☘24

42 6 0
                                    

Hazel tengah membantu mengiris semangka. Sedang yang lainnya ada yang sibuk memasak, membuat kue, dan menyiapkan jajanan lainnya. Soalnya nanti sore bakalan ada acara mengaji, semacam syukuran, sekaligus mengundang anak yatim untuk berbagi rejeki juga.

Sedang siang ini, sementara mereka menyiapkan makanan serta jajanan untuk acara nanti sore, rumah sudah ramai kedatangan teman-teman sekelas Kai, juga beberapa guru yang mengajar. Tentu saja ada Bu Yunita juga.

"Eh, ini Hazel kan?"

'Anjir, kaget gue' untung saja Hazel tidak tersedak oleh semangka yang baru saja ia makan.

Tadi Budhe Rosa---Kakak dari Mami Liliana, baru datang dari Semarang bersama kerabat lainnya untuk menghadiri acara sunatannya Kai.

"Iya, Budhe" balas Hazel dengan senyuman.

"Wah wah... ayu banget ya kamu saiki. Tambah glowing. Budhe sampai pangling" Rosa mencubit pipi bulat Hazel gemas.

Hazel cuma ngangguk aja seraya nyengir meski dalam hati... 'Jadi dulu gue jelek banget gitu maksudnya?'

"Eh, ini Hazel? Wih... tambah cantik ya?" Lalu datang para kerabat lainnya.

"Hazel masih jadi pramugari?"

"Kamu kapan nikah? Adek kamu aja udah punya anak loh"

"Pacar udah punya? Mau Tante kenalin sama anak rekan bisnisnya Om Seto? Pengusaha. Mau ya tak kenalin"

"Atau sama temen suamiku aja, Mbak Hazel... mau dosen atau polisi? Kayaknya aku punya ignya. Coba lihat, Mbak. Cakep kan? Gagah lagi"

Nah ini nih, ramai yang Hazel tidak sukai. Ramai akan pertanyaan dengan akhiran mengandung promosi. Aish... malesin banget dengerin ocehan sedulur-sedulur Mami ini. Sama-sama cerewetnya.

Melihat Heera---anak perempuan Lea menangis membuat Hazel berkesempatan kabur dari mereka.

"Heera~nape lo nangis? Sini sama Aunty Hazel yang cantix aja yuks" Hazel mengulurkan tangannya ke arah Heera yang masih ada di gendongan Lea---menangis seraya mengucek mata. Dan Heera langsung merentangkan tangan mungilnya seakan ingin digendong Hazel.

"Ngantuk dia, Kak. Tapi nggak bisa tidur. Soalnya pada berisik sampai kedengeran sampai kamar" tutur Lea dengan suara pelan. Maklum, kamar mereka nggak ada pengedap suaranya.

"Btw udah dikasih susu belum nih?" Tanya Hazel seraya membenarkan kain gendongnya agar Heera nyaman dalam gendongannya. Dan itu berhasil, Heera berhenti menangis, tapi tangannya masih mengucek mata. Dengan gerakan lembut Hazel mengelap sisa air mata Heera beserta ingusnya menggunakan tissue.

"Tadi dikasih susu nggak mau. Tapi udah Lea siapin nih di botol" ucap Lea memberikan botol berisi ASInya kepada Hazel.

"Yaudah, lo istirahat aja sono. Biar Heera sama gue"

"Oke, thankyou Kak Hazelku sayang~"

"Dih, sok imut lo" cibir Hazel seraya memberikan Heera susu menggunakan botol kemudian mengajaknya keluar, mencari udara segar.

Di saat Heera sudah mulai terlelap dalam gendongan Hazel, tiba-tiba...

"Eh, Hazel... itu anak kamu?" Tanya ibu-ibu bergamis hijau tosca---tetangga, teman arisan Mami yang kebetulan baru keluar, kayaknya abis kondangan bersama tiga ibu-ibu lainnya.

"Iya"

"Eh? Emang kapan nikahnya? Kok tiba-tiba anaknya udah gede aja" itu suara ibu-ibu bergamis navy.

"Iya, anak downloadan soalnya" jawab Hazel asal.

"Ish, kamu ini... " ibu-ibu bergamis navy menggeplak pundak Hazel kemudian tertawa.

Satnight Mission[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang