☘18

36 7 0
                                    

"Oke, semua udah kebeli. So... otw samperin ayang Lucas" ucap Rinda setelah mengecek kantung belanjaannya membuat Hazel rolled eyes. Bahkan dia pasrah aja tangannya sedari tadi digandeng Rinda. Aish... gini amat nasib jomblo.

"Eh eh, Jel... ada es krim tuh. Beli yuk!" Seperti biasa, Rinda menarik tangan Hazel, berlari menuju kedai es krim. Heran banget, padahal tukang es krimnya tuh stay di tempat, enggak kemana-mana. Si Rinda emang hobi banget narik-narik tangan Hazel.

"Santai dong, Nda... lihat tuh ada papan reklame yang mencong. Kalau tiba-tiba jatuh gimana? Badan lo auto gepeng kalau sampai ketiban"

"Eh iya anjir banget nggak dibenerin" komen Rinda saat melihat papan reklame dengan tiang yang udah miring parah begitu. Apalagi posisinya di pinggir jalan, kalau sampai beneran jatuh kan kasian yang ketiban.

Sesampai di kedai es krim...

"Lo mau rasa apa, Jel?" Tanya Rinda.

"Gue strawberry aja. Tapi tiga tingkat ya" jawaban Hazel membuat Rinda berdecak. Tapi tetap memesankan.

"Ehm kalau gue... vanila, oreo, sama buble gum. Biar sama tiga tingkat juga deh. Hehe"

Dan tukang es krim pun menuruti permintaan pesanan mereka berdua.

Setelah membayar, mereka makan sambil jalan. Hazel mengeluarkan ponselnya, mau pesen grab. Saat noleh, ternyata Rinda sudah jalan lebih dulu di depan sambil pegang ponsel, lagi balesin chat dari Lucas.

"RINDA AWAS!"

"Akh!"

Hampir saja papan reklame yang jatuh tadi mengenai kepala Rinda jika Hazel tidak bergegas menarik tangan gadis mungil itu. Mereka berdua jatuh ke tanah, begitu juga dengan es krim mereka.

"Lo nggak papa, Nda?" Tanya Hazel khawatir.

Rinda yang masih shock hanya menggeleng. Lalu beberapa orang pejalan kaki datang membantu.

"Adek baik-baik aja?" Tanya Mas-mas penjual es krim, salah satu diantara mereka yang membantu mengangkat tiang yang ternyata mengenai kaki kiri Hazel.

"Saya baik--Akh!" Hazel merasakan sakit pada pergelangan kaki kirinya, untung saja Rinda sigap menangkap tubuh Hazel yang oleng.

"Ajel... lo berdarah" Rinda auto panik saat melihat darah mengucur di pelipis Hazel. Mungkin karena kesrempet ujung papan reklame tadi.

"Eh?" Hazel baru sadar kalau pelipisnya juga terluka.

"Ayo kita ke rumah sakit!"

"Eh?" Hazel kaget waktu tubuhnya diangkat begitu saja oleh seorang laki-laki.

Begitu Hazel mendongak...

"Mark Nct?"

•☘☘☘•

Jeff menekan bel yang ada di gerbang rumah Rinda dengan perasaan kesal. Dari tadi tak ada yang membukakan pintu untuknya. Jangankan pintu rumah. Pintu gerbang saja dikunci. Aish...

"Apa mereka nggak di rumah ya?" Gumam Jeff kemudian mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Hazel.

"Anjir, malah nggak aktif" akhirnya Jeff beralih menelpon Rinda.

Pada deringan ketiga, akhirnya diangkat.

"Oi, Nda---

"Bang Jeff..." terdengar suara Rinda seraya sesenggukan di seberang telepon.

"Heh, Nda... lo kenapa?" Jeff bingung dong karena Rinda manggil dia sambil nangis.

"Bang Jeff, Ajel---

Satnight Mission[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang