☘9

35 6 0
                                    

Sejak kejadian waktu itu, Jerremy merasa Hazel menghindarinya. Tidak. Bukan mengindari. Lebih tepatnya tidak bersikap seperti biasanya. Seperti...

"Selamat pagi, Abassaaa~" sapa Hazel begitu masuk kelas dan melewati tempat duduk Abas yang memang berseberangan saja.

"Bentar, Jel... gue salah denger apa gimana nih?" Tanya Abas seraya mendekatkan bangkunya ke meja Hazel. Dia kaget dong tiba-tiba disapa oleh Hazel. Karena biasanya yang disapa sama Hazel kan... Jerremy.

Hazel menoleh. "Apa?"

"Lo tadi nyapa gue? Serius? Bukan Jerremy, nih?" Tanya Abas memastikan.

"Iya. Gue nyapa lo, Abassaaa~ lo nggak salah denger. Kenapa emang?"

"Abassa?" Rinda yang sedari tadi asik ngedrakor sontak menjeda kegiatannya dulu kemudian menoleh ke Hazel dengan wajah bingung.

"Iya, Abassa... singkatan dari Abassayang~" Hazel mulai flirting. Tak lupa dengan wink yang ia lemparkan ke arah Abas.

"Duh, Jeeel... Sumpah! Gue mau pinsan. Nggak bisa, Jel. Gue nggak bisa diginiin" Abas memegang dadanya yang seakan hendak meledak dikasih wink sama Hazel barusan.

"Anjay! Gue ketinggalan berita apaan nih sampe sejauh ini?" Rinda meletakkan ponselnya di atas meja begitu saja, memusatkan pandangannya ke Hazel dengan wajah meminta penjelasan. "Ada main apa lo sama Abasu, Jel?

"Eh, ada apa nih?" Lucas yang baru datang ikut nimbrung. Biasa, para penghuni bangku belakang ya gini... suka ribut.

"Ini, yang... masa si Ajel sekarang mau pindah haluan ke Abassu"

"Eh? Beneran, Jel? Udah move on lo sama Jerremy?" Tanya Lucas kemudian melirik ke arah seseorang di sebelah Abas yang tak lain adalah Jerremy.

Seperti biasa, laki-laki itu cuma diem meski sedang digibahin secara live. Malah asik ngegame dengan ponselnya. Yah kelihatannya kayak gitu, nggak tahu sih isi kepalanya. Ups!

"Kayaknya iya deh" balas Hazel membuat Rinda dan Lucas saling pandang. "Gimana, Bas? Mau gue ajak official nggak, nih?" Goda Hazel seraya menaik-turunkan alisnya. Hal itu berhasil membuat Lucas dan Rinda melotot. Sedangkan Abas, dia udah cengar-cengir kayak odgj.

"Jangan mau, Bas! Palingan lo dijadiin pelarian doang sama si Ajel" ucap Lucas.

"Demi ayang Ajel, gue rela deh dijadiin pelarian. Diajak kawin lari juga mah ayo... gas!"

"Kalau itu mah guenya yang nggak mau, Bas" ucapan Hazel membuat Rinda dan Lucas terbahak.

"Tega banget lo, Jel. Kit ati gue dengernya" Abas memegang dadanya, merasa seakan makhluk paling tersakiti.

"Udah sih, Bas. Nyerah aja. Cewek lain banyak kenapa harus Ajel, si cewek jadi-jadian?" Ucapan Lucas membuat Hazel melotot.

"Wah... ngajak gelud apa gimana nih, Cas?" Hazel mulai menyingsingkan lengan seragamnya.

"Ampun, lord. Hamba bersalah. Hamba menyerah!" Ucap Lucas mengangkat tangannya kemudian berlari ke tempat duduknya sendiri karena Bu Cahya---guru kimia sudah masuk ke kelas.

"Oh ya, Jel... buku kimia gue ada di elo, kan?" Tanya Rinda begitu ingat dengan buku tugas yang kemarin dipinjam sama Hazel.

"Oh iya ya. Bentar" Hazel mulai mengambil buku tugas punya Rinda di dalam tasnya. Namun...

"Anj---Astaghfirulloh!" Pekik Hazel menepuk jidatnya.

"Apa?! Jangan bilang buku tugas gue ketinggalan???!!!"

Hazel nyengir, ia teringat kalau semalam dirinya tuh belum selesai nyalin tugas Rinda karena Jeff datang dan nyuruh dia makan dulu. Akhirnya ya gitu... Hazel lupa buat nerusin tugasnya, bahkan ia tidak sempat memasukkan buku tugas milik Rinda maupun miliknya ke dalam tas sekolah.

Satnight Mission[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang