Chapter - 15

99 5 1
                                    

Menyusup Ke Markas Kultus.

Setelah dua hari perjalanan akhirnya sekarang Rubby dan lainya sudah sampai di Hutan di wilayah Kerajaan Forensia.

Para bawahan Luca yang sudah berada di sana mereka segera menjemput kami semua.

Hutan ini terlihat gelap dan banyak mengeluarkan aura kegelapan.

"Selamat datang Luca-sama, saya sudah membuat rute yang aman untuk di lewati, para Monster yang berada di rute itu juga sudah kami habisi."

Jelas salah satu bawahan Luca, ia memakai jubah Hitam tanpa terlihat wajahnya. Dari suaranya dia adalah seorang wanita.

"Kerja bagus. Ayo Rubby -chan kita masuk dan tetap waspada." tegas Luca.

"...umm baiklah."

Rubby dan yang lainya pun segera bergerak masuk ke dalam Hutan.

Aura kegelapan di sini terasa sangat kuat, sebenarnya apa yang sudah mereka lakukan. Pikir Rubby. Ia pun bertanya-tanya.

Setelah lama berjalan akhirnya mereka sampai di dekat Markas Kultus. Mereka pun melihat Markas Kultus dari kejauhan.

"Sekarang apa rencana Anda Luca-sama?" tanya Riesta.

"Seperti biasa, kalian semua harus menyerang mereka langsung, sementara aku dan Rubby akan menyusup untuk mencari keberadaan Alicia." jelas Luca.

"Baiklah. Kalau begitu kami akan mulai menyerang. Ayo semua kita serang." tegas Riesta.

Semua bawahan Luca segera menyerang, sementara Luca dan Rubby masuk ke Markas Kultus secara diam-diam.

"Rubby kita harus berhati-hati jangan bertindak sembarangan ya." jelas Luca.

"Kau tenang saja dasar bawel." jawab Rubby geram.

"Kau ini memang susah di atur ya?  ayo cepat kita masuk lewat saluran udara ini."

"Baik sini aku duluan." jawab Rubby . Ia pun segera masuk ke dalam saluran udara.

Mereka berdua memasuki saluran udara yang ukuranya lumayan sempit dan pas dengan tubuh mereka, mereka pun harus merangkak menyusuri saluran udara tersebut.

Saat sedang merangkak CD Rubby pun terlihat karena roknya yang sedikit terangkat Luca yang berada di belakang pun melihatnya.

"Rubby-chan, jadi kau memakai yang warna pink ya? itu imut sekali." ungkap Luca.

"Berisik dasar mesum...tolong abaikan CD ku."

"Baik, tapi aku tidak bisa memalingkan pandanganku."

"Cih." ungkap Rubby geram.

Di waktu yang sama itu tiba-tiba pakaian Rubby berlahan meleleh dan menyisakan Bra dan CD saja dan itu membuat Luca terkejut.

"Rubby, pakaianmu."

Rubby  juga terkejut setelah melihat Blood bodysuitnya meleleh.

Sial. Teryata ada yang memasang gangguan sihir disini, ini sangat merepotkan. Pikir Rubby.

"Luca-san, ada yang memasang gangguan sihir disini, energiku sihirku jadi tidak stabil." jelas Rubby.

"Kau benar, aku juga merasakanya, ngomong-ngomong apa tidak apa-apa aku melihatmu begitu Rubby-chan." tanya Luca dengan wajah memerah sembari memalingkan pandangan.

"Apa boleh buat kan, kau tidak terangsang saat aku begini kan?"

Dasar Rubby bodoh. Mana mungkin aku tidak terangsang melihat Gadis hanya mengenakan CD dan Bra saja, dia benar-benar Gadis yang sangat polos atau memang bodoh. Pikir Luca.

"Kalau itu...aku tidak terangsang kok. Ahaha." jawab Luca dengan senyum kaku.

Kalau aku jujur dia pasti akan marah. Jadi biarlah. Pikir Luca.

"Baguslah, tadinya kalau kau terangsang aku akan langsung membunuhmu."

Keringat dingin Luca pun langsung keluar ketika mendengar perkataan Rubby.

"Aku tidak mungkin terangsang dengan Gadis sepertimu jadi tenang saja, tapi untung saja CD dan Bra milikmu tidak meleleh, kalau itu juga ikut mungkin akan beda cerita." ungkap Luca.

"Tenang saja CD dan Braku ini Asli bukan Bodysuit jadi aman, waktu itu Alicia yang menyarankanya untuk memakai yang asli, jadi kau tak perlu khawatir."

"Jadi begitu yah, baguslah."

Setelah melewati saluran udara mereka pun keluar dan berada di sebuah ruangan.

"Kira-kira ruangan apa ini, banyak Monster yang di kurung di sini." ungkap Rubby.

"Kemungkinan ini adalah penjara untuk Monster yang menjadi bahan esperimen mereka." jelas Luca.

Bersamaan dengan itu tiba-tiba terdengar suara langkah kaki seseorang.

Luca pun segera menarik Rubby untuk bersembunyi di tempat sempit, mereka berdua saling berhadapan dan sangat dekat.

"Stttttt ada orang yang kesini diam lah." bisik Luca.

"Cih dasar menyebalkan." geram Rubby.

Jantung Luca pun berdebar-debar ketika berdekatan dengan Rubby, apa lagi dada Rubby menempel di dadanya dan Cuma memakai Bra dan CD saja dan membuat pikiran Luca kacau.

Situasi macam apa ini? Aku bisa merasakan dada Rubby yang menempel. Aroma Rubby juga sangat harum, kalau begini teru burungku pasti berdiri. Sial ini adalah reaksi ilmiah aku tidak bisa menghentikanya.

Burung Luca pun berdiri menyentuh CD Rubby.

"Hey Luca-san, kenapa tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang menonjol."

"M-Maafkan aku, ini adalah reaksi alami, aku tidak bisa menghentikanya."

Rubby pun terkejut. wajahnya langsung mendidih.

Jangan-Jangan yang menonjol ini adalah burung milik Luca? bodoh kenapa aku bisa sampai melupakan hal sepenting itu.

Pikir Rubby ia pun langsung memukul Luca sekuat tenaga karena malu sembari berteriak.

"Plaaak!!"

"Cepatlah menyingkir dariku bodoh!"

"Uaakkk!" teriak Luca.

Mendengar suara gaduh Rubby dan Luca penjaga itu pun segera memeriksanya.

"Hoe! Siapa di sana keluarlah." teriak penjaga itu.

"Dasar bodoh, gara-gara kau memukulku kita ketahuan." ungkap Luca.

"Mau bagaimana lagi, itu juga gara-gara kau terlalu dekat denganku." geram Rubby.

"Jadi sekarang mau bagai mana?"

"Apa boleh buat kita hajar saja langsung." tegas Rubby.

"Baiklah."

Rubby pun segera mengeluarkan pedang dari dalam item box miliknya karena ia tidak bisa membuat Blood weapon karena ada gangguan sihir.

Dengan cepat Rubby langsung menebas penjaga itu dengan pedangnya.

"Ehh? Teryata sangat mudah."

"Jangan sombong dulu, itu cuma penjaga, masih banyak orang kuat di sini jadi waspadalah." tegas Luca.

"Baiklah aku mengerti, lebih baik kita cepat cari sumber gangguan sihir ini sebelum kita bertemu dengan anggota kultus yang lain." jelas Rubby sembari memejamkan mata kirinya.

"Kenapa kau memejamkan mata kirimu?" tanya Luca.

"Aku sengaja mengumpulkan energi sihir di mata kiriku untuk jaga-jaga saja kalau bertemu Anggota kultus yang cukup kuat, jadi aku bisa menyetabilkan sihirku dan bisa menggunakan sihir dalam beberapa saat." jelas Rubby.

"Jadi begitu, kalau begitu ayo kita cari dulu sumber gangguan sihir ini."

Mereka berdua pun segera pergi ke beberapa ruangan untuk mencari sumber gangguan sihir tersebut.

Bersambung...

The last VampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang