Suguru mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Menatap ruangan UKS yang tampak lengang.
Seorang perawat duduk di meja administrasi."Ada banyak tempat tidur kosong. Silakan tidur," kata Suguru. Ia berjalan menuju ranjang yang dekat jendela. Menyibak tirai yang menjadi sekat antar ranjang satu dengan ranjang lain.
"Tempat favoritmu dekat jendela, bukan? Ayo, tidur disini," Suguru melambaikan tangan.
Satoru melangkah mendekati Suguru. Menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang itu. Kepalanya terasa pusing dan rasa kantuk menyergapnya.
"Tunggu sebentar, ya? Aku akan mengisi daftar administrasi dulu," ujar Suguru. Ia membenarkan letak kaki Satoru dan menyelimutinya, lantas berjalan menuju meja administrasi.
Menulis nama Satoru dan dirinya di daftar kunjungan UKS."Apa keluhannya?" tanya Penjaga UKS itu.
"Oh, dia alergi serbuk sari. Sudah minum obat anti alergi dan sekarang mengantuk. Mungkin itu efek obatnya," jawab Suguru.
"Oh, bagus sekali. Jangan lupa untuk selalu mengenakan masker ketika keluar rumah," pesan penjaga itu.
"Tentu saja," Suguru tersenyum tipis. Ia lalu berjalan menuju ranjang yang ditiduri Satoru. Ingin memeriksanya sebentar.
"E-eh? Kau tidak tidur?" tanya Suguru saat melihat mata Satoru masih terbuka dan berkedip.
Pria bermata biru itu menggeleng lesu. Kulit putihnya terlihat ruam memerah.
"Kenapa tidak tidur?" tanya Suguru.
"Aku tidak bisa tidur kalau ada Suguru disini," jawab Satoru.
"Oh, benarkah? Kalau begitu aku akan pergi—"
Srett...
Satoru menahan tangan Suguru yang hendak pergi.
"Jangan pergi," ujarnya.
"Katanya tak bisa tidur kalau ada aku?" tanya Suguru bingung.
"Tetap saja. Jangan pergi."
Suguru menghela nafas panjang. Ditatapnya Satoru yang kini terbaring di ranjang sambil memeluk lengannya.
"Baiklah, aku tidak akan pergi," katanya sambil mengusap kepala Satoru.
Tak ada sahutan. Hening. Tangan Suguru bergerak menyibak helaian rambut yang menutupi sebagian wajah Satoru. Pria itu tampak sudah terlelap dengan mata tertutup rapat. Nafasnya naik turun beraturan. Dengan tangannya yang masih memegang tangan Suguru.
Imut sekali.
Tanpa sadar, Suguru mengeluarkan ponselnya. Jemarinya menekan tombol kamera dan memotret Satoru yang tengah tertidur.
Cekrekk....
Imut. Benar-benar imut . . .Suguru tersenyum tipis melihat hasil jepretan di layar ponselnya.
Hanya sedetik. Senyumnya kemudian perlahan memudar. Sesuatu menyelinap ke otaknya seolah membuat pemikirannya sadar apa yang barusan ia lakukan.
Memangnya boleh, aku memotretnya tanpa izin? Tidak. Maksudku, kenapa aku memotretnya?
Suguru terdiam. Ia menatap layar ponselnya, lalu tatapannya beralih ke Satoru yang terlelap.
Kenapa aku berpikiran kalau Satoru imut?
Suguru menghela nafas panjang. Ia sedikit membungkuk untuk menatap Satoru lebih dekat. Perlahan, tangannya bergerak mengusap wajah Satoru. Menyingkirkan beberapa helai rambut yang jatuh menutupi wajah tampan itu.
Cantik sekali. Kenapa aku baru sadar kalau Satoru memiliki wajah secantik itu.
Suguru memejamkan matanya. Perasaan aneh menyelinap begitu saja. Membuat perutnya terasa digelitik dan jantungnya berdegup kencang tak beraturan.
Ia sengaja mendiamkannya. Meletakkan tangannya di wajah Satoru untuk menikmati debaran halus ini.Semaki lama, debaran itu semakin jelas rasanya. Ketika pandangannya menatap wajah Satoru, debaran itu semakin kencang seolah tak bisa ditahan.
Suguru memegangi dadanya, takut kalau-kalau jantungnya itu meloncat keluar.
"Nee~ Satoru, apa ada orang yang kau suka? Kau pernah mengatakan padaku kalau ada orang yang kau suka? Siapa itu? Kenapa tak memberitahuku?" gumam Suguru dengan suara pelan nyaris berbisik.
Jemarinya mengusap wajah Satoru lembut."Lain kali, segera bilang padaku kalau ada orang yang kau suka," gumam Suguru lagi. Ia menatap wajah Satoru lamat-lamat. Bulu matanya terlihat terlalu lentik untuk ukuran laki-laki. Membuatnya tampak terlihat cantik.
"Bilang padaku, ya? Supaya aku tak mengharapkanmu," gumam Suguru lagi. Ia mengusap rambut Satoru perlahan.
"Itu karena aku menyukaimu," bisik Suguru lagi. Dengan suara sangat lirih yang tak terdengar.
Sebuah senyum terukir indah di bibirnya. Tangannya bergerak lembut mengusap kepala Satoru lantas...Cup . . .
Sebuah kecupan mendarat di dahi Satoru. Suguru mengecupnya pelan dan lembut. Takut membangunkan pria yang sedang tidur itu.
"Daisuki, Satoru..."
______________________________
Up nih.
Btw menurut kalian yg jadi bottom (Uke) siapa?
Coba komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone (Satoru X suguru)
Teen Fiction"Bisakah kita tetap berteman tanpa melibatkan perasaan?" ----------------------------- Kalimat itu menyakiti perasaan Satoru. Bagaimana pun juga, seharusnya dia tak mengungkapkan perasaannya. seharusnya ia memendam dalam-dalam perasannya sendirian...