dan menjentikkan jarinya ke arah Shoko.

"Daisuki, Shoko Chan," katanya sambil berlalu ke belakang kelas menuju loker penyimpanan barangnya.

"Menjijikkan sekali," Shoko mengedikkan bahu.

Satoru hanya tersenyum santai saat mendengar Shoko menjelekkan dirinya di hadapan Amanai. Ia membuka kunci lokernya dan meletakkan buku komiknya disitu.

Sreett....

Sebuah amplop kecil berwarna merah muda terjatuh saat Satoru menutup lokernya. Ia membungkuk untuk mengambil surat itu dan memeriksanya sebentar.

Untuk : Satoru Gojo, kelas 1-1

"Hah? Sejak kapan ini ada di dalam lokerku?" gumam Satoru.

"Ada apa, Satoru?" tanya Suguru heran.

Friend Zone (Satoru X suguru) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang