☘21

42 6 0
                                    

Hari di mana keberangkatan Jeff ke Canada akhirnya tiba. Begitu selesai acara wisuda, sorenya Jeff pergi ke bandara. Dengan Ayah, Bunda, Jerremy, dan Hazel tentunya yang pergi mengantar.

"Udah dong Bunda... jangan nangis terus. Jeff ke Canada buat jadi penerus tahta Kakek, bukan buat perang" Jeff mencoba menenangkan Bundanya yang terus menangis di dalam pelukannya.

Bunda Ana akhirnya mau melepas pelukannya pada Jeff. Menatap putra sulungnya dengan wajah sembab. "Iya iya... abisnya kan kita nggak pernah LDR, Jeff. Always bareng. Ya kan, Hazel?" Bunda noleh ke Hazel yang sedari tadi diem. Lagi nahan nangis dia.

Jeff menghampiri Hazel.

"Lo baik-baik ya di sini. Jaga kesehatan! Jangan telat makan. Jangan kebanyakan nonton anime. Rajin-rajin belajar, bentar lagi ujian" ucap Jeff. Hazel cuma ngangguk.

"Jangan sedih gitu dong, Mal... gue jadi berat buat pergi deh kalau gini" tutur Jeff yang melihat wajah sedih Hazel.

Ya bagaimana tidak sedih, Hazel tuh dari kecil tidak pernah jauh dari Jeff. Ketemu tiap hari, sudah terbiasa bersama. Belum pernah berpisah untuk waktu yang lama. Apalagi mereka baru official. Masih ingin sayang-sayangan. Eh... malah disuruh LDR.

Hazel yang sudah tidak kuat akhirnya menangis membuat Jeff menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Jeff peluk erat Hazel seraya mengecup puncak kepala pacarnya itu. Untung saja Hazel sudah keramas. Jadi wangi. Ehehe

"Bang Jep baik-baik ya di sana. Kabarin gue kalau udah nyampe" ucap Hazel seraya sesenggukan.

Jeff mengangguk kemudian melepas pelukannya, menyeka air mata yang membasahi pipi bulat Hazel.

"Sebenernya pengen banget gue cium lo, Mal... tapi sayang ada tiga orang yang mantau" ucapan Jeff membuat Hazel menggeplak pundak laki-laki itu.

"Udah sono, Bang berangkat! Udah dipanggil tuh" ucap Hazel memalingkan wajahnya seraya menyeka air matanya membuat Jeff terkekeh. Pacarnya itu pasti lagi salting.

"Jeff berangkat ya, Yah" Jeff salim ke Devon kemudian memeluk Ayahnya.

"Hati-hati ya, Jeff. Kabarin Ayah kalau udah nyampe di rumah Kakek" ucap Devon begitu melepas pelukannya. Sebenarnya ia juga berat melepas Jeff pergi ke Canada. Biar bagaimana pun, selama ini Jeff adalah partner geludnya di rumah. Kalau nggak ada Jeff, rumah pasti sepi.

"Sip, Yah" balas Jeff lalu beralih ke Jerremy.

"Gue berangkat ya, Jerr"

Jerremy salim ke Jeff kemudian memeluk Abangnya itu. "Hati-hati ya, Bang"

Jeff ngangguk kemudian melepas pelukan Jerremy.

Jeff salim ke Bundanya, lagi. Sebenarnya tadi udah, pertama malah. Tapi Bundanya nangis kejer nggak mau lepas dari pelukan Jeff, yaudah deh... Jeff salim lagi biar afdol. "Jeff berangkat ya, Bun"

Ana mengangguk, mencium seluruh wajah Jeff kemudian memeluknya sekali lagi.

"Hati-hati ya, Jeff. Jangan lupa, harus sering telpon Bunda! Pokoknya nggak boleh absen setiap harinya" ucap Ana. Jeff mengangguk seraya menampilkan senyum manisnya.

"Lo nggak mau salim juga, Mal?" Jeff mengulurkan tangannya.

Hazel yang sedang menyeka air matanya kini meraih tangan Jeff dan mengecupnya.

"Gue berangkat ya, Mal" Jeff mengecup kening Hazel lama kemudian mengelus puncak kepala gadis itu.

Hazel yang masih kaget cuma bisa ngangguk. Jujur saja, sebenarnya dia ingin sekali memeluk Jeff lebih lama dan tidak ingin melepasnya. Namun ia harus menahannya karena masih sadar ada Bunda, Ayah, dan Jerremy di sini.

Satnight Mission[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang