Part 9

672 83 30
                                    

Apa seperti ini rasanya patah hati bahkan sebelum memulai? Rasanya benar-benar sakit, krist meremas dadanya sendiri mencoba untuk mengusir rasa sakit di hatinya karna penolakan singto. Ucapan singto tadi masih terngiang-ngiang di kepalanya, singto menolak cintanya, singto berharap dia mendapatkan seseorang yang lebih baik lagi darinya sedangkan yang krist mau hanya singto.

Ini kali pertama krist merasakan jatuh cinta namun ia langsung di tolak mentah-mentah oleh pria yang sangat dicintainya.

Krist menghapus air matanya saat ia tersadar jika dia menangis.

"Krist, kamu kenapa?" Ucap seorang wanita yang baru saja masuk ke dalam kamar krist.

"Kenapa kamu kesini?" Tanya krist.

"Maaf, aku hanya bosan di rumah. Aku juga sudah mengetuk pintu tadi namun sepertinya kamu tak mendengar itu, jadi aku langsung masuk" ucap alice.

Alice memang sudah sangat sering ke rumah krist bahkan keluar masuk kamar krist dan krist sudah tak heran lagi jika melihat kedatangan alice.

"Oh" gumam krist.

"Kamu menangis? Ini kali pertama aku melihat mu menangis" ucap alice.

"Aku patah hati" ucap krist sembari menghapus air matanya.

Alice reflek tertawa terbahak-bahak saat mendengar itu, ayolah ini kali pertama alice mendengar jika krist patah hati.

"Kamu jatuh cinta!?" Ucap alice, krist hanya mampu menganggukkan kepalanya.

"Siapa wanita itu?" Tanya alice.

"Singto" lirih krist.

"Oh, ku pikir seorang wanita" gumam alice.

"Singto menolak cinta ku" lirih krist sedih

"Dia benar-benar bodoh" ucap alice.

Ponsel krist berdering, ia melihat panggilan yang baru saja masuk dari singto. Krist langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Phi krist, jemput aku.. tadi dokter menghubungi ku dan mengatakan jika papa.. hikss... Papa---" singto tak melanjutkan ucapannya, ia hanya terus menangis.

"Aku akan kesana" ucap krist.

"Kamu mau kemana, krist?" Tanya alice saat melihat krist beranjak dari duduknya.

"Menemui singto" ucap krist.

"Bukankah baru saja kamu menangis karna singto menolak cintamu? Kenapa sekarang kamu malah ingin menghampirinya" ucap alice.

"Singto pasti membutuhkan ku sekarang, aku pergi dulu" ucap krist sembari berlari kecil keluar dari kamarnya.

Krist mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Saat ia tiba di depan rumah singto, di lihatnya singto tengah menangis dan duduk di teras rumahnya.

"Phi krist, ayo ke rumah sakit" ucap singto saat melihat kedatangan krist.

"Dimana jenny?" Tanya krist.

"Dia sudah tidur" ucap singto.

Krist hanya mengangguk dan menjalankan mobilnya dengan kencang menuju rumah sakit, singto terus menangis sejak tadi sehingga membuat krist tak berani menanyainya, apa yang terjadi pada papa singto sekarang?

Saat tiba di rumah sakit, singto langsung keluar dari mobil dan berlari sekencang mungkin. Saat ia masuk ke dalam ruangan papanya di rawat, tubuh singto lemas, tubuh papanya sudah di tutup dengan kain putih, singto menangis sembari memeluk jasad papanya.

Ya, singto memang mendapatkan panggilan dari pihak rumah sakit yang mengatakan jika papa singto telah meninggal dunia. Itu sebabnya singto menangis histeris saat ini.

"Kenapa papa tega meninggalkan ku dan jenny, bagaimana kami hidup tanpa papa sekarang?" Ucap singto sambil menangis.

Krist melihat singto seperti sangat hancur, perlahan ia berjalan menghampiri singto dan memeluk singto.

"Phi krist... Hikss... Papa pergi menyusul mama, Papa tega meninggalkan ku dan jenny, papa dan mama jahat" ucap singto sambil terus menangis memeluk krist.

"Papa mu tidak jahat, apa kamu tega jika papamu masih disini papa mu akan terus merasakan sakit? Sekarang papa mu sudah tak sakit lagi, tolong jangan menangis atau papamu akan tak akan tenang di alam sana" ucap krist.

"Apa yang harus ku katakan pada jenny nanti, hikss..."

"Jenny pasti akan mengerti" ucap krist, ia memeluk singto dengan erat dan mengusap punggungnya berusaha untuk menenangkan singto.

Krist sangat tahu dengan apa yang di rasa oleh singto sekarang karna 3 tahun yang lalu ia juga mengalaminya, kehilangan dua orang tuanya sekaligus dalam kecelakaan.

Hati krist terasa perih saat mendengar tangisan singto, apa yang harus di lakukannya? Ia tak suka melihat singto menangis.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sudah 7 hari sejak papa singto meninggal, singto masih meratapi kepergian papanya, ia tak masuk kantor dan terus menangis di kamarnya, sedangkan jenny sudah terlihat merelakan kepergian papanya, ia bahkan sudah masuk sekolah hari ini.

Setiap hari dalam satu minggu ini krist menemui singto ke rumahnya, membawakan makanan untuk singto dan jenny, berusaha keras menghibur singto agar ia tertawa.

"Sing..." Ucap krist.

Singto menatap ke arah krist yang baru saja datang dengan mata sembabnya.

"Apa kamu sudah makan siang?" Tanya krist.

"Belum" ucap singto.

"Saya membeli makanan, ayo makan siang bersama. Jenny sudah makan di dapur sekarang" ucap krist.

"Aku tak selera makan" ucap singto.

"Saya tak mau kamu sakit, sing" ucap krist khawatir, karna selama seminggu ini singto memang sangat jarang makan.

"Jangan pedulikan aku, phi. Kenapa phi selalu ke rumah ku setiap hari!! Bukankah phi mempunyai banyak pekerjaan!!" Ucap singto marah.

"Saya mengkhawatirkan mu" ucap krist.

"Aku tak perlu di khawatirkan!!  Lagi pula aku bukan siapa-siapa phi sehingga phi harus mengkhawatirkan ku!!" Ucap singto.

"Sing... Setidaknya ayo makan siang dulu" ucap krist lembut.

"Tidak!! Pergi dari sini!! Jangan ganggu aku!!" Teriak singto.

"Jangan seperti ini" ucap krist.

"PERGI!!!" Teriak singto sehingga membuat krist terkejut mendengarnya.

Teriakan singto bahkan terdengar hingga ke dapur membuat jenny tersedak makanan saat mendengar itu.

"Baiklah, saya pergi. Jangan lupa makan siang" ucap krist kemudian ia langsung pergi dari sana.

Rasanya benar-benar menyakitkan saat di bentak oleh orang yang di cintainya, apa lagi niat krist baik, krist hanya tak mau singto sakit namun niat baik krist sepertinya tak di hargai oleh singto.


















Tbc.

Possessive Boss ✓Where stories live. Discover now