Entah operasinya berjalan lancar atau tidak tapi sampai sekarang papa singto belum sadarkan diri. Dokter mengatakan jika papa singto koma, sudah satu bulan lamanya, biaya rumah sakit semakin mahal namun semua itu di bayarkan oleh krist, krist yang ingin membayar itu walau sebenarnya singto merasa malu tapi dia berjanji akan mengganti uang krist nanti dan mencicilnya jika ia gajian.
Krist bak pahlawan untuk hidup singto, krist selalu ada di kala singto membutuhkannya, entah di saat singto sedih atau kehabisan uang, bahkan biaya sekolah jenny, krist juga membayarnya karna uang singto kadang habis untuk membayar obat untuk papanya.
Dokter sudah menyarankan agar alat bantu papa singto di lepas karna kata dokter papanya sudah tak ada harapan untuk bangun lagi namun singto masih menahan itu, dia belum siap di tinggalkan oleh papanya, apa lagi jenny yang masih sangat kecil.
"Apa jadwal saya besok?" Tanya krist kepada singto yang baru masuk ke dalam ruangannya.
"Bertemu tuan new di kota X" ucap singto.
"Itu artinya kita harus keluar kota?" Ucap krist.
"M-maaf, tuan. Apa boleh jika saya tak ikut? Kasian jenny jika saya harus keluar kota" lirih singto.
"Benar, batalkan pertemuan itu" ucap krist sambil tersenyum.
"T-tapi, tuan new akan marah dan membatalkan kerja sama kita nanti" ucap singto.
"Saya tak peduli" ucap krist.
Singto merasa jika dia sudah sangat membebani krist sekarang, bahkan krist rela membatalkan janji yang sudah mereka buat sebelumnya hanya demi dirinya agar tak meninggalkan adiknya sendiri.
"Hey, kenapa?" Ucap krist saat melihat singto terdiam, krist berjalan menghampiri singto.
"Saya..."
"Apa rumah sakit menagih bayaran lagi?" Tanya krist lembut.
"T-tidak, terima kasih untuk semuanya, tuan" ucap singto sambil memeluk krist sembari menangis.
Entah kenapa dia merasa sangat terharu mengingat bantuan krist selama satu bulan ini untuknya.
"Jangan menangis" ucap krist sembari mengusap punggung singto.
"Mau saya antar pulang? Jenny pasti sudah menunggu mu sekarang" ucap krist.
Singto hanya menganggukkan kepalanya. Keduanya berjalan keluar dari ruangan krist.
***
Di tengah perjalanan krist menghentikan mobilnya di depan sebuah restoran, krist membeli beberapa makanan lebih dulu sedangkan singto menunggu di mobil.Singto tak mengerti kenapa krist sebaik itu, mereka bahkan tak mempunyai hubungan apapun, keduanya juga masih bicara formal dengan menggunakan kata saya, tapi krist terlihat sangat peduli padanya dan adiknya.
**
"Kapan papa sembuh" gumam jenny sedih.Saat ini krist, singto dan jenny tengah makan malam bersama di dapur.
"Secepatnya, jangan bersedih" ucap krist.
Singto tak kuasa menjawab pertanyaan jenny, itu sebabnya ia memilih untuk diam.
"Habiskan makanan mu, setelah itu tidur" ucap singto.
Jenny hanya mengangguk dan memilih untuk memakan makanannya.
"Makan, sing" ucap krist saat melihat singto hanya diam.
"Saya tak selera" gumam singto.
"Setidaknya sedikit saja" ucap krist.
Singto menggelengkan kepalanya, krist tak ingin memaksa singto, ia lebih memilih untuk memakan makanannya.
"Tuan, biar saya yang mencucinya" ucap singto saat melihat krist membereskan piring bekas mereka makan. Sekarang jenny sudah kembali ke kamarnya.
YOU ARE READING
Possessive Boss ✓
FanfictionDingin, menyebalkan, semua orang selalu salah di mata seorang krist perawat, atasan singto di kantor. Namun bodohnya singto tetap bertahan dengan bos menyebalkannya itu. Bxb, mature content, m-preg, krist seme, singto uke(!)