Matahari senja terlihat condong di ufuk barat. Sinarnya tenggelam, menyisakan cahaya jingga kemerahan yang indah dibalik bukit dan bangunan gedung yang tinggi.
Setelah mengantar Amanai ke halte bus, Satoru dan Suguru berjalan beriringan di trotoar. Sementara Shoko sudah pulang duluan karena ada acara keluarga.
"Kau capek, ya?" tanya Satoru. Ia melirik Suguru yang menuntun sepedanya dan bukannya menaikinya.
"Aku malas mengayuh. Kau mau memboncengku?" tanya Suguru balik.
"Tidak mau," jawab Satoru cepat. Suguru tertawa geli.
Langit kota Tokyo terlihat remang. Sinar matahari menghilang digantikan gelapnya malam. Lampu-lampu di sepanjang jalan menyala. Orang-orang berlalu lalang cepat.
"Apa yang akan kau lakukan malam ini?" tanya Satoru.
"Tidak ada. Mungkin, membantu bibi menjaga toko," jawab Suguru.
"Ah- membosankan sekali," Satoru merentangkan kedua tangannya.
"Satoru," panggil Suguru. Satoru menoleh.
Suguru terdiam sebentar. Menghentikan langkahnya dan membuat langkah Satoru otomatis juga terhenti.
"Nani? Ada yang ingin kau katakan?" tanya Satoru.
Suguru meneguk ludahnya. Terlihat ragu akan mengatakan sesuatu atau tidak."Nande o? Apa ada masalah?" tanya Satoru.
"Tidak ada. Ayo kita pulang. Kau langsung ke rumah?" tanya Suguru.
"Aku malas pulang ke rumah. Orang tuaku pasti sibuk bekerja," jawab Satoru. Suguru tertawa kecil.
"Kau cukup beruntung memiliki orang tua yang kaya raya," sergah Suguru.
"Sebenarnya tidak seberuntung itu," sahut Satoru.
"Kalau begitu, mau mampir ke rumahku?" tawar Suguru. Satoru mengangguk cepat bahkan sebelum Suguru menyelesaikan ucapannya.
"Ayo, siapa yang paling duluan sampai, dia yang menang!" Satoru berlari duluan. Membuat keputusan sepihak.
"Oii, Satoru!! Chotto Matte!" seru Suguru.
Ia mengumpat pelan dan menaiki sepedanya. Berusaha mengejar Satoru yang sudah beberapa meter di depannya.Dalam sekejap, Suguru berhasil mengejar langkah Satoru dengan menaiki sepedanya.
"Hahaha, jangan mencoba menipuku!" Suguru tertawa puas sambil melewati Satoru begitu saja.
"Jaa~ neee. Yang terakhir sampai rumah, harus mencuci piring malam ini!" Suguru melambaikan tangan dan melajukan sepedanya.
"Oiii!! Suguru!! Kau curang sekali! Aku akan membunuhmu!!" teriak Satoru. Dari kejauhan, ia bisa mendengarkan suara tawa puas dari Suguru.
- - - -
Satoru sampai di depan rumah Suguru saat langit sudah gelap. Ia agak membungkuk dan menghirup udara banyak-banyak untuk meredakan nafasnya yang ngos-ngosan.
"Okkaerimasu!" sapa Suguru. Ia sedang duduk di beranda depan rumah. Sepertinya sengaja menunggu Satoru.
"Sialan kau, Suguru!"
Satoru mengejar Suguru dan memiting lehernya. Dalam sekejap, perkelahian kecil itu terjadi. Suguru berusaha melepaskan diri dari Satoru.
"Ooii, Yamete, bakayaro!"
Pangg..... Pang...
Dua pukulan dari panci mendarat di kedua kepala anak itu. Seorang ibu paruh baya melotot sambil berkacak pinggang. Membuat Satoru dan Suguru saling melepaskan pitingan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone (Satoru X suguru)
Teen Fiction"Bisakah kita tetap berteman tanpa melibatkan perasaan?" ----------------------------- Kalimat itu menyakiti perasaan Satoru. Bagaimana pun juga, seharusnya dia tak mengungkapkan perasaannya. seharusnya ia memendam dalam-dalam perasannya sendirian...