Hari-hari berlalu, poon semakin gencar mendekati singto, ia bahkan selalu menemui jenny di sekolahnya, hal itu membuat singto merasa tak nyaman dengan poon, awalnya ia berpikir biasa saja, namun poon semakin terang-terangan ingin dekat dengannya.
Tak jarang jika poon selalu hadir dimana pun singto berada, entah itu di kantin kantor, tempat parkir atau bahkan depan kantor, walau singto tak pernah sendiri dan selalu bersama krist namun poon selalu berusaha hadir di tengah-tengah krist dan singto, ia seakan tak takut dengan krist.
Krist memang belum memecat poon, itu permintaan singto, krist akan tampak kekanak-kanakan jika ia sampai memecat poon. Singto berjanji pada krist jika dia akan menjaga jarak dengan poon dan tak akan memperdulikan poon lagi.
Singto juga sudah berbicara dengan jenny menyuruh agar jenny tak terlalu dekat dengan poon.
Saat ini singto tengah berjalan ke toilet, entah kenapa ia merasa jika ia sedang di ikuti sejak tadi namun singto tak terlalu memperdulikan itu, ia tak menoleh ke belakang dan masih terus berjalan.
Singto masuk ke dalam salah satu bilik toilet, beberapa menit kemudian ia keluar dan terkejut saat melihat keberadaan poon di depan pintu toilet.
"A-apa yang kamu lakukan disini?" Ucap singto.
"Aku hanya ingin bicara dengan mu" ucap poon.
"Huh, apa yang ingin kamu bicarakan?" Tanya singto.
"Aku... Entah kenapa aku merasa jika kamu menjauhi ku akhir-akhir ini" ucap poon.
"Menjauhi mu? Kita bahkan tak pernah dekat sebelumnya dan aku bersikap biasa saja. Aku hanya sedang menjaga jarak dengan orang lain, apa lagi aku sudah menikah dan mempunyai suami sekarang" ucap singto.
"Aku... Aku hanya ingin dekat dengan mu" ucap poon.
"Kamu bisa menganggap ku teman" ucap singto.
"Lebih dari teman, apa boleh?" Ucap poon.
"Maksud mu?" Ucap singto bingung.
"Kekasih, mungkin?" Ucap poon.
"Hah!?" Ucap singto terkejut, itu benar-benar kata-kata yang sangat konyol yang pernah di dengarnya.
"Aku sudah menikah, kamu bahkan hadir di pesta pernikahan ku!" ucap singto.
"Aku tak peduli, aku menyukai mu, sing. Bahkan sejak lama, apa kamu ingat dengan boneka, coklat dan cincin yang di berikan oleh gun? Itu dari ku" ucap poon jujur.
"Jadi kamu yang memberikan itu semua?"
"Ya, aku bahkan sudah memperhatikan mu sejak lama, sejak awal kamu bekerja di sini, aku hanya malu ingin mengajak mu berkenalan, aku, aku hanya sedikit terlambat, kamu baru menikah, tak masalah, itu bukan masalah yang besar, aku tetap ingin dekat dengan mu, tolong biarkan aku lebih dekat dengan mu mulai hari ini" ucap poon sembari memegang tangan singto.
Singto langsung menarik tangannya hingga pegangan tangan poon terlepas.
"Gila" ucap singto sembari beranjak pergi, namun poon malah menahan tangan singto.
"Aku gila karna mu" ucap poon.
"Tolong lupakan niat mu itu atau aku akan menyuruh phi krist memecatmu!" Ucap singto.
"Ku mohon... Ijinkan aku mendekatimu"
"Bodoh! Benar-benar bodoh! Apa kamu tak mengerti? Aku sudah menikah, poon!!" Ucap singto.
"Aku tak peduli" ucap poon sembari mendorong tubuh singto sehingga membuat singto terhuyung dan bersandar di dinding toilet.
"Aku mencintai mu! Sejak awal kamu memang milik ku! Aku bahkan sudah memperhatikan mu sebelum krist!!" Ucap poon sembari mengukung tubuh singto di dinding.
Singto mendorong dada poon namun itu tak membuat poon bergerak sedikit pun.
"Pergi!!" Ucap singto.
Baju poon di tarik ke belakang oleh krist, kemudian krist memukul wajah poon sehingga membuat singto terkejut.
"Apa yang kamu lakukan pada suami ku!!" Ucap krist sembari memukul poon dengan membabi buta.
Poon hanya diam tak melawan, dia pasrah di pukul oleh krist, singto yang sudah tak tega melihat itu langsung menghentikan suaminya. Singto memeluk krist erat agar krist berhenti.
"Dia sudah sangat terluka, phi" gumam singto sembari memeluk krist.
Beberapa karyawan yang kebetulan ingin ke toilet terkejut saat melihat pemandangan penyeramkan itu.
"Ini akibat jika kalian berani mendekati milik ku!" Ucap krist pada beberapa karyawan yang melihat mereka.
Ia menggandeng pinggang suaminya kemudian pergi dari sana, sedangkan poon di Bantu oleh beberapa karyawan membawanya pergi dari sana.
***
"Shit! Dia benar-benar menyebalkan!!" Ucap krist saat mereka masuk ke dalam ruangannya, singto hanya diam tak menjawab, ia bingung harus mengatakan apa lagi.Krist mengambil telepon di ruangannya dan menghubungi pihak HRD.
"Pecat karyawan yang bernama poon" ucap krist singkat kemudian ia mematikan panggilannya.
"Phi krist" ucap singto.
"Aku sudah muak dengannya, sing. Dia bahkan terang-terangan ingin mendekati mu dan apa yang di katakannya tadi, jadi dia penggemar rahasia mu itu!?" Ucap krist kesal.
Sepertinya krist sangat marah dan suasana hatinya benar-benar kacau sekarang.
Krist duduk di kursi kebesarannya sembari memijat kepalanya, dia masih suka pusing karna kehamilan singto yang masih muda, sekarang tambah pusing karna mengingat poon yang ternyata adalah penggemar rahasia singto.
Singto duduk di pangkuan krist dan krist hanya membiarkan itu, dia tahu singto pasti akan menggodanya agar dia tak marah.
"Apa aku harus mengorbankan pantat ku lagi hari ini? Rasanya pantat ku benar-benar sakit di korbankan setiap hari untuk membujuk phi krist" lirih singto dalam hatinya.
Karna memang hampir setiap hari krist marah karna pria yang bernama poon itu, krist suka cemburu lalu singto akan menggoda suaminya agar tak marah lagi.
"Aku milik phi krist" ucap singto.
"Kamu memang milik ku. Dengar, aku tak akan segan-segan untuk membunuh siapapun yang berusaha merebutmu dari ku" ucap krist sembari memeluk pinggang singto sehingga membuat tubuh singto semakin menempel padanya.
Krist mendaratkan ciumannya di leher singto, menghirup aroma tubuh singto sembari menggigit kecil lehernya meninggalkan tanda kepemilikan disana, singto mendongakan kepalanya memberi akses untuk sang suami agar suaminya mudah menjelajahi leher jenjangnya.
Tbc.
YOU ARE READING
Possessive Boss ✓
Hayran KurguDingin, menyebalkan, semua orang selalu salah di mata seorang krist perawat, atasan singto di kantor. Namun bodohnya singto tetap bertahan dengan bos menyebalkannya itu. Bxb, mature content, m-preg, krist seme, singto uke(!)